Cidokom – Lepas setelah rehat kumpul mingguan guru untuk mengevaluasi seluruh program kerja seminggu sebelumnya, seluruh guru kembali berkumpul di aula perkumpulan minihall, bukan untuk melanjutkan kegiatan evaluasi mingguan, karena kali mereka berkumpul guna melaksakan IHT (In House Training) dengan judul “Menjadi Guru Beradab” yang disampaikan oleh Dr. Adian Husaini, Ph. D beliau adalah ketua Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia dan kini menjadi Pengasuh Pesantren Attaqwa Depok.
Pada mulanya beliau adalah seorang dokter hewan yang diraihnya dari IPB, tetapi seiring berjalannya waktu dan perubahan waktu beliau merasa bahwa di zaman sekarang ini banyak sekali perilaku manusia yang menyerupai hewan-hewan bahkan bisa lebih parah dari pada itu. Oleh karenanya beliau mengubah jalan hidupnya dalam kepentingan masyarakat yang tadinya hanya menjadi dokter hewan, tetapi saat ini menjadi salah satu pemikir islam pada zaman ini, tidak hanya itu beliau juga membantu pendidikan seorang muslim dengan mengasuh Pesantren Attaqwa Depok dengan 3 Kurikulum yang secara umum berporos kepada 3 hal berikut: Adab, Kitab-kitab, dan Silat.
Guru merupakan garda terdepan dalam kemajuan suatu bangsa, hal tersebut tidak terlepas dari peranan guru yang dapat mengubah sikap dan perilaku seseorang, guru juga menjadi jembatan bagi setiap muridnya untuk mendapatkan ilmu, bahkan 1 kehebatan yang dimilki seorang guru lebih biak dari 1000 kehebatan yang dimiliki oleh alat pencari informasi google.
Beberapa tahun yang lalu Jepang mendapatkan serangan bom atom dari tantara Amerika Serikat yang dampaknya menewaskan 90.000–146.000 orang di Hiroshima dan 39.000–80.000 di Nagasaki, Maka Jepang terpaksa menyerah kepada sekutu, dan setelah itu Kaisar Hirohito mengumpulkan semua jendral masih hidup yang tersisa menanyakan kepada mereka “Berapa jumlah guru yang tersisa?“. Para jendral pun bingung mendengar pertanyaan Kaisar Hirohito dan menegaskan kepada Kaisar bahwa mereka masih bisa menyelamatkan dan melindungi Kaisar walau tanpa guru. Namun, Kaisar Hirohito kembali berkata, “Kita telah jatuh, karena kita tidak belajar. Kita kuat dalam senjata dan strategi perang. Tapi kita tidak tahu bagaimana mencetak bom yang sedahsyat itu. Kalau kita semua tidak bisa belajar bagaimana kita akan mengejar mereka? Maka kumpulkan sejumlah guru yang masih tersisa di seluruh pelosok kerajaan ini, karena sekarang kepada mereka kita akan bertumpu, bukan kepada kekuatan pasukan.”
Maka oleh karenya guru haruslah selalu memperbaiki diri mereka, terutama mengenai pribadinya sendiri karena dengan begitu seorang murid dapat mencontoh gurunya. Rasulullah SAW bersabda: “Innama Buitstu Mualliman” dan dalam redaksi lain beliau bersabda: “Innama Buitstu Liutammima Makarimal Akhlak”. Dan guru juga harus mempunyai tujuan dalam proses pengajaran dan pendidikan, dan kurikulum merupakan jalan yang ditempuhnya, barulah dari hal tersebut tercipta program-program pendidikan.