Pendidikan Tertua di Dunia
Pendidikan tertua di dunia kaya akan sistem pendidikannya, dan ternyata memiliki sejarah penting yang sangat mandalam. Pendidikan yang saat ini terus berjalan, telah mengalami berbagai macam fariasi. Meskipun terdapat banyak fariasi, namun tetap satu tujuan, yaitu membentuk karakter seorang insan/manusia menjadi yang lebih baik lagi.
Kata “Pondok” berasal dari Bahasa Arab yaitu funduq yang berarti tempat tinggal, asrama atau hotel. Sedangkan kata Pesantren diadopsi dari kata santri yang diberi imbuhan pe-an yanng berarti tempat para santri. Artinya istilah pesantren diadopsi dari kata “Funduq” yang banyak terdapat di Lingkungan Universitas Al-Azhar Cairo Mesir, merujuk kepada kamar-kamar yang terletak di sekitar ruang utama Masjid Al-Azhar yang dihuni oleh mahasiswa laki-laki. Jadi, Pondok Pesantren adalah tempat para santri menuntut ilmu agama dengan sistem asrama, kiai sebagai sentral figur atau pengaruh utama, masjid sebagai titik pusat yang menjiwainya.
Sedangkan istilah “Pesantren” berasal dari pe-santri-an, yang berfokuskan dengan kata “santri” yang berarti orang yang selalu mengikuti jejak gurunya. Terkadang kata santri juga diasumsikan sebagai gabungan kata “saint” yang berarti manuia baik.
Inilah lembaga tertua yang ada di dunia, yaitu Pesantren. Awal sejarah munculnya pesantren adalah ketika sebuah perkumpulan/halaqoh atau suatu kelompok, mereka selalu mengadakan rutinitas pembelajaran di sebuah tempat khusus, yang dinamakan Masjid serta terdapat satu orang pemimpin sebagai pengatur dan penggerak kegiatan atau yang sekarang ini disebut sebagai seorang Kiai. Tetapi pertemuan tersebut tidak berjalan maksimal, karena tidak semua orang berkesempatan dapat bertemu dengan Kiai sekaligus mendapatkan ilmu pengetahuan secara langsung.
Dengan permasalahan yang dijelaskan diatas, maka Kiai berinisiatif untuk membangun sebuah bangunan yang mengelilingi area masjid, serta digunakan untuk tempat penginapan. Bangunan tersebutlah yang sekarang dinamakan “asrama”. Maka semua murid yang ingin menuntut ilmu bisa 24 jam bertemu dengan Kiai sekaligus mendapatkan ilmu pengetahuan dan pendidikan yang maksimal.
Elemen yang ada di Pesantren
Sesuai dengan kebutuhan yang harus terpenuhi oleh sebuah pesatren sebagaimana telah menjadi pendidikan tertua adalah, harus adanya beberapa elemen penting dan berpengaruh besar. Elemen yang dimaksud adalah Kiai, Masjid, Santri, Pondok, Kitab Islam Klasik (Kitab Kuning)
Semua elemnen atau komponen tersebut harus terus berkesinambungan, karena saling memperngaruhi satu sama lain. Mulai dari penggerak kegiatan, tempat atau fasilitas kegiatan, sasaran kegiatan/pendidikan, serta media pembelajarnya juga harus lengkap.
Perilaku Kiai sangat berpengaruh besar terhadap pendirian, perkembangan dan keberhasilan dalam mencapai tujuan pesantren. Sering kali, identitas sebuah pesantren terlihat dari kemapuan atau bakat yang dimilki oleh seorang Kiai tersebut. Mengapa demikian? Karena apa yang kiai tersebut lakukan akan lebih fokus terhadap tujuan awal berdirinya sebuah pesantren. Pertama dimulai dari minat, bakat serta kemauan, digabungkan menjadi sebuah tujuan.
Masjid yang dibangun di dalam pesantren akan manjadi pusat pembelajaran, pendidikan serta kegiatan, dan yang paling penting adalah sebagai pusat ibadah yang para santri. Kegiatan rutin yang dilakukan di Masjid sering disebut dengan Kultum atau Kuliah Umum. Para santri sangat mudah mendapatkan ilmu pengetahuan baru melaui para Ustadz. Selain mendengarkan ceramah atau kultum tersebut, banyak juga halaqoh atau kelompok-kelompok yang sering mendakan diskusi sepurat ilmu pengetahuan Islam.
