Dua Kepala Biro Ikuti Seminar Bersama Wakil Ketua MPR

Dr. Hidayat Nur Wahid: 1312 Sinergi Lembaga Dakwah Dengan Pemerintah.

Ungkapan itu disampaikan ketika wakil ketua MPR tersebut menjadi salah satu pembicara dalam Seminar yang bertemakan “ Harmonisasi Islam Membentang Kebaikan Global “ pada pembukaan agenda Cordofa Islamic Conference di Pendopo 45 Parung Bogor Jawa Barat hari ini, Selasa 13 Desember 2016. Tema sentral pertemuan ini adalah Bagaimana Hak Warga Negara Indonesia Dalam Melaksanakan Ajaran Agamanya Di Luar Negeri.

Agenda dibuka dengan dengan sambutan dari Ketua Yayasan Dompet Dhuafa Republika, Drs. Ismail Said yang dilanjutkan dengan pemukulan bedug yang disaksikan oleh para Dai Ambassador, Dai Nusantara, Mitra Dompet Dhuafa Luar Negeri dan beberapa Pesantren termasuk Pesantren Darunnajah Cipining Bogor.
Hadir pula pembicara selain Dr. HIdayat Nur Wahid, yaitu Dirjen Perlindungan WNI dan BHI Kementrian Luar Negeri (Dr. Lalu Muhammad Iqbal), Dirjen Bimas Islam Kementrian Agama (Prof. Dr. Abdul Jamil, MA) serta KH. Wahfiudin Sakam, SE, MBA selaku Dewan Syariah Dompet Dhuafa.
Cikal bakal terselenggaranya seminar ini merupakan fikiran yang didasarkan kepada fakta bahwa pada tataran teknis di lapangan dakwah sangat diperlukan dukungan para pengambil kebijakan. Oleh karena itu, Ustadz Hidayat juga menyitir kata-kata Imam Ahmad Bin Hambal yang artinya: “Sekiranya saya mempunyai satu do’a yang mustajab, maka akan saya berikan kepada pemimpin!”.

Alumni Gontor dan Madinah tersebut banyak mendasarkan pemaparannya kepada pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Beliau juga menyampaikan ulang pernyataan Ir. Sukarno pada Konferensi Asia Afrika: “…selama Palestina belum merdeka maka Israel adalah penjajah. Sebelum Palestina merdeka, Indonesia masih berhutang!”.

Salah seorang panitia inti seminar ini adalah ustadz Fajar Shafari Nugraha yang merupakan alumni TMI Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining Bogor dan terlibat aktif di Yayasan Dompet Dhuafa sebagai Koordinator Capacity Building & Riset CORDOFA.

Adapun utusan Darunnajah 2 Cipining Bogor sebagai peserta seminar adalah ustadz Husnul Mubarok, S.Pd (Kepala Biro Dakwah & Hubungan Masyarakat) dan ustadz Muhlisin Ibnu Muhtarom, S.H. I (Kepala Biro Pengasuhan Santri).
Dalam sesi tanya jawab, ustadz Muhlisin berkesempatan menyampaikan pandangannya agar ada pembinaan standar pemahaman keagamaan bagi WNI yang akan ke luar negri. Hal tersebut didasarkan pada informasi yang diterimanya ketika berkunjung ke Konsulat Jendral RI di Jeddah tahun lalu bahwa ada penangkapan terhadap beberapa orang muslim WNI yang ditangkap askyar masjidil Haram karena mereka melakukan sholat Idul Adha sendiri di sekitar Ka’bah dengan dipimpin seseorang yang mengklaim sebagai Imam Mahdi.

Ustadz Muhlisin juga bertanya kepada dua nara sumber dari kemenlu dan kemenag sejauh mana respon dan bantuan kedua pihak tersebut ketika ada lembaga pendidikan dari Indonesia yang akan / sedang melakukan kerja-sama dengan lembaga pendidikan di luar negeri, seperti yang dilakukan Darunnajah dengan lembaga pendidikan di London dan lainnya.

Seminar ini merupakan rangkaian agenda yang diselenggarakan oleh Corps Dai Dompet Dhuafa ( CORDOFA) yang dihadiri sekira 250 peserta dari lembaga dakwah, pondok pesantren, dai ambasador Dompet Dhuafa, PPI, dan juga utusan dari luar negeri antara lain Timor Leste, Filipina, Hong Kong, Korea Selatan dan Palestina. Beberapa utusan negara tersebut mendapatkan kesempatan menyampaikan testimoni kondisi terkini umat Islam dan Dakwah Islam di negera mereka.

Dalam kesempatan tersebut juga diadakan soft launching buku Fikih Minoritas yang akan diterbitkan oleh Dompet Dhuafa Publising. Buku tersebut akan mengupas problematika yang sering dihadapi WNI (muslim) ketika berada di luar negeri khususnya negara minoritas Muslim serta bagaimana solusinya yang juga dirasakan oleh para Dai Ambassador yang sudah dikirimkan ke 24 negara dalam 4 tahun terakhir ini yang tersebar di Asia, Amerika, Eropa, dan juga Australia.

Dirangkum oleh Muhlisin Ibnu Muhtarom (utusan pondok pesantren Darunnajah 2 Cipining Bogor).