Di era digital yang semakin berkembang, media sosial telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Namun, kebebasan berekspresi di dunia maya seringkali tidak diimbangi dengan pemahaman adab yang benar.
Tulisan ini membahas tentang adab bermedia sosial menurut perspektif Islam, pentingnya menjaga lisan digital, dampak konten yang dibagikan, etika berkomentar, dan cara menghindari fitnah di media sosial. Berikut uraiannya:
Bagaimana Menjaga Lisan Digital?
Banyak pengguna media sosial yang terjebak dalam perdebatan tidak berujung di kolom komentar. Mereka saling mencela dan menghina tanpa memikirkan dampaknya. Padahal, Islam sangat menekankan pentingnya menjaga lisan.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an:
قُل لِّعِبَادِي يَقُولُوا الَّتِي هِيَ أَحْسَنُ ۚ إِنَّ الشَّيْطَانَ يَنزَغُ بَيْنَهُمْ
“Katakanlah kepada hamba-hamba-Ku hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (benar). Sungguh, setan itu selalu menimbulkan perselisihan di antara mereka.” (QS. Al-Isra: 53)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah dia berkata baik atau diam.” (HR. Bukhari no. 6018)
Apa Batasan Konten yang Dibagikan?
Seringkali kita tergoda membagikan konten viral tanpa memverifikasi kebenarannya. Tindakan ini bisa menyebarkan fitnah dan merugikan orang lain.
Konten yang kita bagikan hendaknya membawa manfaat dan tidak mengandung unsur ghibah, fitnah, atau kemaksiatan. Islam mengajarkan untuk selalu menyebarkan kebaikan.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا
“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kamu kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang benar.” (QS. Al-Ahzab: 70)
Bagaimana Etika Berkomentar?
Memberikan komentar pedas dan menyakitkan telah menjadi hal yang lumrah di media sosial. Padahal, setiap kata yang kita tulis akan dipertanggungjawabkan.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya seorang hamba mengucapkan suatu perkataan yang tidak dipikirkan dampaknya, karenanya ia terjerumus ke dalam neraka dengan jarak yang lebih jauh dari jarak antara timur dan barat.” (HR. Muslim no. 2988)
Mengapa Harus Verifikasi Informasi?
Banyak hoaks beredar di media sosial yang menyebabkan keresahan. Kita perlu memverifikasi setiap informasi sebelum mempercayai dan membagikannya kepada orang lain.
Menyebarkan berita bohong bukan hanya merugikan orang lain, tetapi juga berdosa. Kita harus berhati-hati dalam menerima dan membagikan informasi.
Kapan Harus Berhenti Scrolling?
Kecanduan media sosial membuat kita lupa waktu dan mengabaikan kewajiban. Seringkali waktu shalat terlewat karena terlalu asyik scrolling feed media sosial.
Pentingnya Menjaga Privasi
Membagikan seluruh aktivitas di media sosial bisa membahayakan privasi dan keamanan. Islam mengajarkan untuk tidak mengumbar aib dan menjaga kehormatan diri.
Waktu Terbaik Bermedia Sosial
Mengatur waktu bermedia sosial sangat penting untuk menjaga produktivitas. Kita perlu menetapkan batasan waktu yang tepat agar tidak mengganggu ibadah dan aktivitas utama.
Media sosial adalah pisau bermata dua. Jika digunakan dengan bijak sesuai tuntunan Islam, ia bisa menjadi sarana dakwah dan menebar kebaikan. Namun jika tidak, ia bisa menjadi sumber dosa dan kemudharatan.
Mari kita mulai menerapkan adab bermedia sosial sesuai ajaran Islam. Jadikan media sosial sebagai sarana mendekatkan diri kepada Allah dan menyebarkan kebaikan, bukan sebaliknya.