Rabu (25/3), bertempat di Sekretariat Pesantren Darunnajah Cipining, dilaksanakan ikrar wakaf tanah Yayasan Darunnajah.
Kali kedua ikrar dilaksanakan di Pesantren Darunnajah Cipining. Sebelumnya, Kamis (5/2) lalu dilaksanakan juga kegiatan yang sama, dengan luas tanah yang diikrarwakafkan 158.822 M2.
Pada ikrar wakaf tanah kali ini seluas 11.15 Ha. total tanah yang telah diikrarkan untuk lokasi Pesantren Darunnajah Cipining seluas 67.96 Ha.
Acara dihadiri 20 orang dari beberapa unsur, Wakif, Pejabat Pembuat Akta Ikrar Wakaf KUA Cigudeg, Ketua Yayasan Darunnajah Bidang Pendidikan, Sekretaris Yayasan Darunnajah, Tokoh Masyarakat, Pemerintahan Desa dan Kepala-Kepala Biro Pesantren Darunnajah Cipining.
Dalam sambutannya, Pak Kiyai Jamhari Abdul Jalal, selaku Pengasuh Pesantren Darunnajah Cipining berpesan. “Seandainya Saya Mati, maka Pesantren Darunnajah Cipining tidak boleh mati juga, Ia harus tetap ada terus sampai hari kiamat.”
“Pesantren Darunnajah Cipining adalah milik ummat Islam, diwariskan untuk kepentingan ummat, dilanjutkan oleh orang-orang yang mampu dan amanah.”
“Keberadaannya harus bisa memberikan manfaat bagi lingkungan, masyarakat, nusa dan bangsa. Pesantren memberikan beasiswa seluas-luasnya bagi masyarakat sekitar, dengan syarat; mereka harus turut serta mondok di pesantren, makan dan minum air pesantren, menghafal al-Qur’an dan sungguh-sungguh dalam belajar.”
“Seluruh tanah Pesantren Darunnajah Cipining adalah wakaf, agar dikelola dan dimanfaatkans ebaik-baiknya untuk kepentingan kejayaan ummat Islam, kecuali yang beberapa milik keluarga, rumah pak Kiyai sebagai wakaf Dzurri (keluarga).”
“Tanah yang luas ini, lebih baik ditumbuhi, bertebaran orang-orang yang melaksanakan ibadah daripada luas ditumbuhi ilalang, semak belukar, sehingga keberkahan bagi sebuah masyarakat akan terwujud.”
Allah Allah SWT. berfirman:
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَىٰ آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِم بَرَكَاتٍ مِّنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَٰكِن كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُم بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
“Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (Al-A’raf: 96)
Di samping beberapa nasihat tersebut, Pak Jam juga memberikan penjelasan sekilas sejarah tentang kenapa bumi Cipining yang dipilih untuk didirikan lembaga pendidikan pesantren.
Adalah Pak Haji Manaf Mukhayyar, Pendiri sekaligus Pengasuh Pesantren Darunnajah Jakarta yang pada tahun 1985 peminat di Jakarta membanjir, 1.500 pendaftar, hanya kurang lebih 300 santri yang deterima.
Beliau sangat menegaskan, “Adalah dosa, santri mau tahu dan ngeh ilmu agama, tapi ditolak. Cari solusi, bukan ditolak.”
Maka setelah berbagai pertimbangan, setelah tahun 1986 mencari lahan di Bekasi, Tangerang, Sentul, Citeureup, akhirnya pilihan jatuh ke tanah Cipining.
Di samping unik namanya, juga dari segi geografisnya Cipining masih merupakan pedesaan yang asri, cocok dan kondusif untuk lembaga pendidikan.[WARDAN/Abu Mumtazah]