Isra’ Mi’raj adalah salah satu peristiwa paling luar biasa dalam sejarah Islam. Perjalanan ini membawa Nabi Muhammad ﷺ dari Masjidil Haram di Makkah ke Masjidil Aqsha di Palestina, lalu naik ke langit menuju Sidratul Muntaha. Kejadian ini bukan sekadar perjalanan fisik, tetapi juga spiritual, mengandung banyak hikmah dan pelajaran berharga bagi kita semua.
Tulisan ini membahas tentang makna dan hikmah dari peristiwa Isra’ Mi’raj, relevansinya dengan kehidupan kita, serta solusi yang dapat diambil dari Al-Qur’an dan Hadits. Berikut uraiannya:
Mengapa Isra’ Mi’raj Merupakan Mukjizat? Isra’ Mi’raj terjadi di luar batas logika manusia. Nabi Muhammad ﷺ mengalami perjalanan luar biasa dalam waktu yang sangat singkat, sesuatu yang tidak mungkin dilakukan oleh manusia biasa. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering merasa terbatas oleh akal dan ilmu manusia. Namun, peristiwa ini mengajarkan bahwa kuasa Allah melampaui batasan tersebut.
Allah berfirman dalam Al-Qur’an: “سُبْحَانَ ٱلَّذِىٓ أَسْرَىٰ بِعَبْدِهِۦ لَيْلًۭا مِّنَ ٱلْمَسْجِدِ ٱلْحَرَامِ إِلَى ٱلْمَسْجِدِ ٱلْأَقْصَى ٱلَّذِى بَٰرَكْنَا حَوْلَهُۥ لِنُرِيَهُۥ مِنْ ءَايَٰتِنَآ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلْبَصِيرُ” (Al-Isra: 1)
Artinya: “Maha Suci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.”
Dalam kehidupan, kita dihadapkan pada situasi yang tampak mustahil. Namun, dengan iman dan keyakinan kepada Allah, tidak ada yang tidak mungkin. Seperti dalam hadits shahih yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari (No. 3207), Rasulullah ﷺ bersabda, “Aku diisra’kan lalu diperlihatkan kepadaku surga dan neraka.”
Apa Makna Perjalanan Malam Bagi Kehidupan Kita? Perjalanan malam menunjukkan bahwa cobaan dan kesulitan sering kali terjadi dalam kondisi yang gelap dan sulit. Nabi Muhammad ﷺ mengalami Isra’ Mi’raj setelah menghadapi tahun kesedihan, kehilangan istri tercinta Khadijah dan paman beliau Abu Thalib. Namun, Allah memberikan penghiburan melalui perjalanan luar biasa ini.
Ketika kita menghadapi kesulitan, kita harus percaya bahwa setiap cobaan membawa hikmah. Allah selalu memberikan jalan keluar bagi hambanya yang bersabar. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim (No. 2999), Rasulullah ﷺ bersabda, “Sungguh menakjubkan perkara seorang mukmin, semua urusannya baik baginya. Jika ia mendapatkan kesenangan, ia bersyukur dan itu baik baginya. Jika ia tertimpa kesulitan, ia bersabar dan itu baik baginya.”
Bagaimana Isra’ Mi’raj Menjadi Penguat Iman? Isra’ Mi’raj adalah bukti kekuasaan Allah yang nyata. Ketika kabar ini disampaikan kepada kaum Quraisy, banyak yang tidak mempercayainya. Namun, Abu Bakar Ash-Shiddiq dengan teguh membenarkannya. Sikap ini menunjukkan bahwa keimanan sejati adalah percaya pada kebenaran wahyu meskipun di luar nalar manusia.
Keimanan kita sering kali diuji oleh logika dan fakta duniawi. Namun, seperti halnya Abu Bakar yang tidak ragu sedikit pun terhadap Nabi ﷺ, kita pun harus menanamkan keyakinan penuh kepada Allah dan Rasul-Nya. Keimanan yang kuat akan membawa ketenangan hati dan keteguhan dalam menjalani hidup.
Mengapa Shalat Menjadi Hadiah Terbesar dari Isra’ Mi’raj? Perintah shalat lima waktu adalah hadiah utama dalam peristiwa Isra’ Mi’raj. Sebelumnya, umat Islam belum memiliki ibadah wajib yang terstruktur. Melalui perjalanan ini, Allah langsung memerintahkan shalat kepada Nabi Muhammad ﷺ tanpa perantara.
Shalat bukan sekadar kewajiban, tetapi juga sarana komunikasi langsung dengan Allah. Ketika kita menghadapi masalah dalam keluarga, pekerjaan, atau kehidupan pribadi, shalat adalah solusi utama. Allah berfirman: “وَٱسْتَعِينُوا۟ بِٱلصَّبْرِ وَٱلصَّلَوٰةِ” (Al-Baqarah: 45)
Artinya: “Dan mohonlah pertolongan dengan sabar dan shalat.”
Kisah Nabi dalam Perjalanan Mi’raj, Apa yang Bisa Kita Pelajari? Selama Mi’raj, Nabi Muhammad ﷺ bertemu dengan para nabi terdahulu. Mereka menyampaikan salam dan memberikan penguatan kepada beliau. Salah satu pelajaran dari pertemuan ini adalah bahwa sejarah para nabi memberikan inspirasi bagi kita untuk terus berjuang dalam kebaikan.
Dalam kehidupan, kita perlu mengambil inspirasi dari kisah-kisah orang-orang saleh. Ketika menghadapi tantangan, kita bisa belajar dari kesabaran Nabi Ayub, keteguhan Nabi Ibrahim, dan keberanian Nabi Musa. Kisah-kisah mereka menjadi motivasi bagi kita dalam menjalani kehidupan.
Bagaimana Isra’ Mi’raj Mengajarkan Kita Tentang Ketetapan Allah? Isra’ Mi’raj mengajarkan bahwa segala sesuatu terjadi atas kehendak Allah. Tidak ada yang kebetulan. Allah telah menetapkan setiap kejadian dengan hikmah. Terkadang, kita meragukan rencana Allah karena belum memahami maknanya. Namun, pada akhirnya, semua akan terlihat jelas.
Dalam hadits riwayat Imam Tirmidzi (No. 2516), Rasulullah ﷺ bersabda, “Ketahuilah bahwa jika seluruh umat manusia berkumpul untuk memberikan sesuatu kepadamu, mereka tidak akan bisa memberikannya kecuali jika Allah telah menetapkannya untukmu.”
Kesadaran akan ketetapan Allah membuat kita lebih tenang dalam menghadapi hidup. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan jika kita telah menyerahkan segala urusan kepada-Nya.
Bagaimana Kita Bisa Mengambil Hikmah dari Isra’ Mi’raj? Isra’ Mi’raj mengajarkan banyak hal, dari keimanan, kesabaran, hingga ketaatan kepada Allah. Setiap peristiwa dalam hidup kita adalah bagian dari perjalanan menuju Allah. Dengan mengambil hikmah dari Isra’ Mi’raj, kita bisa lebih bijak dalam menghadapi kehidupan.
Kesimpulan: Isra’ Mi’raj bukan sekadar kisah perjalanan Nabi Muhammad ﷺ, tetapi juga sumber pelajaran bagi kita. Keimanan, ketetapan hati, shalat, dan keyakinan kepada Allah adalah kunci dalam menjalani hidup. Semoga kita bisa meneladani hikmah dari peristiwa ini dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Marilah kita memperkuat iman, mendekatkan diri kepada Allah, dan mengamalkan hikmah dari Isra’ Mi’raj dalam setiap langkah kehidupan kita.