Kegiatan santri yang ada ada dipesantren memang sudah dirancang sesuai dengan tujuan Pesantren itu sendiri. Khusus untuk santri kelas 6 TMI, mereka akan dibekali dengan beberapa agenda, keahlian dan ketrampilan yang akan menambah pengalaman dan memberikan penguatan. Kerena setiap santri yang akan keluar dan melanjutkan pendidikannya di luar pesantren, diharapkan mampu menghadapi tantangan yang ada di masyarakat.
Pemadatan terus dilakukan dengan upaya memancing keaktifan para santri untuk terus bertanya dan meningkatkan rasa penasarannya terhadap semua hal yang belum mereka keuasai sebelumnya. Nilai-nilai pesantren yang sudah dirancang dari awal berdirinya sebuah Pesantren, akan dikupas habis pada saat pembekalan dilaksanakan.
Berikut beberapa agenda yang dimaksud.
-
-
-
- Amaliyah Tadris (Praktik Mengajar)
- Praktik Imamah
- Praktik Khitobah
- Mengawas Ujian Tulis
- Mengawas Ujian Lisan
- Menjadi Panitia Ujian
- Rihlah Iqtishodiyah (Ekonimic Study Tour)
- Rihlah Ubudiyah
- Rihlah Munadh-dhomah
- Kegiatan Haram (Harokat Akhir Ramadhan)
- Fathul Kutub
- Praktik Dakwah dan Pengabdian Masyarakat
- Ibadah Amaliah
- Haflah Takharruj
Amaliyah Tadris (Praktik Mengajar)
Tarbiyatul Mu’allimin/at AL Islamiyah (TMI) yang berarti Pendidikan Guru Islam, telah melaksanakan praktikum mengajar (amaliyah tadris) yang mewajibkan bagi setiap santri kelas 6 TMI Darunnajah yang dibimbing langsung oleh guru-guru senior.
Amaliyah Tadris, selain merupakan kegiatan wajib bagi santri Kelas 6 TMI dan sebagai persyaratan kelulusan santri nihai/kelas akhir.
Sebagai modal pengetahuan, sejak kelas 5 TMI, santri sudah mengikuti pelajaran Tarbiyah watta’lim (Pendidikan dan Pengajaran) dikelas formal.
Tujuan Amalaliyah Tadris
-
-
- Santri mampu mengajar dan menjadi guru yang baik
- Sebagai calon muballigh/muballighah di masyarakat, mereka sudah punya pengalaman mengajar dalam menyampaikan dakwahnya
- Penguatan bahasa resmi arab dan inggris, baik lisan maupun tulisan
-
Pada kegiatan praktik mengajar, ditekankan panggunaan bahasa resmi yaitu bahasa Arab dan Inggris, hal ini merupakan salah satu tradisi (sunnah) pondok dan sebagai persyaratan kelulusan ujian
Langkah-langkah Amaliyah Tadris
-
-
- Sebelumnya diadakan pembekalan Amaliyah Tadris selama tiga hari
- Diadakan microteaching dengan menunjuk salah seorang santri yang dianggap baik
- Diadakan naqd (evaluasi) setelah selesai microteaching oleh seluruh santri dan pembimbing
- Santri dibuat kelompok yang terdiri atas 10 orang
- Pada hari yang ditentukan, setiap hari dua orang santri melaksanakan praktik mengajar dikelas yang telah ditentukan, yaitu pada jam pelajran ke-2 dan ke-4
- Pada jam ke-5, 6, 7 diadakan naqd oleh kelompoknya yang dipimpin oleh seorang musyrif (guru pembimbing)
- Naqd dibuat secara tulisan dan disampiakan secara lisan menggunakan bahasa resmi Arab ataupun Inggris
- Santri yang mengevaluasi juga dievaluasi
- Pengumuman kelulusan bagi peserta maliyah tadris
- Jika belum lulus, maka harus diulang.
