PESERTA PELATIHAN EKONOMI SYARIAH BI SE JAWA BERKUNJUNG KE INABAH 15
Salah satu sesi pelatihan ekonomi syariah untuk pesantren se Jawa yang diadakan Bank Indonesia (BI) di Pesantren suryalaya adalah kunjungan ke Pesantren rehabilitasi narkoba Inabah 15 yang pengelolaannya masih berada di bawah pesantren suryalaya.
Pembinaan di Inabah 15 dilaksanakan kurang lebih selama 3 s/d 5 bulan, dalam pembinaan tersebut para santri melakukan riadoh, ibadah untuk mendekatkan diri kepada Allah, dimulai dengan mandi Taubat, sholat Tahajud 12 rakaat, sholat witir, Subuh berjamaah, berdzikir dengan mengamalkan Thariqah Qadiriyah Naqsabandiyah.
Menurut para pengurua pesantren, manusia berbuat macam2 karena jauh dari Allah, sehingga hati dan pikirannya menjadi kosong. Oleh karena itu proses penyembuhan Narkoba dilakukan dengan pembiasaan ibadah-ibadah, dengan harapan setelah diboasakan menjadi terbiasa, karena Kalau nunggu anak mau sholat itu sangat sulit sekali dan itu adalah tantangan para pembina Pesantren.
Dari keterangan yang disampaikan, ternyata anak yang dibina bukan hanya karena broken home, tapi karena narkoba sudah dianggap tren lingkungan, Narkoba menjadi kebiasaan, Narkoba dijadikan doping bahkan ada Petugas mengantar anak kena narkoba, Kemudian diantar karena memakai narkoba.
Anak sekarang apalagi yg memiliki uang sangat mudah sekali mendapatkan narkoba, dengan jenis yang banyak hal itu kadang tidak terlihat. Bahkan ada Anak SMP yang UNnya besar, sehingga mendapatkan piagam wali kota semenjak SMA samlai kuliah sudah jadi pecandu, dia mendapatkan uang dengan mengerjakan tugas2 teman.
Dari cerita tersebut para pengurus mengkongklusikan bahwa para pecandu narkoba adalah pembohong nomer satu, aktor hebat yang jago berakting.
Beberapa penekanan disampaikan oleh para pengurus bahwa Abah Anom mendirikan inabah untuk semua orang, tidak harus yang kecanduan, dalam istilah lain jangan nunggu sakit baru berobat, tapi jagalah dari supaya tidak sakit.
Beberapa anak yang dihadirkan dalam studi banding banyak yang menyampaikan bahwa Asal muasal kenal narkoba, Teman, diajak minum anggur terus arak putih, baik di lingkungan rumah dan sekolah yang pada akhirnya Ketagihan sampai naik kejenjang lebih tinggi.
Di antara mereka ada yang mengkonsumsi obat penghilang dasa sakit yang hara perlembarnya hanya 30 ribu dibagi2 bisa habis dala sehari. Ada juga yang menggunakan Lem abon diisap, awalnya mereka mendapatkannya secara gratisan setelah kecanduan terus disuruh beli.
Menurut para mantan pecandu, narkoba mereka gunakan Untuk menguras semangat
Kalau putau untuk yang punya masalah, meratapi hidup, Extasi ditempat dugem, masuk ke Club malam kenal extasi, kalau makan extasi jogen enak 3-4 jam. Salah satu Indikator kecanduan adalah senang, seger, tidak inget mati, mendengar musik rock langsung pengen ektasi.
Menurut para mantan pecandu solusi menghindari narkoba adalah pendidikan, terutama hati, perhatian orang tua, lingkungan menjadi salah satu sarana penanggulangannya.
Ada obat penghilang rasa sakit, yang dijual bebas dan banyak dipakai anak SMP, sampai pembelinya meNgantri sepert beli kacang rebus, harganya murah, Efeknya seperti putau Jadi pede dan cuek terhadap masalah.
Oleh sebab itu Orang tua harus tahu zat-zat nafza, hubungan orang tua anak harus benar-benar terbuka, Jangan mudah dibentak, ajak Cerita, tanamkan nilai2 agama, dosa dll.
Para mantan pecandu ini menjelaskan bahawa Bahayanya narkoba adalah Fisik rusak, badan sakit, TBC, Moral rusak, mencuri, Melakukan hal bodoh, jualan obat, menurut mereka seorang yang sudah kecanduan narkoba pilihannya hanya 3 menjadi pengedar, pencuri atau beraubat.
Semoga kita, kelurga dan saudara serta lingkungan yang ditempati terjaga dari bahaya Narkoba.