Search
Close this search box.
Search
Close this search box.

Membangun Pesantren Berdaya Integrasi Manajemen Islami dan Tantangan Modern

Jakarta, Pesantren Darunnajah – Pesantren, sebagai lembaga pendidikan merupakan salah satu pesantren yang memiliki pengaruh besar di ibu kota dan sekitarnya. Namun, di tengah tantangan modernitas, bagaimana pesantren dapat mempertahankan identitasnya sekaligus relevan di era global? Jawabannya terletak pada penguatan manajemen pesantren.

Gagasan ini sejalan dengan apa yang pernah disampaikan oleh Ahmadie, seorang wartawan senior, dalam tulisannya “Tuan di Rumah Sendiri”. Menurutnya, pesantren harus berani mengambil posisi strategis dalam peta pendidikan nasional dengan menonjolkan keunikan dan keunggulan sistem pendidikannya.

Menteri Agama RI, Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, dalam pidatonya, juga menekankan pentingnya manajemen pesantren sebagai kunci keberhasilan. Pesantren bukan sekadar lembaga pendidikan, tetapi juga pusat dakwah dan transformasi sosial yang mengintegrasikan ilmu agama dan umum dengan nafas spiritualitas Islam.

Pesantren dan Tantangan Modernitas

Sejak era sebelum kolonial, pesantren telah menjadi pusat pendidikan dan dakwah. Namun, selama ini pesantren sering dianggap sebagai alternatif pendidikan yang berada di bawah bayang-bayang standar formal Barat. Untuk menjawab tantangan ini, pesantren perlu mengelola diri secara profesional tanpa meninggalkan akar tradisinya.

Manajemen pesantren tidak hanya tentang penyusunan struktur atau kebijakan, tetapi juga memastikan bahwa setiap keputusan berlandaskan nilai-nilai Islam. Prinsipnya adalah bahwa tugas manajerial di pesantren adalah bagian dari ibadah. Oleh karena itu, niat yang lurus dan tujuan kemaslahatan umat harus menjadi landasan utama.

Integrasi Nilai Islam dalam Manajemen

Sistem manajemen pesantren yang baik adalah yang mampu menyeimbangkan antara nilai-nilai Islam dan inovasi modern. Prinsip “المحافظة على القيم والتغيير إلى الكمال” (menjaga nilai dan terus berusaha menuju kesempurnaan) menjadi moto yang harus diterapkan di setiap lini manajemen pesantren.

Manajemen berbasis nilai ini mencakup pengelolaan kurikulum, keuangan, hingga jejaring dengan berbagai pihak. Pesantren seperti Gontor dan Pesantren Darunnajah telah membuktikan kemampuannya dalam mengintegrasikan nilai-nilai lokal dengan wawasan global, menjadikannya tempat studi banding bagi komunitas Muslim dunia.

Pentingnya Program Studi Manajemen Pesantren

Untuk memperkuat daya saing pesantren, pemerintah telah membentuk Direktorat Jenderal Pesantren. Namun, lebih dari itu, langkah strategis seperti pembukaan program studi “Manajemen Pesantren” di berbagai perguruan tinggi juga sangat diperlukan. Program ini akan mencetak manajer handal yang mampu membawa pesantren ke level internasional.

Sebagai lembaga pendidikan, pesantren harus memiliki pendekatan manajerial yang unik, berbeda dari lembaga pendidikan umum. Fokus utamanya adalah menumbuhkan keberkahan dan keikhlasan dalam setiap aktivitas pendidikan, menjadikan Al-Qur’an sebagai sumber inspirasi utama.

Menuju Pusat Keunggulan Pendidikan Islam

Pesantren memiliki potensi besar untuk menjadi pusat pendidikan unggulan berbasis nilai-nilai Islam. Dengan manajemen yang kokoh, pesantren dapat memainkan peran strategis dalam membangun generasi penerus bangsa yang berakhlak mulia dan berdaya saing global.

Manajemen pesantren yang baik adalah manajemen yang memadukan spiritualitas, profesionalisme, dan inovasi. Dengan demikian, pesantren benar-benar dapat menjadi *tuan di rumah sendiri* dan kembali menjadi arus utama pendidikan di Indonesia bahkan dunia.

Semoga Pesantren Darunnajah dan pesantren lainnya terus berinovasi, menjaga tradisi, serta memberikan kontribusi terbaik untuk kemajuan umat.

Muhammad Irfanudin Kurniawan
(Dosen Pesantren Darunnajah)

Pendaftaran Santri Baru