Pesantren seribu tangga, begitulah alumni dan para santrinya menjuluki almamaternya, Pesantren Darunnajah Cipining.
Karena tempatnya berbukit-bukit, mengharuskan jalan-jalan penghubung antartempat menggunakan jalan berundak, agar tidak terlalu melelahkan.
lokasi yang berbukit, serta pohon-pohon rindang membuat Pesantren Darunnajah Cipining secara alamiyah memiliki jalanan, baik setapak maupun kendaraan naik turun.
Hampir di setiap lokasi pesantren akan ditemukan jalan bertangga. Terutama di kampus satu yang memiliki ketinggian lumayan.
baik di asrama dan kelas terdapat jalan bertangga, maka secara otomatis para santri akan berolahraga setiap saat dan waktu, baik ketika mau pergi ke hammam, madrasah, maupun ke masjid untuk menunaikan sholat.
Iya, seribu tangga dan seribu kenangan pula yang tergurat di sana. Berjuta tapak dan langkah terjejaki di sana, dari Aldacipta sampai Clearista.
Aldacipta sang pelopor, tentu banyak kenangannya bersama seribu tangga, begitupan adik-adiknya juga berandil menggoreskan sejuta lembaran cerita dalam tangga.
Kisah seribu tangga yang kini telah berusia 27 tahun, ditemani rimbunan pohon Cempedak, manggis dan hamparan rerumputan dan berbalut wajah binangkit makin mengkharisma, seakan memanggil-mengaung untuk Aldacipta dan keluarganya kembali ke pelukannya.
Mereka yang dulu duduk di seribu tangga tatkala kecil. Berlalu di punggung-punggung tangga dengan riang penuh tawa, dengan duka penuh air mata, dengan jengkel penuh masam muka dan berbagai kalutan hati, kini telah dewasa dan jauh entah ke arah mana.
Seribu tangga seakan-akan ingin berbicara, aku akan jadi saksimu wahai pejuang Allah. Mereka yang bermula 200 orang, dan beribu orang lainnya yang telah mengenyam pendidikannya di pesantren.
Seribu tangga kini masih setia sebagai saksi sejarah derap laju langkah santri Darunnajah Cipining untuk menimba ilmu.
Seribu tangga tetap setia, walau telah menua, memberikan jalan-jalan bagi mereka yang mau menanam dan menuai ilmu agamanya.
Seribu tangga kini telah melahirkan pula anak-anak tangga lainnya untuk melayani tamu Allah menekuni agama-Nya di Pesantren Darunnajah Cipining.
Seribu tangga kini menjadi buah bibir setiap yang pernah mampir padanya, dan tertancap dalam hati-hati mereka sang pelaku sejarahnya.
Seribu tangga, semoga engkau tetap teguh menghantarkan putra-putri muslimin untum belajar agama sebagai wujud persemaian generasi Rabbani.(Mr. Song)