Rabu, 16 Juli 2024, memasuki hari keempat kegiatan Dauroh Bahasa Arab di Universitas Ummul Quro, Makkah Al-Mukarromah. Acara yang digelar pada hari ini membawa wawasan mendalam kepada para peserta, terutama guru-guru bahasa Arab dari Indonesia yang hadir dalam program ini. Pada sesi ini, mereka berkesempatan belajar langsung dari seorang pakar dalam ilmu ushul fiqh, Prof. Dr. Hasan bin Abdul Hamid Bukhari, yang mengupas tuntas persoalan syubhat serta teknik efektif dalam keterampilan mendengar.
Sesi Pertama: Memahami Syubhat dan Cara Menanggulanginya dalam Islam
Pada sesi pertama, Prof. Dr. Hasan bin Abdul Hamid Bukhari memaparkan materi berjudul Syubhat. Beliau mengawali dengan menjelaskan bahwa syubhat, atau keraguan dalam agama, adalah hal yang tidak boleh dianggap remeh karena memiliki dampak besar terhadap pemahaman umat terhadap ajaran Islam. Menurut Prof. Hasan, syubhat terjadi karena beberapa sebab, seperti kurangnya pemahaman agama yang mendalam, penyebaran informasi yang salah, dan pengaruh negatif dari lingkungan atau media.
Dalam pemaparannya, Prof. Hasan Bukhai menekankan dua faktor utama yang dapat menyebabkan umat Islam menyimpang dari jalan yang lurus, syubhat (keraguan atau kesalahpahaman dalam pemahaman agama) dan syahwat (hawa nafsu). Keduanya, jika tidak diatasi dengan baik, akan menimbulkan konsekuensi serius bagi keimanan seorang Muslim. Beliau juga mengulas objek dari syubhat, yang meliputi aspek-aspek akidah, hukum, dan etika, yang sering kali menjadi sasaran keraguan bagi umat.
Selanjutnya, Prof. Hasan Bukhari memandu para peserta untuk memahami cara-cara menanggulangi syubhat berdasarkan ajaran Al-Qur’an. Salah satu metode yang dipaparkan adalah bagaimana Al-Qur’an menggunakan argumen logis dan bukti yang kuat untuk mematahkan keraguan dan menyajikan kebenaran yang kokoh bagi umat. Penjelasan yang komprehensif dari Prof. Hasan membuat peserta lebih memahami pentingnya memperdalam ilmu agama agar tidak mudah tergoyahkan oleh syubhat.
Sesi Kedua: Teknik Pengajaran Keterampilan Mendengar dalam Bahasa Arab
Pada sesi kedua, Prof. Hasan Bukhari membawakan topik mengenai pengajaran keterampilan mendengar dalam bahasa Arab. Beliau menyoroti perbedaan antara iktisab dan ta’allum dalam proses belajar bahasa. Iktisab adalah proses penguasaan bahasa secara alami, sedangkan ta’allum adalah proses belajar bahasa secara formal. Keterampilan mendengar atau fahmul masmu’ adalah salah satu aspek penting dalam proses iktisab bahasa yang dapat membantu siswa menjadi lebih akrab dengan bahasa Arab secara alami.
Prof. Hasan Bukhari menyampaikan langkah-langkah efektif dalam pembelajaran fahmul masmu’ agar pengajaran keterampilan mendengar dapat menjadi lebih optimal, khususnya untuk para peserta yang berprofesi sebagai guru bahasa Arab. Berikut ini adalah tahapan yang beliau sarankan:
1. Tamhid Addars: Persiapan sebelum pelajaran untuk membuat siswa siap menerima materi.
2. Mengarahkan siswa membuka buku: Memberikan panduan kepada siswa agar fokus pada materi yang sedang dibahas.
3. Mengajak siswa memperhatikan angka/gambar/latihan: Membantu siswa memusatkan perhatian pada aspek-aspek visual dalam pelajaran.
4. Menginstruksikan siswa untuk membedakan angka/gambar/latihan: Melatih kemampuan analisis siswa dalam mengidentifikasi elemen-elemen tertentu.
5. Menyampaikan kalimat yang harus didengarkan dengan baik: Mengarahkan perhatian siswa untuk mendengarkan rangkaian kalimat dalam bahasa Arab agar mereka dapat memahaminya dengan baik.
Metode yang diajarkan oleh Prof. Hasan ini diyakini akan membantu para guru bahasa Arab dalam meningkatkan keterampilan mendengar siswa mereka, sehingga pemahaman terhadap bahasa Arab lebih kuat dan mendalam.
Kesimpulan
Hari keempat dari Dauroh Bahasa Arab di Universitas Ummul Quro telah memberikan banyak pelajaran berharga bagi peserta, khususnya dalam dua bidang utama: mengatasi syubhat dalam agama dan meningkatkan keterampilan mendengar dalam bahasa Arab. Penjelasan Prof. Hasan yang jelas dan mendalam membuka wawasan para peserta untuk menerapkan metode ini di Indonesia. Dengan mengimplementasikan ilmu yang telah diperoleh ini, diharapkan pengajaran bahasa Arab di Indonesia dapat semakin meningkat kualitasnya, dan kerja sama pendidikan antara Indonesia dan Arab Saudi semakin kokoh.Melalui kegiatan ini, Darunnajah berharap para pendidik dapat menginspirasi generasi muda dengan ajaran Islam yang benar dan metode pembelajaran bahasa Arab yang efektif.