Rabu (01/02) Di Pondok Pesantren Annur Darunnajah 8, santri tidak terbatas hanya sebagai objek, melainkan juga dididik menjadi subjek, karena pada dasarnya pekerjaan paling mulia adalah guru. Namun guru pun tidak sebatas mengajar, seorang guru yang baik perlu memahami betul cara terbaik untuk menyampaikan ilmunya kepada peserta didik.
Oleh karena itu perlu diadakannya pengarahan pengajar agar santri mengetahui lebih dulu visi misi ataupun tujuan melakukan kegiatan tersebut dan agar tidak keliru dalam memberikan suatu pelajaran.
Dalam pengarahan kali ini para calon pengajar pelajaran sore atau yang lebih akrab dikenal darsul masa seolah diperbaharui kembali niatnya, diberi setumpuk motivasi dan dorongan penuh, guna menjadi pengajar yang berkualitas. Sebagaimana yang disampaikan oleh Ustadz Tri Yulianto bahwa pengajar mesti memiliki beberapa kriteria, yaitu akhlakul karimah, memiliki budi pekerti yang baik dan juga berpengetahuan luas.
“semua orang yang mengajar pasti belajar, tapi orang yang belajar belum tentu mengajar” ucap beliau di tengah pengarahan.
Tidak sampai di situ, cara penyampaian materi kepada peserta didik juga menjadi satu hal penting yang harus di perhatikan, karena pengajar tidak terpatok mendikte materi, namun juga harus bisa memahamkan kepada peserta didik hakikat pelajaran yang disampaikan.
Apalah arti mengajar bila dari segi penyampaiannya saja sudah keliru.
“At thoriqotu Ahammu minal Maddah”
Dengan tata cara yang tepat, maka pemahaman peserta didik akan mudah di dapat.
Hal ini tidak hanya berlaku dalam kegiatan pelajaran sore, namun berlaku pula pada kegiatan Muhadhoroh (Public Speaking).
Mengapa demikian, sebab salah satu cara melihat perkembangan bahasa di pondok pesantren adalah dengan melihat perkembangan muhadorohnya. Faktanya dua kegiatan ini tentu saling berkaitan, sebab kegiatan muhadoroh juga menjadi salah satu modal dasar ketika mengajar.
Dari muhadoroh kita diajarkan untuk terbiasa berbicara di depan umum serta mampu menyampaikan materi dengan baik dan benar.
Muhadhoroh di pondok ini bukan sekedar berdiri, angkat suara, dan berkoar dengan suara lantang. Namun kegiatan ini juga mengangkat nilai tentang pentingnya berbahasa, baik berbahasa Arab maupun berbahasa Inggris
Dalam kegiatan muhadoroh, para pembimbing juga dituntut untuk mampu menjadi contoh bagi para anggotanya. Hal tersebut dibuktikan pada saat pengarahan, Rabu malam 1 Februari 2023, baik calon pembimbing putra maupun putri ditantang untuk maju ke depan khalayak, mempertunjukkan kemampuannya dalam berpidato.
Lalu apakah pengarahan berhenti di situ? tentu tidak.
Pembahasan berlanjut pada cara penulisan I’dad yang dilengkapi oleh Ustadz Ade Furqon. Mulai dari penjelasan mengenai Ghardul ‘aam dan Ghardul khos, isi materi mengajar hingga tahap evaluasi, guna mengetahui sejauh mana pemahaman peserta didik atas materi yang telah disampaikan.
Pada akhir pengarahan, mereka kembali diberi siraman motivasi agar dapat pula menyalurkannya kepada para adik kelas, peserta didik mereka. Harapannya, pengarahan ini mampu menjadi wasilah khususnya bagi para pengajar agar dapat meningkatkan kualitas dalam kegiatan belajar mengajar pelajaran sore, maupun agenda Muhadhoroh.