Kata solutif dan adaptif menjadi perbincangan di dunia maya, karena pernyataan presiden kepada para menterinya dalam menangani masa pandemi untuk menemukan cara terbaik yang dapat melindungi masyarakat dan juga menjaga perekonomiannya di masa pandemi tetap berjalan. Kata solutif pun masih menjadi perdebatan karena penggunaanya tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia.
Terlepas dari itu semua, masyarakat sepertinya sudah memahami makna solutif sebagai sesuatu cara untuk memecahkan sebuah masalah. Sedangkan adaptif dapat dimaknai sebagai upaya untuk menyesuaikan diri dengan keadaan terbaru.
Berbicara tentang solutif dan adaptif di masa pandemi, maka akan muncul sebuah gambaran tentang masyarakat yang menemukan atau menciptakan sebuah kreasi baru bagaimana bertahan di tengah-tengah kelesuan ekonomi akibat pemberlakuan PSBB. Menjamurlah sebuah trend pemanfaatan lahan sempit/pekarangan rumah untuk bercocok tanam secara hidoponik, beternak ikan lelel dalam drum/ember atau semakin banyaknya para pelaku usahan yang menggunakan e-commerce dalam menjual produknya.
Hidroponik dan e-commerce menjadi dua contoh yang paling relevan untuk menggambarkan tentang prilaku adaptif masyarakat akibat diterapkannya Pembatasan Sosial Bersekala Besar (PSBB) di sebagaian besar wilayah Indonesia untuk menghentikan laju penularan Covid-19.
Beberapa Lembaga Pendidikan yang mempunyai unit usaha mengalami stagnan dan kelesuan dalam penjualan produknya karena aktifitas siswa tidak lagi berada di lingkungan sekolah. Begitu juga unit usaha pesantren seperti koperasi yang mengalami penurunan penjualan akibat santri yang tidak lagi tinggal di asrama. Biaya operasional seperti membayar listrik, gaji karyawan dan lainya masih tetap berjalan, untuk itulah perlu langkah solutif dan juga adaptif agar aktifitas penjualan tetap berjalan.
Koperasi Darunnajah yang selama ini memasok kebutuhan santri seperti makanan dan minuman, pakaian, buku, peralatan belajar dan lain sebagainya mengalami penurunan dalam penjualan produk/barangnya karena santri tidak lagi bermukim di asrama. Langkah solutif yang diambil untuk meningkatkan penjualan produk salah satunya adalah dengan cara bergabung bersama marketplace (website/aplikasi penjualan) ternama seperti tokopedia, shopee dan lainya.
“Kami sedang bertahap memasukan beberapa produk terutama yang berkaitan dengan kebutuhan santri seperti buku pelajaran, seragam dan lainya. Kedepannya kami juga akan memasukan produk-produk umum yang dapat dibeli oleh masyarakat luas, Insya Allah” ujar ustadzah Hijriah, S.Pd selaku wakil ketua koperasi.
Bergabung dengan marketplace ternama memberikan beberapa keuntungan, diantaranya promosi secara gratis, pangsa pasar yang luas dan tentunya adalah kemudahan dalam bertransaksi. Disamping itu harus ada keunggulan yang dipunya oleh koperasi darunnajah yang menjadi ciri khasnya, apakah pelayanan dan pengiriman yang cepat, harga terjangkau dengan kualitas bagus, atau pemberian diskon pada item-item tertentu yang akan memikat konsumen untuk berbelanja.
Semoga langkah adaptif yang dilakukan oleh koperasi darunnajah memberikan hasil yang memuaskan dengan terus berputarnya roda penjualan dan juga memberikan pengalaman yang berharga kepada para pengurus dan karyawanya untuk selalu belajar menemukan solusi di setiap masalah yang dihadapi. Pengalaman adalah guru terbaik, pengalaman mengajarkan untuk lebih baik dari yang sebelumnya dalam hal apapun./ahmad_awaludin21