-
Praktik Imamah
Pesantren Darunnajah adalah lembaga pendidikan pencetak kader IMAMA (Imam, Muttaqy, Alim, Muballigh, dan Amil). Titik fokus kegiatan Praktik Imamah adalah mengandung nilai Imam atau seorang pemimpin. Para santri diwajibkan untuk bisa, siap dipimpin dan siap memimpin. Hal tersebut diapresiasikan dalam berbagai macam kegiatan, mulai dari belajar berorganisasi, menjadi ketua organisasi, ketua kelas, ketua kamar, ketua panita, sampai yang lebih khusus adalah mampu untuk menjadi Imam di setiap sholat.
Praktik imamah, sering dilakukan secara bergilir. Setiap santri harus belajar dan merasakan bagaimana menjadi seorang imam yang baik. Jika santriwati, maka dilakukan khusus pada sholat sunnah malam saja, karena terbatas. Selain itu juga, praktik sholat menjadi syarat kelulusan dalam kegiatan PDPM (Praktik Dakwah dan Pengembagnan Masyarakat)
Praktik Khitobah
Masjid yang sengaja di bangun di dalam sebuah pesantren bertujuan sebagai tempat, pusat kegiatan pendidikan. Melalui praktik khitobah (ceramah), para santri wajib melaksanakan kegiatan rutin secara bergilir untuk bisa menyampaikan materi seputar dunia Islam.
Praktik khitobah ini sudah mulai dilaksankaan ketika para santri, sudah mencapai tingkat pendidikan Kelas 5 TMI. Baik putra mapun putri, semua wajib bisa mneyampaikan khitobah (ceramah). Hal tersebut tentunya selalu dalam pengawasan para guru senior yang terlah diamanahkan untuk mengoreksi isi materi sebelum disampaikan didepan seluruh santri.
Kapan mereka bisa menyampaikan khitobah?
Praktik khitobah disampaikan setelah sholat magrib berjamaah, yang dilaksanakan di kampus masing-masing. Jadwal sudah ditentukan oleh pembimbing bagian pengajaran. Setelah penyampaian khitobah, pemateri mempersilahkan para santri/adik kelas untuk berani bertanya. Jadi semua agenda yang ada, saling berkesinambungan. Tidak hanya yang menyampaikan khitobah yang harus aktif, tetapi juga para pendengar. Tujuannya agar ada pembiasaan yang kritis dalam menerima ilmu pengetahuan baru.
Menjadi Panitia Ujian
Agenda khusus lainnya yang sangat menantang adalah, terlibatnya para santri kelas 6 TMI untuk bisa bergabung menjadi panita ujian. Membantu panita ujian dalam mengatur jalannya ujian yang ada di pesantren.
Penugasan adalah pendidikan. Dalam hal membantu panita ujian, beberapa santri pilihan ditugaskan untuk mampu menjadi penguji lisan bahasa arab maupun inggris. Serta menjadi pengawas ujian tulis. Beberapa santri juga dipercaya dan dianggap sudah mampu untuk bisa membantu beberapa bagian penting yang ada di pesantren.
Contohnya adalah, membantu sekretaris pesantren dalam pendataan maupun mengontrol jalannya rapat pengurus pesantren. Membantu Ka. Biro Usaha untuk terus mengambangkan dan memajukan usaha pesantren. Selain itu juga, harus mengontrol kegiatan belajar santri/adik kelas untuk persiapan menghadapi ujian.
Inilah yang disebut pendidikan pesantren. Semua profesi yang ada dipesantren bisa mereka rasakan dan mereka kuasai. Sehingga, ketika para santri terlapas dari dunia pesantren, mereka benar-benar mampu untuk mandiri/berdiri diatas kaki sendiri. Karena sudah banyak dan cukup, bekal yang telah diberikan oleh pihak pesantren kepada para santrinya.
Tidak ada lembaga lain yang memberikan kebebasan dan keluasan dalam mendidik peserta didik, kecuali lembaga pesantren. Inilah keunggulan pesantren. Masih belum percaya dan kurang yakin dengan lembaga pesantren?
