Awal kedatangan, kami merasa bingung, serasa apa yg ada difikiran kosong dan bingung, suasana sepi hening, seolah tiada aktivitas sama sekali semuanya termenung sembari berfikir kegiatan apa yg akan kami lakukan?.
Keesok harinya kami bersama adek adek berinisiatif untuk mencari sentral pusat keagamaan dan pendidikan dan kami menelusuri jalan yg begitu terjal bebatuan, di temani ibu Dwi istri pak muji, pak muji adalah seorang warga Bojong dusun 7 bandung jaya yg memberikan tumpangan rumah selama aktivitas PPM (Praktik Pengabdian Masyarkat) berlangsung, beliau seseorang yg kuat agamanya dan aktif di masyarakat kami di sambut dengan sangat baik.
perjalan menuju masjid sangatlah jauh dan kami 12 orang berjalan kaki menelusuri jalan yg panjang dan berbukit setiap langkah demi langkah kami menghitung dan mencari rumah orang islam, mayoritas di sepanjang jalan kami lewati rumah rumah hindu atau biasa di sebut kaum bali. Berbagai bentuk interior candi pure tempat persembahyangan orang hindu. dalam perjalan menuju masjid kami menghitung, ada 4 rumah ke arah timur, milik orang islam. Hati ini semakin bingung apa yang harus kami lakukan bagaimana mengumpulkan anak – anak bahkan warga kami tak menemukan satupun anak anak yg bermain di pelataran rumah. Tak terasa sampailah kami di masjid, setalah 1 jam setengah perjalanan. Disana sunyi sepi tidak ada orang satupun bahkan marbot Masjidpun tak ada, kami masuk dan membersihkan masjid yg setengah jadi, dikarenakan pembangunannya belum selesai. Melihat keadaan Masjid yang memprihatinkan kami membersihkan bersama-sama dan kemudian pulang.
Dua hari berikutnya, kami datang ke balai dusun, lebih mengejutkan lagi keadaan dusun terasa tak ada kehidupan semakin kami kaget tidak jauh dari balai dusun terdapat 2 ruangan itulah sekolah yg sudah kurang lebih 2 tahun lamanya tidak aktif… yahh sudahlah kami berusa bangkit bersama adek adek bertekat membangun dan mengaktifkan segala kegiatan pendidikan, dan kami jadikanlah balai dusun sebagai pusat pembelajaran dan ahirnya datanglah pak rt dan pak muji pak rt sebelumnya sudah kami jelaskan kedatangan dan maksut kami untuk masyarakat mengikuti segala aktivitas masyarakat, kami membersihkan balai dusun dan kami menyimpan 6 meja dan 18 kursi, untuk pasilitas belajar. Dusun Bojong termasuk daerah sulit air, kami menimba air untuk membersihkan lantai balaidusun, dan menyusun rencana mereka merubah semua rencana yang sudah ada. Kepala dusun di sini dan pak rt pak kade dine itu hindu tapi beliaulah yang berperan membantu kami dan memperkenalkan kami ke seluruh warga baik itu hindi ataupun muslim sore harinya kami memperkenalkan diri dan menjelaskan kedatangan kami.
Tiga hari berikut dan seterusnya. Alhamdulillah antusias warga muslim dan bali sangat baik, disitulah kami membentuk “sekolah Alam” kami berharap dengan kedatangan kami memberi arti penting terhadap pendidikan warga dusun khususnya dan warga Indonesia umumnya, kami salut walaupun berbeda agama mereka saling menghargai satu sama lain dan saling mengerti pantangan yang tidak di perbolehkan dalam setiap agama. Kami sempat kaget karena melihat antusias warga mengantarkan anak anak untuk sekolah alam belajar dan bermain, Alhamdulillah 58 siswa yang kami ajar yg meliputi TK,SD,SMP,bahkan masyarakat senang karena kami membuat dusun menjadi lebih hidup lagi dan ramai. Biasanya mereka hanya di rumah saja dan banyak yang tidak sekolah karena keadaan sekolah yang sangat jauh dan kebanyakan orang tua berladang dan kurang memahami pentingnya pendidikan berawal dari situ. Mereka membuat kami Bersemangat, kobaran semangat yang membara inilah yang membuat kami nyaman dan berarti, dan suatu kebanggaan kami diberi kepercayaan untuk membuat acara peringatan mauled nabi dan yang memberikan tausyiah itu perwakilan dari kami. Masyarakat sangat bahagia dan kami pun senang, di acara itu sekaligus kami meresmikan sebuah mushola yang baru selesainya pengecatan. Kami sempat sedih hanya sekelumit yang baru kami buat itulah bentuk menguatkan kaum islam. Sementara umat hindu tempat sembahyangnya bagus rapih sedangkan kita seadanya.
Dari pengalaman bermasyarkat yang telah kami lalui beberapa hari ini, banyak cerita yang mengharukan dan membuat kami semua selalu bersyukur. Kami melihat masyarakat tak pernah mengeluh dengan keadaan yang begitu jauh dan terbatas mereka merasa nyaman degan hasil ladang, padi, jagung, kopi,coklat dan singkong. Selain itu kamu juga terharu mendengar celotehan murid-murid kami membuat kami sangat senang dengan keberadaan kami dan tidak pernah sebelumnya mereka kumpul . Di antara yang begitu menarik dan membuat kami kagum pada masyarakat dusun Bojong adalah walaupun mereka berbeda keyakinan tapi mereka saling menghargai antar agama.
PPM: Praktik Pengabdian Masyarakat Pondok Pesantren Darunnajah jakarta
Sumber: Panita PPM 2016