ORASI ILMIAH
“MEMBANGUN KAMPUS UNGGUL DAN BERKARAKTER DI ERA 5.0”
Oleh: Prof. Dr. H. E. Mujahidin, M.Si
Rektor Universitas Ibn Khaldun Bogor
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Tantangan Umat Islam Indonesia
Pertama: Populasi Umat Islam yang Terus Menurun.
- Ketika proklamasi dikumandangkan tahun 1945, umat Islam di Indonesia mencapai 98% dan pada tahun 70-an (+30 tahun) umat Islam menurun menjadi 95%. Dengan demikian, dalam 25 tahun setelah merdeka penurunan umat Islam mencapai 3%.
- Tahun 2010, populasi umat Islam tinggal 85.1 %. Jadi dalam 40 tahun terakhir, penurunan populasi umat Islam mencapai 10 %. Jika kondisi ini terus berjalan, maka 40-50 tahun yang akan datang populasi umat Islam akan menurun 20-30%.
Kedua: Lemahnya Umat Islam dalam Menguasai Ekonomi dan Aset-Aset Finansial.
- Menurut Prof. Yusril, umat Islam hanya menguasai 26% tanah di Indonesia. Padahal, ketika perang kemerdekaan, pelaku utamanya adalah umat Islam.
- Per Maret 2011 pihak asing telah menguasai 50,6 persen aset perbankan nasional. Dengan demikian, sekitar Rp1.551 triliun dari total aset perbankan Rp3.065 triliun dikuasai asing. Secara perlahan porsi kepemilikan asing terus bertambah. Per Juni 2008 kepemilikan asing baru mencapai 47,02 persen.
- Lebih tragis lagi di sektor minyak dan gas. Porsi operator migas nasional hanya sekitar 25 persen, selebihnya 75 persen dikuasai pihak asing. Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Migas Kementerian ESDM menetapkan target porsi operator oleh perusahaan nasional mencapai 50 persen pada 2025.
- Rasulullah SAW adalah seorang pengusaha sukses. Ketika beliau menikahi Siti Khadijah, maharnya adalah 100 ekor unta.
- Dalam setiap peperangan, Rasulullah memobilisasi dana. Contoh pada Perang Tabuk.
Ketiga: Peranan Politik Umat Islam Semakin Kecil.
- Dilihat dari legislatif, tahun 1955 partai Islam memperoleh 45.13 %; tahun 1999 menurun menjadi 36.8%. Pada tahun 2014 menurun 31.3 % serta tahun 2019 hanya 29.26% (PKB, PKS, PAN dan PPP.
- Perundang-undangan daerah yang berbau religius banyak yang tidak diimplementasikan.
Keempat: Kualitas Pendidikan Masyarakat dalam Bidang Agama yang Semakin Menurun.
- Pendidikan yang ada tidak mendidik manusia menjadi muslim yang baik, contoh perhatian pemerintah (MI di Kemenag 92 % swasta, 8 % negeri; kalau SD, 92 % negeri, 8 % swasta), sarana prasarana yang tdk berorientasi kepada pengembangan spiritual.
- Akibatnya, banyak pelajar yg tdk bisa baca al-Qur’an, bahkan mengalami degradasi dalam melaksanakan ajaran Islam:
Misi Perguruan Tinggi
- Menjadi uswah dalam proses pembelajaran
- Menjadi uswah dalam penelitian
- Menjadi uswah dalam pengabdian kepada masyarakat
- Menjadi uswah dalam menyebarkan nilai-nilai Islam kepada masyarakat
Strategi Pencapaian
Pertama: Pembinaan Karakter
- Kesempatan kuliah adalah ujian. Jika lulus dari ujian ini dengan nilai sempurna maka Allah SWT akan mempersiapkan “tempat “ yang mulia. Ambilah pelajaran dari Nabi Ibrahim AS dalam QS. Al Baqarah ayat 124:
وَإِذِ ابْتَلَى إِبْرَاهِيمَ رَبُّهُ بِكَلِمَاتٍ فَأَتَمَّهُنَّ قَالَ إِنِّي جَاعِلُكَ لِلنَّاسِ إِمَاماً قَالَ وَمِن ذُرِّيَّتِي قَالَ لاَ يَنَالُ عَهْدِي الظَّالِمِينَ ﴿١٢٤﴾
“Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman: “Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia”. Ibrahim berkata: “(Dan saya mohon juga) dari keturunanku”. Allah berfirman: “Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang-orang yang zalim”
- Milikilah karakter-karakter yang baik. Dalam UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003, disebutkan karakter yang harus dimiliki adalah (1) beriman, (2) bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, (3) berakhlak mulia, (4) sehat, (5) berilmu, (6) cakap, (7) kreatif, (8) mandiri, (9) menjadi warga negara yang demokratis, dan (10) bertanggung jawab.
- Contohlah karakter Nabi Yahya As dalam QS. Maryam ayat 12-14:
يَا يَحْيَى خُذِ الْكِتَابَ بِقُوَّةٍ وَآتَيْنَاهُ الْحُكْمَ صَبِيّاً ﴿١٢﴾ وَحَنَاناً مِّن لَّدُنَّا وَزَكَاةً وَكَانَ تَقِيّاً ﴿١٣﴾ وَبَرّاً بِوَالِدَيْهِ وَلَمْ يَكُن جَبَّاراً عَصِيّاً ﴿١٤﴾
“Hai Yahya, ambillah Al Kitab (Taurat) itu dengan sungguh-sungguh. Dan Kami berikan kepadanya hikmah selagi ia masih kanak-kanak.”
