Lembaga pendidikan Islam diharapkan mampu menjadi lembaga yang mandiri, baik dari segi kurikulum yang punya kekhasannya maupun mandiri dalam segi perekonomiannya.
Dengan kemandirian ekonomi, pesantren mampu mengembangkan lembaga pendidikannya dengan baik, menyelenggarakan beragam kegiatan-kegiatan serta mencetak kader dengan maksimal.
Sebagaimana pendidikan Islam dahulu diselenggarakan pada masa-masa Nabi Muhammad yang bernama Kuttab, pembiayaannya mandiri. Kemudian dilanjutkan pada generasi khulafaurrasyidin juga demikian. Pada masa dinasti-dinasti penyelenggaraan pendidikan juga majjanan, dukungan finansial diberikan, bahkan porsinya luar biasa banyak.
Termasuk halnya pendidikan di masa raja-raja di Nusantara, Samudera Pasai, Perlak, Demak dan lain sebagainya tidak terlepas dari dukungan ekonomi.
Maka sama halnya dengan pesantren-pesantren di Indonesia, seyogyanya untuk memperkokoh kekuatan dan kemandirian perekonomiannya dengan memanfaatkan sumber sdm dan sda yang dipunyainya.
Pesantren Darunnajah Cipining dalam usahanya menguatkan kemandirian ekonominya memberdayakan potensi-potensi yang ada, baik dalam bidang perkayuan, pertanian, perikanan, koperasi, peternakan dan lain sebagainya.
Termasuk usaha yang baru-baru ini mulai diproduksi untuk kepentingan dagang adalah paving blok dan bataco untuknpembangunan.
Kedua produk tersebut sebenarnya sudah lama diproduksi oleh pesantren, namun baru untuk pembangunan di dalam saja tidak untuk dijual. Namun saat ini, dengan menggandeng toko material Harkat Jaya, pesantren mulai melayani pembelian paving dan bataco tersebut, baik perorangan maupun lembaga.
kedua bahan material tersebut terjamin kualitasnya, karena sesuai dengan takaran standarisasi pembuatan. Harga yang dipatok untuk 1 batako sebesar Rp. 3.300, sedang untuk paving Rp. 3.600 atau 1M² Rp. 151.200,-(WARDAN/Mr. Song)