Search
Close this search box.
Search
Close this search box.

[Khutbah Jumat] Makna Sabar dalam Menghadapi Ujian Kehidupan

Santri Pesantren Darunnajah 2 Cipining (2024)

Khutbah Pertama

الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَ الْإِنْسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ، وَجَعَلَ الدُّنْيَا دَارَ اخْتِبَارٍ وَامْتِحَانٍ، وَالْآخِرَةَ دَارَ جَزَاءٍ وَحِسَابٍ. أَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى عَلَى نِعَمِهِ الَّتِي لَا تُعَدُّ وَلَا تُحْصَى، وَأَشْكُرُهُ عَلَى تَوْفِيقِهِ وَهِدَايَتِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، إِلَهُ الْأَوَّلِينَ وَالْآخِرِينَ، وَرَبُّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرَضِينَ. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، وَصَفِيُّهُ مِنْ خَلْقِهِ وَخَلِيلُهُ، الْمَبْعُوثُ رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ، وَالْهَادِي إِلَى الصِّرَاطِ الْمُسْتَقِيمِ. اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ الطَّيِّبِينَ الطَّاهِرِينَ، وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ. أَمَّا بَعْدُ، فَيَا عِبَادَ اللَّهِ، أُوصِيكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ، فَقَدْ قَالَ تَعَالَى فِي كِتَابِهِ الْكَرِيمِ: ﴿يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ﴾ [آل عمران: ١٠٢].

Hadirin jamaah Jumat yang dirahmati Allah,

Pada kesempatan yang mulia ini, marilah kita bersama-sama meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah SWT dengan sebenar-benarnya takwa. Hendaklah kita senantiasa memelihara iman dan amal saleh kita, serta menjaga diri dari segala bentuk kemaksiatan dan kemungkaran. Semoga dengan demikian, kita akan mendapatkan kebahagiaan di dunia dan di akhirat.

Tema khutbah kita pada hari ini adalah “Makna Sabar dalam Menghadapi Ujian Kehidupan”. Ini merupakan topik yang sangat relevan dan penting untuk kita bahas, mengingat setiap manusia pasti akan menghadapi berbagai ujian dan cobaan dalam kehidupannya.

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an Surah Al-Baqarah ayat 155-157:

وَلَنَبْلُوَنَّكُم بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنفُسِ وَالثَّمَرَاتِ ۗ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ ۝ الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُم مُّصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ ۝ أُولَٰئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِّن رَّبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ ۖ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ

“Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata “Innā lillāhi wa innā ilaihi rāji’ūn” (Sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali). Mereka itulah yang memperoleh ampunan dan rahmat dari Tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.”

Hadirin yang dimuliakan Allah,

Ayat ini mengajarkan kepada kita bahwa ujian dan cobaan adalah bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Allah SWT telah menetapkan bahwa setiap jiwa pasti akan mengalami ujian, baik berupa ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, kehilangan orang-orang yang dicintai, atau berkurangnya hasil usaha. Namun, yang menjadi pembeda antara seorang mukmin sejati dengan yang lainnya adalah bagaimana mereka menyikapi ujian tersebut.

Sabar adalah kunci utama dalam menghadapi setiap ujian kehidupan. Namun, apa sebenarnya makna sabar yang sejati? Sabar bukanlah sikap pasif atau menyerah pada keadaan. Sabar adalah kekuatan jiwa untuk tetap teguh dalam keimanan dan ketaatan kepada Allah SWT, meskipun dalam kondisi yang sulit.

Imam Al-Ghazali dalam kitabnya “Ihya Ulumuddin” menjelaskan bahwa sabar memiliki tiga tingkatan:

1. Sabar dalam ketaatan kepada Allah
2. Sabar dalam menjauhi maksiat
3. Sabar dalam menghadapi musibah dan ujian

Sabar dalam ketaatan kepada Allah berarti kita tetap istiqamah dalam menjalankan perintah-Nya, meskipun terkadang terasa berat. Misalnya, bangun di pagi buta untuk melaksanakan shalat Subuh, atau tetap berpuasa di bulan Ramadhan meskipun cuaca sangat panas.

Sabar dalam menjauhi maksiat artinya kita mampu mengendalikan hawa nafsu dan godaan untuk melakukan hal-hal yang dilarang oleh Allah SWT. Ini bisa jadi lebih sulit daripada sabar dalam ketaatan, karena seringkali maksiat terlihat menarik dan menyenangkan di mata manusia.

