Search
Close this search box.
Search
Close this search box.

Ketika Para Santri Tabarukan Dengan Ketua Umum MUI

Para Santri Darunnajah 2 Cipining Bogor Berfoto Bersama KH. Ma'ruf Amin.

Cerita dan ungkapan para santri Darunnajah 2 Cipining Bogor yang terlibat langsung dalam Malam Anugerah Festival Film Santri seakan tiada henti. Ya, 12 santriwan tim Marawis, 6 santriwan tim Nasyid dan 20 santriwati tim Tari Indang terus mengenang kehadiran dan keikutsertaan mereka dalam agenda nasional di auditorium Kementrian Agama Republik Indonesia pada Sabtu (25/3) malam lalu.

Salah-satu hal yang menarik perhatian mereka adalah kehadiran para tokoh nasional antara lain: Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia, KH. Dr. Ma’ruf Amin, Menteri Komunikasi dan informasi, Bapak Rudiantara, MBA, Wakil Gubernur Jawa Barat, Bapak H. Deddy Mizwar, termasuk para insan perfilman seperti ustadz Habiburrahman El Shirazy, Dude Herlino dan sebagainya.

Festival Film Pendek Islami antar Pesantren se-Indonesia ini memang debutan pengurus MUI Pusat, terutama Komisi Pembinaan Seni dan Budaya MUI. Oleh karenanya, kehadiran Ketua Umum MUI Pusat, KH. Dr. Ma’ruf Amin terasa menegaskan urgensi agenda yang dinilai oleh beberapa pihak sebagai terobosan positif konstruktif MUI dalam media dakwah kekinian tersebut.

Kyai Ma’ruf Amin lahir di Tangerang, Banten pada Kamis, 11 Maret 1943. Suami dari Hj. Siti Hurriyah merupakan seorang politikus sekaligus ulama besar di Indonesia. Ia mengemban jabatan anggota Dewan Pertimbangan Presiden dalam dua periode berturut-turut.  Di periode pertama, ia dilantik pada 10 April 2007. Sedangkan pada periode kedua, pelantikannya dilaksanakan pada 25 Januari 2010.

Dalam perjalanan karirnya, ia pernah menjabat posisi penting di Indonesia seperti Ketua Fraksi Golongan Islam DPRD DKI Jakarta, anggota MPR-RI, ketua komisi VI DPR-RI dan masih banyak lagi. Sebelumnya, ia mengenyam pendidikan di Pondok Pesantren Tebu Ireng, Jombang, Jawa Timur dan Universitas Ibnu Khaldun Bogor Jawa Barat.

Kyai Ma’ruf Amin termasuk ulama ahli fiqh yang amat disegani di negeri ini. Boleh dikata, ia ulama multitalenta yang menguasai banyak persoalan, di samping fiqh. Ia dikenal responsif menghadapi berbagai persoalan umat. Pria yang sering menyampaikan fatwa–fatwa Majelis Ulama Indonesia ini memang cukup lama menjadi pengurus Komisi Fatwa MUI Pusat, dari tahun 2000 sampai 2007.

Kini, Kyai Ma’ruf terpilih menjadi Ketua Umum Dewan Pimpinan MUI Pusat masa bakti 2015-2020. Sebelumnya, dia Wakil Ketua MUI, disamping ketua pelaksana Dewan Syariah Nasional MUI, dari tahun 2005. Dalam konteks jabatannya yang terakhir ini, ia sering menjadi narasumber dan rujukan untuk ekonomi syari’ah.

Pria yang disiplin dan kalau berbicara sangat teliti ini juga mengemban berbagai jabatan dalam dewan pengawas syariah di berbagai bank dan asuransi syariah. Di antaranya Bank Muammalat, Bank BNI Syariah, dan Bank Mega Syariah.

Ekonomi syariah mulai diperkenalkan MUI sejak tahun 1990. Tahun 1992 lahir bank pertama sesuai dengan syariah, yaitu Bank Muammalat, di mana Kyai Ma’ruf terlibat di dalamnya. Menurut Kyai Ma’ruf, dari tahun 1992 sampai 1998, tidak ada perkembangan bank syariah yang signifikan, hanya ada satu bank.