Berbagai Macam Rihlah
Rihlah yang berasal dari bahasa arab, serta memilki arti “perjalanan”. Perjalanan yang dilakukan oleh para santri Darunnajah sangat berbeda dengan apa yang sering dilakukan oleh orang-orang biasanya. Perjalanan yang mereka tempuh lebih mengedepankan ilmu pengetahuan. Rasa penasaran yang tinggi, adalah modal utama dalam melakukan perjalanan.
Sebagaiman kegiatan wajib yang harus dilakukan oleh Pengurus Organisasi adalah, mengadakan Rihlah Munadzomah atau studi banding kepesantren lain yang dianggap lebih baik, atau yang memiliki kelebihan yang belum dimiliki oleh Lembaga Pesantren Darunnajah. Selain perjalanan menuju pesantren, para santri juga mengadakan atau singgah ke sebuah perusahaan, industri-industri bagus, yang akan dijadikan bahan penelitian.
Hanya bermodalkan rasa penasaran dan aktif bertanya, mereka mampu menghasilkan sesuatu yang baru dan berkualitas tinggi. Kegiatan tersebut juga tidak hanya berhenti setelah mereka selesai melakukan perjalanan. Tetapi juga harus melakukan laporan pertanggungjawaban, serta bagaimana mereka bisa mengapresiasikan hal baru yang telah didapatkan.
Kegiatan Santri pada saat Haram (Harokat Akhir Ramadhan)
Agenda ini dilaksankan pada bulan Ramadhan, yang diikuti oleh santri kelas 5 TMI atau calon santri akhir, karena sekaligus menunggu keputusan sidan kenaikan kelas. Adapun aneka kegiatan Santri Kelas 5 TMI pada saat Haram adalah sebagai berikut :
-
-
- Sholat Berjama’ah 5 Waktu
- Sholat Tarawih Berjama’ah
- Qiyamul Lail
- Buka Puasa Bersama
- Materi 7 Habbit of Success
- Tadarus Al-Qur’an
- Materi dan Praktik Qiro’atul Qur’an (Tilawah)
- Kultum (Kuliah Tujuh Menit)
- Materi Fiqih, Qiro’atul Qotub “Uquduliijain”
- Halaqoh Al-Qur’an
- Materi Durusullughoh, Muhadatsah, I’rab dan Tamriinaat
- Materi Hafidzul Qur’an dan Kemuliaannya
- Materi Qiro’atul Qutub “Ta’lim Muta’alim”
- Materi Metode Retorika, Khitobah dan Ceramah
- Materi Generasi Qur’ani dan Tantangannya di Era Digital
- Materi Tarjamah
- Materi Hal-hal Yang Membatalkan Puasa
- Materi Kiat Sukses Entepreneur Ala Rasulullah SAW
- Materi Pendalaman Bahasa Inggris
- Materi Gaya Hidup Islami VS Gaya Hidup Jahili
- Materi Nilai Kepemimpinan Lelaki dan Kepatuhan Wanita
- Materi Indahnya Dzikir di Zaman Akhir
- Materi Ruqyah Islamiyyah
- Materi dan Praktik Conversation Bahasa Inggris
- Materi Santri dan Pesantren
- Materi Browsing Kitab Turots di Internet, Pemakaian dan Aplikasinya
- Materi Be Smart to Around the World
- Materi Semangat Khidmah dan Berjuang di Pesantren
- Materi Fiqih dan Pemulasaraan Jenazah
- Materi Qiro’atul Qutub “Fathul Qorib”
- Materi Management Organisasi
- Materi Grammar
- Penghijauan
- Ujian Peserta Ihya Ramadhan
- Takbiran
- Sholat Idul Fitri Berjama’ah
-
Kegiatan Fathul Kutub
المُحاَفَظَةُ عَلَى القَدِيمِ الصَّالِحِ وَالأَخْذُ بِالجَدِيدِ الأَصْلَح
“Menjaga Tradisi (Keilmuan) lama yang baik dan mengambil Tradisi Baru yang lebih baik”
Salah satu tradisi pesantren adalah memelihara khazanah keislaman dengan jalan diantaranya mewarisi tradisi keilmuan para ulama terdahulu dengan mengapresiasi kitab-kitab turats dan menjadikannya sebagai sumber belajar yang sangat penting.