Nabi Yahya As. memiliki karakter: (1) rasa belas kasihan, (2) suci dari dosa, (3) bertakwa, (4) banyak berbakti kepada kedua orang tuanya, (5) tidak sombong, dan (6) tidak suka melakukan maksiat.
Kedua: Peningkatan Prestasi Akademik
- Raihlah prestasi akademik yang tinggi ketika kuliah. ”IPK memang bukan segalanya tetapi dengan IPK yang tinggi, anda bisa memulai segalanya”. Ambilah pelajaran dari Thalut yang diangkat pemimpin karena memiliki ilmu yang luas dan tubuh yang perkasa, Allah Swt berfirman dalam QS. Al Baqarah ayat 247:
إِنَّ اللّهَ اصْطَفَاهُ عَلَيْكُمْ وَزَادَهُ بَسْطَةً فِي الْعِلْمِ وَالْجِسْمِ وَاللّهُ يُؤْتِي مُلْكَهُ مَن يَشَاءُ وَاللّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ ﴿٢٤٧﴾
“Sesungguhnya Allah telah memilihnya menjadi rajamu dan menganugerahinya ilmu yang luas dan tubuh yang perkasa.” Allah memberikan pemerintahan kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Luas pemberian-Nya lagi Maha Mengetahui.”
Ketiga: Peningkatan Kompetensi Profesi Nasional
- Kompetensi profesional adalah kecakapan yang dimiliki dalam lingkup program studi yang dipilih. Alumni STAI Darunnajah Bogor harus memiliki kompetensi profesional yang tinggi karena akan membuka lapangan kerja bagi dirinya sendiri. Ambilah pelajaran dari Nabi Yusuf As dalam QS. Yusuf ayat 55:
قَالَ اجْعَلْنِي عَلَى خَزَآئِنِ الأَرْضِ إِنِّي حَفِيظٌ عَلِيمٌ ﴿٥٥﴾
“Berkata Yusuf: “Jadikanlah aku bendaharawan negara (Mesir); sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga, lagi berpengetahuan.”
Keempat: Peningkatan Kemampuan Riset
- Kemampuan riset harus dikembangkan di kalangan mahasiswa. Ilmu tidak bisa berkembang kalau tidak ada kegiatan riset. Para nabi dan para ulama terdahulu adalah ahli-ahli riset di masanya.
Nabi Adam adalah nabi yang mengetahui seluruh nama yang ada dan manfaatnya; Nabi Idris adalah periset di bidang pertanian, Nabi Nuh adalah periset dalam bidang perkapalan, Nabi Muhammad SAW adalah pembawa masyarakat jahiliyyah menjadi masyarakat yang maju dan beradab hanya dalam waktu 23 tahun, Ibn Khaldun adalah bapak sosiologi dunia, Ibn Sina adalah bapak kedokteran dunia, dsb.
Kelima: Peningkatan Pengabdian pada Masyarakat
- Kepedulian terhadap masyarakat harus dimiliki oleh alumni STAI Darunnajah Bogor. Jadilah penolong mereka maka Allah Swt akan menjadi penolongmu. Dari Abu Hurairah ra berkata, telah bersabda Rasulullah SAW:
وَ اللهُ فىِ عَوْنِ اْلعَبْدِ مَا كَانَ اْلعَبْدُ فىِ عَوْنِ أَخِيْهِ
“Allah senantiasa menolong seorang hamba selama hamba itu menolong saudaranya”. HR. Muslim.
Keenam: Peningkatan Kemampuan Berdakwah
- Setelah kuliah, tugas alumni STAI Darunnajah Bogor juga adalah berdakwah. Allah SWT berfirman dalam QS, Ali Imran ayat 104:
وَلْتَكُن مِّنكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَأُوْلَـئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ ﴿١٠٤﴾
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma`ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.”
Ketujuh: Peningkatan Kemampuan Berwirausaha
- Allah Swt berfirman dalam QS. Al -Qayat 77:
وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآخِرَةَ وَلَا تَنسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَأَحْسِن كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الْأَرْضِ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ ﴿٧٧﴾
“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (keni`matan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.”
- Prof. Tolchah Hasan: “Bagi umat Islam, uang bukan segala-galanya, tetapi segala-galanya memerluka uang.”
- Prof. Uman Suherman: “Uang tidak bisa dibawa mati tetapi banyak orang yang merasa mati karena tidak punya uang.”
Kedelapan: Publikasikan Seluruh Kegiatan
- Ada 3 kelompok manusia dalam bekerja yang terkait dengan publikasi, yaitu: (1) sedikit bicara banyak bekerja, (2) banyak bicara sedikit bekerja, dan (3) banyak bicara banyak bekerja.
- Alumni STAI Darunnajah Bogor harus menjadi orang-orang yang banyak bicara dan banyak bekerja sehingga menjadi contoh bagi yang lainnya.
Insya Allah, alumni STAI Darunnajah akan berhasil!!!
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.