Pembahasan mengenai Tafsir Al-Quran juga sering dilakukan, atau pembahasan mengenai fikih-fikih islami maupun kontenporer. Semua metode tersebut dilakukan tidak lain bertujuan agar para santri bisa berperan aktif dalam sertiap pendidikan yang ada. Dan metode tersebut juga yang selalu dilakukan pada masa Pendidikan Tertua dahulu.
Kurikulum Pendidikan di Pesantren
Pada lembaga pendidikan pesantren tradisional (salaf) kurikulumnya sangat bervariasi, karena kurikulum pada model pesantren ini sangat ditentukan oleh pengelola lembaga (kiai). Tetapi secara umum pengajaran pada lembaga pendidikan pesantren tradisional adalah kitab-kitab klasik, terutama karangan para ulama yang menganut paham syafi’iyah yang merupakan satu-satunya materi pengajaran yang diberikan dalam lingkungan lembaga pesantren pada saat itu. Pada perkembangan selanjutnya, banyak lembaga pesantren yang telah memberi pengajaran ilmu-ilmu umum yang dianggap tidak menyimpang dari tujuan utamanya, yaitu mendidik para calon ulama yang tetap konsisten pada ajaran islam. (Zarkasyi; 2005: 83).
Yang lebih penting dari kurikulum adalah hidden kurikulumnya. Yaitu kegiatan diluar kelas seperti asrama, organisasi (siap dipimpin dan siap memimpin), lebih membekas dan berpengaruh besar terhadap pembentukan mental dan karakter serta pola pikir santri.
Tidak ada lembaga pendidikan yang lebih kondusif dalam hal kurikulum selain lembaga Pendidikan Pesantren. Mengapa demikian? Karena, kurikulum yang digunakan di dalam sebuah pesatren adalah yang terus dilakukan selama 24 jam non stop. Mulai dari para santri itu tidur sampai bangun lagi, selalu ada pengawasan khusus yang dilakukan oleh kiai dan ustadz. Segala sesuatu yang dilihat, didengar, dan dirasakan adalah pendidikan yang sesungguhnya. Gerak-gerik yang terus dilakukan oleh para Kiai maupun, akan secara langsung mereka serap bahkan dapat mereka jadikan pedoman dalam memalakukan segala sesuatu.
Jadi, para kiai dan guru harus sangat berhati-hati dalam bertindak, berbicara, mengarahkan, menegur, sampai mengevaluasi para santrinya. Dalam pengajaran dan pendidikannya Pesantren menggabungkan metode salafiyah dan medern. Ini yang akan menjadi keunggulan terbesar.
Apa saja Kegiatan di Pesantren?
Kegiatan di Pesantren tidak hanya dilakukan didalam kelas saja, sebagaiman yang sering dilakukan oleh sekolah-sekolah formal biasanya. Tetapi kegiatan diluar sekolah inilah yang sangat penting, karena para santri bisa terus aktif bergerak, berkarya, mengembangkan ide dan potensi, berdiskusi dengan sesama teman maupun guru. Hal ini yang sering juga dilakukan di dunia pendidikan tertua dahulu.
Serta banyak sekali ektrakulikuler yang bisa diikuti. Pengembangan minat dan bakat akan terus difasilitasi dengan adanya kegiatan yang mewajibkan para santri untuk terus berfikir hingga berhasil mengasilkan sesuatu yang baru. Berbagai macam perlombaan telah disediakan, karena sebagai tolak ukur kempuan para santri. Perlombaan yang sengaja diadakan oleh setiap lembaga pesantren, maupun perlombaan diluar pesantren, bahkan sampai tingkat Internasional.
Bagaimana Cara Mengetahui Keberhasilan Pesantren dalam Mendidik Peserta Didik?
Caranya sangat mudah, yaitu dengan melihat para alumni Pesantren yang berhasil mencapai kesuksesan diluar sana. Diterimanya para alumni dilingkungan masyarakat. Membangun pesantren ditengah-tengah masyarakat. Menciptakan dan menyediakan lapangan pekerjaan untuk para masyarakat. Aktifnya para alumni dalam mengikuti berbagai macam organisasi yang tersedia di setiap perguruan tinggi, maupun lingkungan masyarakat.
Khususnya adalah para alumni Pesantren Darunnajah 2 Cipining yang sudah tersebar diberbagai macam negara. Kegiatan mereka diluar negeri sangat beraneka ragam. Selain malnajutkan jenjang pendidikanya, mereka juga berhasil menjadi petugas bahkan pengisi materi didalam setiap halaqoh yang ada.(Wardan/Mbafer)