Adapun sabar dalam menghadapi musibah dan ujian adalah tingkatan tertinggi dari kesabaran. Inilah yang dimaksud dalam ayat yang telah kita baca sebelumnya. Orang-orang yang sabar dalam menghadapi musibah adalah mereka yang tetap berpegang teguh pada keimanan mereka, tidak berputus asa dari rahmat Allah, dan selalu mengucapkan “Innā lillāhi wa innā ilaihi rāji’ūn” ketika ditimpa kesulitan.

Hadirin jamaah Jumat yang berbahagia,

Mengapa Allah SWT memberikan ujian kepada hamba-hamba-Nya? Ada beberapa hikmah di balik ujian yang Allah berikan:

1. Ujian sebagai sarana untuk meningkatkan keimanan
Allah SWT berfirman dalam Surah Al-Ankabut ayat 2-3:

أَحَسِبَ النَّاسُ أَن يُتْرَكُوا أَن يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ ۝ وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ ۖ فَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِينَ

“Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan, “Kami telah beriman,” dan mereka tidak diuji? Dan sungguh, Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka Allah pasti mengetahui orang-orang yang benar dan pasti mengetahui orang-orang yang dusta.”

Ujian adalah cara Allah untuk membuktikan kebenaran iman seseorang. Semakin berat ujian yang dihadapi dengan sabar, semakin tinggi pula derajat keimanan seseorang di sisi Allah SWT.

2. Ujian sebagai penghapus dosa
Rasulullah SAW bersabda:

مَا يُصِيبُ الْمُسْلِمَ مِنْ نَصَبٍ وَلَا وَصَبٍ وَلَا هَمٍّ وَلَا حُزْنٍ وَلَا أَذًى وَلَا غَمٍّ حَتَّى الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَا إِلَّا كَفَّرَ اللَّهُ بِهَا مِنْ خَطَايَاهُ

“Tidaklah seorang muslim tertimpa suatu kelelahan, atau penyakit, atau kekhawatiran, atau kesedihan, atau gangguan, bahkan duri yang menusuknya melainkan Allah akan menghapus dosanya karenanya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

3. Ujian sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah
Seringkali, manusia baru ingat kepada Allah ketika ditimpa kesulitan. Ujian menjadi pengingat bagi kita untuk selalu kembali kepada-Nya dan memohon pertolongan-Nya.

4. Ujian untuk meningkatkan kualitas diri
Ibarat besi yang ditempa, ujian dapat membentuk karakter dan kepribadian yang lebih kuat. Orang yang berhasil melewati ujian dengan sabar akan menjadi pribadi yang lebih tangguh dan bijaksana.

Hadirin yang dirahmati Allah,

Lalu, bagaimana cara kita memaknai dan menghadapi ujian dengan sabar?

1. Menyadari bahwa ujian adalah sunnatullah
Kita harus menanamkan dalam hati bahwa ujian bukanlah hukuman, melainkan bagian dari proses kehidupan yang telah Allah tetapkan. Dengan kesadaran ini, kita akan lebih siap menghadapi setiap ujian yang datang.

2. Memperkuat hubungan dengan Allah
Dalam menghadapi ujian, kita harus semakin mendekatkan diri kepada Allah melalui ibadah, dzikir, dan doa. Allah SWT berfirman dalam Surah Al-Baqarah ayat 153:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ ۚ إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ

“Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat. Sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar.”

3. Mencari hikmah di balik setiap ujian
Setiap ujian pasti memiliki hikmah, meskipun terkadang kita tidak dapat melihatnya secara langsung. Tugas kita adalah berusaha mencari dan mengambil pelajaran dari setiap ujian yang kita hadapi.

4. Tetap produktif dan berbuat baik
Meskipun dalam kondisi sulit, kita harus tetap berusaha untuk produktif dan berbuat kebaikan. Ini akan membantu kita untuk tetap fokus dan tidak larut dalam kesedihan.

5. Belajar dari kisah para nabi dan orang-orang saleh
Kita dapat mengambil inspirasi dan kekuatan dari kisah para nabi dan orang-orang saleh yang telah menghadapi ujian berat dalam hidup mereka. Misalnya, kesabaran Nabi Ayyub AS yang tetap bertawakal kepada Allah meskipun ditimpa penyakit yang sangat berat, atau ketabahan Nabi Yusuf AS yang tetap menjaga keimanannya meskipun dibuang oleh saudara-saudaranya dan dipenjara.

