Dahulu, mungkin waktu masih SD diantara kita ada yang pernah dilempar penghapus atau kapur tulis saat kita tidak memperhatikan penjelasan dari bapak/ibu guru, dijewer, dipukul tangannya dll, lalu kemudian kita mengadu pada orang tua kita dan mereka menasehati agar kita berubah jangan seperti itu lagi. Tidak ada orang tua yang menyalahkan guru karena mereka percaya, itu adalah bagian dari proses pendidikan yang harus kita jalani.
Dan hasilnya adalah kita jadi mengerti sopan santun, memahami adab, lebih disiplin. Kita tumbuh menjadi pribadi-pribadi yang selalu menghormati guru dan orang tua. Saat kita menjadi orang tua zaman sekarang, tidak sedikit pula kita melihat dan mendenar berita guru dilaporkan oleh wali muridnya karena telah mencubit atau menghukum anaknya disekolah.
Seharusnya kita sebagai orang tua juga harus bijak dalam menghadapi masalah-masalah anak di sekolah, seperti kisah seorang hakim yang mengejutkan semua orang di ruang siding. Ia meninggalkan tempat duduknya lalu turun untuk menicum tangan tedakwa.
Terdakwa yang seorang guru SD itu juga terkejut dengan tindakan hakim, namun sebelum berlarut-larut keterkejutan itu, sang hakim mengatakan “ inilah hukuman yang kuberikan kepadamu guru.” Rupannya terdakwa itu adalah gurunya sewaktu SD hingga kini masih mengajar. Ia menjadi terdakwa setelah dilaporkan oleh salah seorang wali murid gara-gara ia memukul salah seorang siswanya. Ia tak lagi mengenali muridnya itu, namun sang hakin tahu persis bahwa pira tua yang duduk di kursi pesakitan itu adalah gurunya.
Hakim yang dulu menjadi murid dari guru tersebut mengerti benar, pukulan dari guru itu bukanlah kekerasan. Pukulan itu tidak menyebabkan sakit dan tidak melukai. Hanya sebuah pukulan ringan untuk membuat murid-murid mengerti akhlak dan menjadi lebih disiplin. Pukulan seperti itulah yang mengantarnya menjadi hakim seperti sekarang.
Sesungguhnya merupakan pelajaran berharga bagi kita semua sebagai orangtua. Meskipun kita tidak tahu persis kejadiannya secara detil, tetapi ada hikmah yang bisa kita petik bersama.
Mari kita bersinergi untuk menyiapkan generasi masa depan yang lebih baik lagi.