Program Fathu Kutubit Turats merupakan salah satu usaha untuk menjadikan dan membiasakan para santri Kelas 6 TMI, untuk memaksimalkan kemampuan bahasa Arab mereka dalam mengkaji kitab-kitab turats, berani membaca, memahami, memilah dan memecahkan berbagai macam persoalan pada bidang-bidang keagamaan, dan mampu mengambil kesimpulan terhadap pendapat-pendapat para ulama. Beberapa bidang materi yang sering dibahas pada saat Fathu Kutubit Turats dilaksanakan adalah, Fiqh, Tafsir, Hadist, Akidah, Akhlak dan masih banyak lagi.
Praktik Dakwah dan Pengembangan Masyarakat
Praktik Dakwah dan Pengembangan Masyarakat (PDPM) adalah salah satu program kemasyarakatan. Program ini sangat wajib diikuti oelh santri kelas 6 TMI, karena termasuk sebagai syarat penilaian kelulusan pesantren.
Program ini dilaksanakan didaerah desa-desa terpencil dengan lingkungan yang memiliki tingkat sosial, ekonomi, serta fasilitaas desa yang sangat rendah. Tujuannya adalah agar para santri memiliki rasa tanggunjawab terhadap dakwah keagamaan terhadap desa-desa tersebut. Menggabungkan sekaligus mengapresiasikan ilmu yang sudah didapatkan selama proses pendidikan berlangsung di pesantren. Memperluas wawasan dan ilmu pengetahuan para santri khususnya dalam bidang keagamaan. Menumbuhkan rasa percaya diri para santri dalam menghadapi atau mengambangkan ilmu pengetahuaanya di lingkungan masyarakat.
Berbagai macam kegiatan yang diadakan para santri ketika Program PDPM ini berlangsung adalah, dalam bidang Keagamaan, Sosial, Pendidikan dan Ketrampilan. PDPM ini telah dirasakan manfaatnya, mulai dari santri itu sendiri, pihak pesantren sampai pra masyarakay yang telah menjadi sasaran program tersebut.
Selain bebagai macam kegiatan yang diadakan ketika PDPM berlangsung, tetapi juga sekaligus praktik Ibadah Amaliyah. Mulai dari mengajarkan do’a-do’a, mengajar disebuah sekolah, praktik berceramah, menjadi imam sholat, dan masih banyak lagi
Haflah Takharruj
Setelah berbagai macam agenda dan kegiatan telah dilewati dengan baik dan lancar sert maksimal dan mendapatkan nilai serta hasil yang memuaskan. Kini adalah kegiatan santri akhir Kelas 6 TMI yang ditunggu-tunggu, yaitu Haflah Takharruj atau Wisuda Santri Akhir Kelas 6 TMI.
Haflah Takharruj adalah sebagai puncak kegaitan mereka. Berbagai macam prestasi yang diperoleh sebelumnya akan dibacakan sesuai dnegan yang diperoleh. Para wali santri juga sangat antusias hadir dan menyaksikan putra-putrinya mengikuti wisuda.
Adalah suatu kebanggaan tersendiri yang dirasakan. Tetapi, terbesit juga rasa kesediahan yang mendalam bagi para santri akhir, karena mereka akan segera berpisah dengan teman-teman seperjuangannya, yang selama ini selalu bersama dalam suka maupun duka. Tetapi itulah pertemanan, mereka akan tetap yakin, perpisahan yang dirasakan akan kembali mempersatukan mereka dalam lintas kesuksesan.(Wardan/Mbafer)
-
-