Ayolah tanam aku, begitulah kira-kira yang ingin disampaikan Pohon Nangka, Pohon Kelapa, Pohon Mangga, Pohon Rambutan, Pohon Nangka Beurit, Pohon Manggis, Pohon Pisang dan lainnya.
Tak luput, si Singkong, si Lembayung, si Kangkung, si Cabe, si Tomat dan sayuran lainnya turut suarakan keinginannya.
Wahai santri, lihatlah betapa kami ingin ditanam. Selalu engkau rindukan saat-saat aku berbuah, dan telah masak.
Wahai santri, betapa kau merinduku saat-saat aku sudah dimasak dan diolah bersama penyedap lainnya. Betapa kalian begitu lahap menyantapku, saat-saat perut kosong kalian.
Betapa kami ini bisa tumbuh subur di negerimu? Betapa bentangan lahanmu masih luas, seluas matamu memandang?
Ayo kawan, tanam aku, rawat aku, agar kelak kemudian hari aku bisa memberikan manfaat bagimu, dan generasi-generasi setelahmu. Naghrisul al an liyakula liman ba’dana.
Kami bahagia bisa tumbuh di Pesantren Darunnajah Cipining, karena selain kami memberkahi, Alhamdulillah memberikan keteduhan, menyejukkan mata setiap yang berkunjung dan bersua dengan kami, sehingga mereka betah dan ingin berlama-lama.
Ayo save our Pesantren, dengan salah satunya gemar menanam. Kalau tidak sekarang dipanen, setidaknya ia merupakan investasi yang mulia.
Mari bersama-sama ciptakan, “Ma’hadi baiti wa jannati. (Wardan/Abu Mumtazah)