“Melihat hal itu, pada tahun 1999 dibentuklah Dewan Syariah Nasional, dengan tugas menumbuh-kembangkan ekonomi syariah, termasuk bank syariah,” tutur Kyai Ma’ruf yang juga sibuk menjadi pengasuh Pondok Pesantren “An-Nawawi” Tanara Banten ini mengawali kisahnya terjun ke ekonomi syariah.

Kyai Ma’ruf termasuk tipe sosok otodidak yang ulet dan tidak mudah menyerah. Ia dengan cepat menguasai ilmu ekonomi syariah, apalagi ditambah dengan ilmu fiqh, yang dari awal dikuasainya. Berbicara dengannya tidak ubahnya seperti berbicara dengan ekonom senior yang dengan fasih mampu menjelaskan istilah–istilah teknis perbankan.

Cicit Syekh Nawawi Banten ini mengenyam pendidikan di Pondok Pesantren Tebu Ireng, Jombang, dan menyelesaikan kuliah di Universitas Ibnu Khaldun Bogor. Ia menerima penganugerahan Gelar Doktor Kehormatan (Doktor Honoris Causa) dalam bidang Hukum Ekonomi Syariah dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada 2012.

Kharisma Kyai Ma’ruf Amin sebagai Ketua Umum MUI semakin memuncak  dengan dikeluarkannya Sikap Keagamaan MUI (yang lebih tinggi dari fatwa MUI-red) terhadap Dugaan Penistaan Agama Islam oleh salah-satu kandidat Gubernur DKI Jakarta pada akhir 2016 lalu. Kasus yang melibatkan Al Qur’an Surat Al Maidah ayat 51 ini tak pelak menjadi agenda umat Islam secara massal dengan lahirnya Gerkan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI) yang berlanjut dengan Aksi Bela Islam 411, 212 dan seterusnya.

Testimoni kharisma sang kyai dirasakan langsung oleh salah-satu ustadz Darunnajah 2 Cipining Bogor yang hadir mendampingi para Duta Kesenian Santri pada Malam Anugerah Festival Film Santri 2017. Ketika diketahui bahwa Kyai ma’ruf Amin sudah memasui ruangan acara, maka ia segera mendekati dan berjabat-tangan serta cium tangan beliau. Kepada kawan di kursi sebelahnya ia menyampaikan apa yang dirasakannya: “Alhamdulillah bisa bersalaman dan cium tangan Pak Kyai Ma’ruf Amin. Rasa Ngantuk saya langsung hilang!”. Dengan mata berbinar dan tersenyum ustadz tersebut mengaku bahwa sebelumnya ia sudah merasa lelah dan mengantuk karena memang sudah hadir di tempat acara dari pukul 14.00 wib dan agenda baru dimulai pada 20.00 wib. Namun kehadiran sang kyai mampu mengusir rasa kantuk tadi.

Tidak hanya itu, para santripun juga sangat antusias untuk berjabat-tangan dan tabarukan (menjadikan seorang ulama sebagai asbab turunnya keberkahan-red) dengan Kyai Ma’ruf Amin. Walhasil, seusai acara mereka berkesempatan berfoto bersama dengan Ketua Umum MUI yang juga sebagai Rais ‘Aam Pengurus Besar Nahdhatul Ulama yang mulia itu. Sangatlah wajar jika santri lebih merasa afdhal dan berkah bersalaman bahkan cium tangan seorang kyai sebagai pewaris Nabi dibandingkan para selebriti. (wardan/mr. mim).

Para Santri Darunnajah 2 Cipining Bogor Berfoto Bersama KH. Ma’ruf Amin.
Kyai Ma’ruf Amin Disalamin Oleh Para Hadirin
Kyai Ma’ruf Amin Menyaksikan Kesenian Santri Darunnajah 2 Cipining Bogor

Pendaftaran Santri Baru