Setiap generasi mempunyai perjuangannya masing-masing. Para pendahulu kita mewariskan sebuah kedamaian sehingga kita bisa menikmati hari-hari tanpa perlu merasakan kecemasan dan ketakutan. Generasi setelahnya mewariskan bermacam-macam bangunan yang sebelumnya belum pernah ada sehingga dijuluki sebagai generasi pembangunan. Pasca generasi perjuangan dan pembangunan, lahirlah generasi yang berusaha memajukan Indonesia dalam bidang teknologi sehingga Indonesia tak lagi kelabakan menghadapi era millenial-zaman di mana setiap individunya sangat bergantung dengan teknologi.
Kita harus dengan sekuat tenaga menjaga rasa tenang dan damai yang diwariskan kepada kita. Dan itu salah satu cara kita berterima kasih kepada mereka yang telah memerdekakan bangsa ini. Kita juga harus berusaha memberi apa yang bisa dinikmati oleh anak cucu kita kelak. Kita tidak boleh menjadi generasi yang egois, yang hanya memanfaatkan warisan para leluhur tanpa mau melahirkan sebuah resolusi baru yang mestinya bisa dinikmati oleh para adik-adik penerus kita. Ketika seseorang tidak bisa mewariskan sesuatu untuk para penerusnya, maka kehadiran orang tersebut tidaklah dibutuhkan.
Lalu muncul sebuah pertanyaan, apa yang seharusnya kita wariskan? Perdamaian sudah diwariskan. Pembangunan sudah dikokohkan. Teknologi juga sudah diturunkan. Lalu apa yang tersisa untuk kita?
Apa yang membuat era millennial tampak menjemukan? Semakin ke sini, semakin banyak kita temukan bahwa media massa, khususnya media online, dijadikan sebagai ajang untuk saling bertengkar, menyebarkan konten palsu, dan berbagai kepentingan lain yang nyatanya memang sangat merugikan orang lain. Kalaulah memang keinginan kita bulat untuk memiliki sesutau yang diwariskan, ada sebuah usulan untuk mewujudkan hal tersebut, kita bisa mewariskan nilai-nilai dan pemahaman tentang etika-etika dalam menggunakan sosial media kepada generasi setelah kita agar teknologi yang seharusnya memberikan kita sebuah kemudahan dan manfaat tidak lagi disalahgunakan untuk kepentingan-kepentingan yang merusak ketentraman hidup bersama.
Kita bisa mewarisi nilai-nilai agar anak cucu kita bisa merasakan hidup sedamai-damainya tanpa ada kecemasan apakah berita ini fakta atau palsu? atau apakah berita ini bisa dipertanggungjawabkan keabsahannya? Dll. Agar para generasi penerus dapat menikmati bangunan dan teknologi yang telah susah-susah diperjuangkan tanpa harus merasa tertekan dengan berita-berita palsu atau dengan ujaran kebencian yang malang melintang di media massa-offline maupun online. Nilai-nilai yang seperti apa? Segala jenis nilai kehidupan yang menunjang baiknya muamalah seseorang bukan hanya dengan orang lain melainkan juga dengan Tuhannya.
Tidak mudah memang, kita hanya harus berusaha mewujudkannya.