Pernahkah kita merenungkan dampak sifat kikir dalam kehidupan kita? Bagaimana jika sikap ini merambah ke dalam rumah tangga dan hubungan sosial kita? Islam, sebagai agama yang komprehensif, memberikan panduan yang jelas mengenai pengelolaan harta, termasuk larangan terhadap sifat kikir.
Tulisan ini membahas tentang definisi kikir menurut syariat Islam, perbedaannya dengan hemat, pandangan Islam terhadap sifat kikir, dampak negatifnya, cara mengatasinya, serta bagaimana mengelola keuangan keluarga secara Islami.
Berikut uraiannya:
Apa Definisi Kikir Menurut Syariat Islam?
Dalam syariat Islam, kikir atau bakhil memiliki definisi yang cukup jelas. Secara umum, kikir diartikan sebagai sifat menahan harta yang seharusnya dikeluarkan atau diberikan kepada orang lain yang berhak menerimanya.
Ibnu Qayyim, seorang ulama terkemuka, mendefinisikan kikir sebagai berikut:
“Orang bakhil (kikir) adalah yang meninggalkan apa yang wajib baginya, maka barangsiapa yang menunaikan kewajiban yang diwajibkan kepadanya, tidak disebut sebagai orang kikir. Orang kikir adalah orang yang menahan dari apa saja yang menjadi hak untuk diberikan kepada orang lain”.
Definisi ini menekankan bahwa kikir bukan hanya tentang menahan harta, tetapi juga tentang tidak menunaikan kewajiban dan hak orang lain.
Apa Perbedaan antara Kikir dan Hemat?
Sering kali kita bingung membedakan antara sikap kikir dan hemat. Perbedaan utamanya terletak pada niat dan tujuan. Hemat adalah sikap bijaksana dalam mengelola harta, sedangkan kikir adalah sikap berlebihan dalam menahan harta.
Orang yang hemat akan menggunakan hartanya secara efisien dan tidak boros, namun tetap menunaikan kewajiban seperti zakat, infaq, dan sedekah. Sementara itu, orang yang kikir cenderung menahan hartanya bahkan untuk hal-hal yang wajib atau penting.
Bagaimana Islam Memandang Sifat Kikir?
Islam memandang sifat kikir sebagai sifat tercela yang harus dihindari. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:
وَلَا يَحْسَبَنَّ الَّذِينَ يَبْخَلُونَ بِمَا آتَاهُمُ اللَّهُ مِن فَضْلِهِ هُوَ خَيْرًا لَّهُم ۖ بَلْ هُوَ شَرٌّ لَّهُمْ ۖ سَيُطَوَّقُونَ مَا بَخِلُوا بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ۗ وَلِلَّهِ مِيرَاثُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۗ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ
“Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karunia-Nya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat. Dan kepunyaan Allah-lah segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Ali ‘Imran: 180)
Rasulullah SAW juga memperingatkan tentang bahaya sifat kikir dalam hadits yang diriwayatkan oleh Muslim:
اتَّقُوا الظُّلْمَ فَإِنَّ الظُّلْمَ ظُلُمَاتٌ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَاتَّقُوا الشُّحَّ فَإِنَّ الشُّحَّ أَهْلَكَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ حَمَلَهُمْ عَلَى أَنْ سَفَكُوا دِمَاءَهُمْ وَاسْتَحَلُّوا مَحَارِمَهُمْ
“Takutlah kalian berbuat zalim, karena kezaliman itu akan menjadi kegelapan pada hari kiamat. Dan takutlah kalian dari sifat kikir, karena kekikiran itu telah menghancurkan orang-orang sebelum kalian. Kekikiran itu mendorong mereka untuk menumpahkan darah dan menghalalkan apa-apa yang diharamkan.” (HR. Muslim No. 2578)
Apa Dampak Negatif Sifat Kikir dalam Kehidupan?
Sifat kikir memiliki dampak negatif yang signifikan dalam kehidupan. Beberapa di antaranya adalah:
1. Merusak hubungan sosial dan keluarga
2. Menghambat pertumbuhan ekonomi
3. Mengurangi keberkahan harta
4. Menyebabkan ketidakpuasan dan kegelisahan
5. Menjauhkan diri dari rahmat Allah SWT
Bagaimana Cara Mengatasi Sifat Kikir?
