Kenapa ada orang yang terbiasa berbohong? Secara teori ilmu jiwa ada beberapa alasan: karena merasa perbuatan itu menguntungkan (cost-benefit), atau karena sejak kecil banyak keinginannya terpenuhi setelah berbohong (operant-conditioning).
Seiring bertambahnya usia, normalnya, seseorang semakin sadar bahwa bohong itu sifat buruk.
Ini ada empat kiat yang bisa kita praktikkan agar terhindar dari kebiasaan berbohong.
PERTAMA: Evaluasi diri dan agama kita. Berbohong merupakan akibat halus dari kurangnya keyakinan bahwa Allah Maha Melihat. Juga kurang yakin, bahwa hukuman Allah pada dusta itu pedih dan berat.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “Sesungguhnya kejujuran akan membimbing pada kebaikan, dan kebaikan itu akan membimbing ke surga.”
“Sesungguhnya jika seseorang yang senantiasa berlaku jujur sehingga ia akan dicatat sebagai orang yang jujur.”
“Dan sesungguhnya kedustaan itu akan mengantarkan pada kejahatan.”
“Dan sesungguhnya kejahatan itu akan menggiring ke neraka. Dan sesungguhnya jika seseorang yang selalu berdusta sehingga akan dicatat baginya sebagai seorang pendusta.”
KEDUA: Tentukan target dari berhenti berbohong. Mengapa berhenti berbohong begitu penting untuk kita? Apa keuntungan yang bisa didapat jika ada berhenti? Mempunyai alasan yang jelas untuk berhenti berbohong dapat mempermudah kita memproses ini, terkhusus ketika ada berada di situasi yang menggoda untuk kembali berbohong.
KETIGA: Berikan penghargaan pada diri kita ketika berhasil menghindari kebohongan. Walaupun cuma satu kali, hargai usaha yang kita buat sehingga berhasil menghindari kebohongan. Penghargaan ini juga bisa menjadi motivasi agar terus bersemangat menghindari kebohongan.
KEEMPAT: Kesiapan. Siapkan diri kita untuk melalui kondisi di mana kita rentan berbohong. Ketahui momennya, dan siapkan respons kita untuk tiap momen itu. Contohnya, kita menerima hasil ujian yang kurang memuaskan, dan kita malu akan hal itu.
Nah, di sini kita melihat ada tendensi untuk berbohong tentang hasil ujian kita. Bayangkan jika nanti ada yang bertanya berapa hasil ujian kita, kita tidak akan berbohong, dan sebagai alternatif kita akan memberi tahu mereka bahwa kita lebih nyaman untuk tidak berbagi dalam hal ini. Ini tentu lebih baik daripada membiarkan diri kita kembali ke lubang kebohongan.
Kita mempunyai kendali penuh atas kejujuran diri kita, juga atas kebohongan kita.
Berhenti berbohong adalah hal yang disukai Allah, maka dari itu Dia pasti membantu kita dalam tiap langkah dalam usaha ini, InsyaAllah.
(Santri Tv/Rafi)