Pesantren Darunnajah selalu berkomitmen untuk mencetak generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki akhlak mulia, wawasan luas, serta kemampuan mengajar yang baik. Salah satu program unggulan yang menjadi ciri khas dari sistem pendidikan Darunnajah adalah Amaliyah Tadris, sebuah program praktik belajar mengajar yang dirancang untuk melatih santri menjadi seorang guru dan pendidik.
Program ini merupakan bagian dari Tarbiyatul Mu’allimin Wal Mua’llimat Al-Islamiyah (TMI), sistem pendidikan khas Pesantren Darunnajah, yang mengintegrasikan ilmu agama, ilmu umum, dan praktik lapangan. Amaliyah Tadris tidak hanya menjadi ajang pengembangan diri, tetapi juga salah satu syarat utama bagi santri akhir TMI sebelum mereka dinyatakan lulus dari pesantren.
Melatih Santri Menjadi Pengajar yang Berkualitas
Amaliyah Tadris adalah program praktik mengajar yang dirancang untuk mempersiapkan santri kelas 6 TMI agar mampu menyampaikan ilmu kepada orang lain dengan cara yang sistematis, menarik, dan mendalam. Dalam program ini, santri tidak hanya diajarkan bagaimana menyampaikan materi di depan kelas, tetapi juga bagaimana menjadi pendidik yang mampu memotivasi, menginspirasi, dan memberikan teladan kepada peserta didik.
Santri yang mengikuti Amaliyah Tadris akan merasakan langsung pengalaman sebagai seorang guru. Mulai dari menyusun Persiapan Pembelajaran, memilih metode pembelajaran yang sesuai, memanfaatkan media pembelajaran, hingga menghadapi dinamika kelas. Dengan pendampingan langsung dari para ustadz dan ustadzah yang berpengalaman, program ini menjadi sarana yang efektif untuk mencetak calon pendidik yang kompeten.
Membangun Karakter di Balik Kurikulum Resmi
Salah satu hal yang membuat Amaliyah Tadris istimewa adalah keberadaannya sebagai bagian dari hidden curriculum Pesantren Darunnajah. Hidden curriculum merujuk pada pelajaran-pelajaran yang tidak secara eksplisit tertulis dalam kurikulum formal, tetapi memiliki dampak yang besar dalam membentuk kepribadian santri.
Dalam Amaliyah Tadris, santri tidak hanya belajar tentang bagaimana mengajar, tetapi juga membangun karakter seperti tanggung jawab, kedisiplinan, kepercayaan diri, serta kemampuan berkomunikasi. Semua nilai-nilai ini ditanamkan secara mendalam melalui proses yang bertahap, dimulai dari latihan kecil hingga praktik penuh di depan audiens.
Sebagai hidden curriculum, Amaliyah Tadris juga menanamkan nilai-nilai keikhlasan dalam mengajar. Para santri diajarkan bahwa tugas seorang pendidik bukan hanya menyampaikan ilmu, tetapi juga menjadi teladan dalam akhlak dan perilaku. Hal ini sejalan dengan filosofi pendidikan di pesantren yang menekankan pentingnya keikhlasan dalam setiap amal.
“خَيْرُ التَّعَلُّمِ التَّعْلِيمُ”: Sebaik-Baiknya Belajar Adalah Mengajar
Dalam dunia pendidikan Islam, ada sebuah prinsip yang berbunyi, “خَيْرُ التَّعَلُّمِ التَّعْلِيمُ yang artinya “Sebaik-baiknya belajar adalah mengajar.” Prinsip ini menjadi landasan dari program Amaliyah Tadris di Pesantren Darunnajah.
Mengajar adalah proses belajar yang lebih mendalam. Ketika seseorang mengajarkan sesuatu, ia tidak hanya menyampaikan informasi, tetapi juga memperkuat pemahaman dirinya terhadap materi yang diajarkan. Santri yang menjalani Amaliyah Tadris akan menyadari bahwa mengajar memerlukan pemahaman yang komprehensif, karena seorang guru harus mampu menjelaskan konsep dengan cara yang sederhana dan mudah dipahami oleh siswa.
Lebih dari itu, mengajar juga melatih santri untuk mengembangkan keterampilan seperti berpikir kritis, berempati, dan memecahkan masalah. Dalam prosesnya, santri akan belajar bagaimana berinteraksi dengan peserta didik yang memiliki karakteristik berbeda-beda, serta bagaimana menangani situasi yang tidak terduga di dalam kelas.
Bagi santri kelas 6 TMI, Amaliyah Tadris bukan hanya sekadar program pelatihan, tetapi juga salah satu syarat penting untuk kelulusan. Program ini biasanya dilaksanakan menjelang ujian akhir, sehingga menjadi momen krusial bagi para santri. Melalui Amaliyah Tadris, santri akan mendapatkan penilaian dari pembimbing dan peserta didik, yang nantinya akan menjadi bagian dari evaluasi akhir mereka.
Selain menjadi syarat kelulusan, Amaliyah Tadris juga membantu santri untuk mempersiapkan diri menghadapi tantangan-tantangan selanjutnya, baik dalam ujian maupun dalam kehidupan nyata. Pengalaman mengajar ini memberikan kepercayaan diri kepada santri bahwa mereka mampu berbagi ilmu dan menjadi pendidik yang bermanfaat di masyarakat.
Pesantren Darunnajah Mencetak Generasi Pendidik Berakhlak Mulia
Melalui Amaliyah Tadris, Pesantren Darunnajah tidak hanya mencetak santri yang cerdas, tetapi juga membentuk generasi pendidik yang berakhlak mulia, berwawasan luas, dan siap mengabdi kepada masyarakat. Dengan pengalaman mengajar yang diperoleh dari program ini, santri diharapkan dapat menjadi penerang di tengah masyarakat, membawa nilai-nilai Islam ke berbagai lapisan, dan menjadi pemimpin yang amanah.
Amaliyah Tadris bukan hanya sebuah program pendidikan, tetapi juga sebuah perjalanan untuk membentuk diri menjadi pribadi yang lebih baik, dengan mengamalkan ilmu yang telah dipelajari selama bertahun-tahun di pesantren.