Untuk mengatasi sifat kikir, kita dapat melakukan beberapa hal:
1. Merenungkan ayat-ayat Al-Qur’an dan hadits tentang bahaya kikir
2. Membiasakan diri untuk bersedekah secara rutin
3. Mengingat kematian dan akhirat
4. Belajar dari teladan Rasulullah SAW dan para sahabat dalam kedermawanan
5. Memahami bahwa harta adalah titipan Allah SWT
Apa Konsekuensi Kikir dalam Rumah Tangga?
Dalam konteks rumah tangga, kikir dapat menyebabkan berbagai masalah, seperti:
1. Ketidakharmonisan antara suami dan istri
2. Terhambatnya pemenuhan kebutuhan keluarga
3. Kurangnya kasih sayang dan perhatian
4. Timbulnya rasa tidak percaya antar anggota keluarga
5. Terbatasnya kesempatan pendidikan dan pengembangan diri anak-anak
Bagaimana Menyeimbangkan antara Hemat dan Dermawan?
Menyeimbangkan antara hemat dan dermawan adalah kunci dalam mengelola harta secara Islami. Kita dapat melakukannya dengan cara:
1. Membuat anggaran yang jelas untuk kebutuhan, tabungan, dan sedekah
2. Memprioritaskan pengeluaran sesuai dengan kebutuhan dan kewajiban
3. Berinfak secara rutin sesuai kemampuan
4. Menghindari pemborosan dan pengeluaran yang tidak perlu
5. Belajar untuk ikhlas dalam memberi
Bagaimana Cara Memupuk Sifat Dermawan?
Memupuk sifat dermawan dapat dilakukan dengan beberapa cara:
1. Memahami keutamaan sedekah dalam Islam
2. Memulai dengan memberi sedikit tapi konsisten
3. Mengingat bahwa harta adalah amanah dari Allah SWT
4. Berlatih untuk peka terhadap kebutuhan orang lain
5. Mengikuti kajian-kajian tentang keutamaan sedekah
Bagaimana Mengelola Keuangan Keluarga secara Islami?
Pengelolaan keuangan keluarga secara Islami meliputi:
1. Mencari rezeki dari sumber yang halal
2. Menunaikan zakat dan sedekah
3. Membuat anggaran yang seimbang
4. Menghindari riba dan utang yang tidak perlu
5. Mengajarkan anak-anak tentang pengelolaan keuangan yang baik
Apa Peran Niat dalam Menentukan Sifat Kikir?
Niat memainkan peran penting dalam menentukan apakah suatu tindakan termasuk kikir atau tidak. Seseorang yang menahan harta karena ingin menabung untuk kebutuhan masa depan yang penting, tidak bisa langsung dikategorikan sebagai kikir. Sebaliknya, seseorang yang memberi dengan niat pamer atau riya’, meskipun jumlahnya banyak, tidak bisa disebut dermawan.
Kesimpulan
Kikir adalah sifat tercela dalam Islam yang harus dihindari. Kita perlu memahami perbedaan antara kikir dan hemat, serta belajar untuk menyeimbangkan antara keduanya. Dengan mengelola keuangan secara Islami dan memupuk sifat dermawan, kita dapat menghindari dampak negatif dari sifat kikir dan membawa keberkahan dalam kehidupan kita.
Penutup
Marilah kita terus belajar dan berusaha untuk menjadi pribadi yang bijaksana dalam mengelola harta. Semoga dengan memahami hukum kikir dalam syariat Islam, kita dapat menjadi hamba Allah yang lebih baik dan membawa manfaat bagi orang-orang di sekitar kita. Ingatlah bahwa harta yang kita miliki adalah amanah dari Allah SWT, dan kita akan dimintai pertanggungjawaban atas penggunaannya kelak di akhirat.
Ayo Mulai Bersedekah!
Setelah memahami bahaya sifat kikir dan pentingnya kedermawanan, mari kita mulai melangkah untuk menjadi pribadi yang lebih dermawan. Mulailah dengan bersedekah secara rutin, meskipun dalam jumlah kecil. Ingatlah bahwa Allah SWT akan melipatgandakan pahala setiap kebaikan yang kita lakukan. Jangan tunda lagi, mulailah bersedekah hari ini juga!