Pembukaan Pekan Perkenalan Khutbatul Arsy (PORSEKA) yang berlangsung kemarin tampak begitu meriah. Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, PORSEKA tahun ini tidak dihadiri oleh tamu undangan khusus. Para peserta yang hadir murni dari penduduk asli Pondok Pesantren Darunnajah Jakarta. Meski demikian, acara tersebut justru memberikan sebuah kebanggaan tersendiri bagi seluruh warga Pesantren. Pasalnya, pada tahun-tahun sebelumnya, ketika hadir tamu undangan, para kyai dan guru cenderung disibukkan dengan kehadiran tamu tersebut demi menjalankan falsafah Ikraman Lidduyuf (Menghormati tamu).
Porseka tahun ini juga memecahkan rekor sebagai rekor pelaksanaan Porseka tercepat. Tahun-tahun sebelumnya, selalu mundur dari waktu yang telah ditentukan. Tapi tahun ini dipercepat karena tidak harus menunggu tamu khusus, sehingga begitu acara dimulai santri-santri tampak kelihatan masih segar dan lebih nyaman untuk dilihat. Kyai-kyai beserta jajaran guru juga terlihat komplit.
Dinamika keharmonisan sebuah pesantren adalah adanya hubungan yang mesra antara santri dan kyai. Para santri yang telah lama berlatih demi menyuguhkan penampilan yang maksimal dilihat dan ditonton oleh para asatidz-asatidznya. Bintang pada Porseka tahun ini adalah santri itu sendiri dan mereka disaksikan oleh para bintang juga-Sang Kyai, Sang Pejabat, Sang Guru, dll. Keharmonisan tersebut juga berfungsi sebagai media Transformasi Budaya, Nilai-nilai dan Falsafah Darunnajah kepada para santri.
(ZA)