6. Membingkai ulang perspektif kita terhadap ujian
Alih-alih melihat ujian sebagai sesuatu yang negatif, kita bisa memandangnya sebagai kesempatan untuk tumbuh dan berkembang. Setiap ujian adalah peluang untuk meningkatkan kualitas diri dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Hadirin jamaah Jumat yang dimuliakan Allah,

Perlu kita ingat bahwa kesabaran bukanlah sesuatu yang mudah diraih. Ia adalah suatu proses yang membutuhkan latihan dan pembiasaan. Allah SWT berfirman dalam Surah Al-Baqarah ayat 45:

وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ ۚ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى الْخَاشِعِينَ

“Dan mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat. Dan (shalat) itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk.”

Ayat ini menunjukkan bahwa sabar dan shalat adalah dua hal yang saling berkaitan dalam membantu kita menghadapi ujian. Shalat membantu kita untuk selalu terhubung dengan Allah, sementara sabar memberi kita kekuatan untuk tetap teguh dalam menghadapi ujian.

Sabar juga membawa ganjaran yang besar dari Allah SWT. Dalam Surah Az-Zumar ayat 10, Allah berfirman:

إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُم بِغَيْرِ حِسَابٍ

“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang disempurnakan pahalanya tanpa batas.”

Ini menunjukkan betapa besarnya nilai kesabaran di sisi Allah SWT.

Hadirin yang berbahagia,

Marilah kita jadikan ujian-ujian dalam hidup ini sebagai sarana untuk meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah SWT. Mari kita hadapi setiap ujian dengan kesabaran, ketabahan, dan keyakinan bahwa Allah selalu bersama kita dan tidak akan membebani hamba-Nya melebihi kemampuannya.

Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kekuatan kepada kita untuk bersabar dalam menghadapi setiap ujian kehidupan. Semoga kita termasuk dalam golongan orang-orang yang sabar yang mendapatkan kabar gembira berupa ampunan dan rahmat dari Allah SWT.

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيمِ. أَقُولُ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيمَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِينَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ، فَاسْتَغْفِرُوهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ.

Khutbah Kedua

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللَّهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ. اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِينَ.
أَمَّا بَعْدُ، فَيَا عِبَادَ اللَّهِ، أُوصِيكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ، فَإِنَّ تَقْوَى اللَّهِ خَيْرُ زَادٍ لِلْآخِرَةِ.
عِبَادَ اللَّهِ، إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُنَا بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيهِ بِنَفْسِهِ، وَثَنَّى بِمَلَائِكَتِهِ الْمُسَبِّحَةِ بِقُدْسِهِ، فَقَالَ تَعَالَى: ﴿إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا﴾.
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ. اللَّهُمَّ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ.
اللَّهُمَّ ارْضَ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ الْمَهْدِيِّينَ، أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ، وَعَنْ سَائِرِ الصَّحَابَةِ أَجْمَعِينَ، وَعَنِ التَّابِعِينَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، وَالْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ، الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ. اللَّهُمَّ ارْحَمْ مَوْتَانَا، وَاشْفِ مَرْضَانَا، وَعَافِ مُبْتَلَانَا، وَاقْضِ الدَّيْنَ عَنْ مَدِينِينَا، وَارْحَمْ ضَعْفَنَا يَا قَوِيُّ.
اللَّهُمَّ انْصُرِ الْإِسْلَامَ وَالْمُسْلِمِينَ، وَأَعْلِ كَلِمَةَ الْحَقِّ وَالدِّينِ. اللَّهُمَّ آمِنَّا فِي أَوْطَانِنَا، وَأَصْلِحْ أَئِمَّتَنَا وَوُلَاةَ أُمُورِنَا، وَاجْعَلْهُمْ هُدَاةً مُهْتَدِينَ.
اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى. اللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنْ زَوَالِ نِعْمَتِكَ، وَتَحَوُّلِ عَافِيَتِكَ، وَفُجَاءَةِ نِقْمَتِكَ، وَجَمِيعِ سَخَطِكَ.
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ، وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ.
عِبَادَ اللَّهِ، إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى، وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ. فَاذْكُرُوا اللَّهَ الْعَظِيمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ، وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ.

Pendaftaran Santri Baru