Bahasa Mahkota Dunia
Bahasa merupakan salah satu identik atau ciri khas pondok pesantren yang berbasis modern.
Ada pepatah bijak pernah berkata “menguasai berbahasa asing, bagaikan kita telah mengenggam dunia”. Yah kurang lebih seperti itu. Memang menguasai bahasa asing sudah merupakan suatu kewajiban. Betapa tidak, menguasai bahasa asing seperti bahasa Inggris, Arab, Jerman, Perancis, Cina, dan lain-lain, memiliki manfaat. Salah satunya kalau kita ingin menuntut ilmu di negeri orang, bukan hanya kepandaian dalam bidang studi yang kita ampu di sana, namun berinteraksi menggunakan bahasa mereka itu menjadi “barang” yang harus mereka miliki.
Berbagai cara ditempuh oleh orang-orang untuk dapat menguasai bahasa asing tersebut. Selain mereka dapatkan bahasa asing melalui pendidikan formal (sekolah), ada juga yang mengikuti les di tempat bimbel ataupun les privat, tapi hal tersebut pasti memerlukan biaya yang tidak sedikit.
Bahasa adalah cerminan karakteristik manusia. Kecakapan dalam berbahasa sejalan dengan sejauh mana seseorang menggali karekternya dan mencerminkan pemahamannya dalam pengetahuan. Tidak kita pungkiri pemahaman bahasa asing asing disamping bahasa Ibu telah menjadi bagian penting dalam kehidupan kita saat ini.
Bahasa asing, dalam keseharian kita sekarang sudah menjadi hal yang lumrah. Sebut saja bahasa Inggris, Di negeri Indonesia, bahasa ini bahkan sudah diajarkan semenjak Sekolah Dasar hingga ke Perguruan Tinggi, dengan dalih Era Globalisasi. Sedikit banyak kata-kata baru dalam Kamus Bahasa Indonesia kita, juga telah banyak menyerap dari bahasa Inggris. Sebagian orang bahkan menyebut Bahasa Inggris bukan lagi berbicara yang asing.
Jangan pernah mengira bahwa menguasai bahasa Inggris saja cukup. Menurut Sylvanus Hardiyanto, HR Professional, pandai berbahasa Inggris bukan lagi hal yang hebat. “Sekarang ini, pandai bahasa Inggris bukan hal yang hebat, tapi harus!” ujarnya dalam acara Talkshow Careernews Overcoffee beberapa hari lalu. Senada dengan yang diungkapkan Rudi, bahasa asing di luar bahasa Inggris adalah bahasa asal atau bahasa lokal dari suatu negara yang ingin dituju. “Kalau kita ingin masuk ke pasar internasional, kita harus memiliki kemampuan bahasa yang baik. Bagus kalau kita tahu bahasa lokal yang bersangkutan, seperti bahasa Tagalog,” ujar Rudi. Bahasa lokal menjadi kewajiban jika peluang AC ini dimanfaatkan pemuda untuk berkarir di negara luar.
Dengan adanya kegiatan muhadatsah pagi di pondok pesantren dapat bermanfaat bagi santriwati , karena dengan mengetahui kosa kata baru mereka akan lebih memahami bahasa asing. Ada juga pepatah yang menyebutkan “By Language We Can Arround The World.”