Semangka merupakan buah segar dengan rasa daging yang manis menempel pada bagian dalam kulit yang tebal. Permukaan luar buah yang mendapat nama ilmiah Citrullus lanatus ini berwarna hijau muda dengan motif garis menyerupai gelombang memanjang, tekstur halus tapi keras. Asal dari daerah setengah gurun di Afrika bagian selatan. Merupakan buah yang berkerabat dengan timun dan melon, mungkin itu sebabnya semangka berbahasa inggris Watermelon.
Di sini ada sedikit Tips untuk menanam semangka agar hasilnya maksimal oleh Bapk Tamin;
1. Pematahan dormansi. Biji semangka dipatahkan dormansinya dengan cara mekanis, yaitu dipotong pada bagian ujungnya.
2. Setelah biji dipatahkan dormansinya, kemudian direndam dalam air selama 24 jam
3. Kemudian biji dibungkus dengan kain untuk dioven/dipanaskan menggunakan lampu. Hal ini dilakukan untuk pemeraman selama 4-5 jam. Setelah biji siap, biji tersebut dimasukkan dalam polybag yang berisi media tanam. Media tanam yang digunakna adalah Wonder Grow (campuran pakis, pupuk kandang, pupuk nitrogen, dsb).
4. Pemberian air pada lahan semangka ini tidak dilakukan secara manual (pompa), melainkan airnya langsung berasal dari sumber yang ada di atas.
Pemupukan dilakukan dengan cara pengocoran (pemberian pupuk yang telah dilarutkan dalam air, langsung disira
mkan/dikocorkan pada lubang tanam). Pupuk yang biasa digunakan adalah Phonska, NPK, SP36, dan Dolomit.
5. Pada umur 1,5 bulan, buah mulai dialasi dengan potongan silinder bambu, yang mana pengalasan ini berfungsi untuk menghindari kontak langsung buah dengan tanah, sebagai pencegah pembusukan pada buah karena tanah yang lembab. Dalam satu batang tanaman hannya dikembangkan kurang lebih 3 buah agar pertumbuhan dan hasilnya optimal.
6. Pemanenan dilakukan pada 35-40 hari. Setelah buah semangka dipetik, buah-buah tersebut dibelah untuk diambil biji-bijinya. Biji itulah yang akan menjadi bibit unggul. Sedangkan daging buahnya di bagi-bagikan untuk dikonsumsi.
Untuk yang mau silakan berkunjung ke pesantren.
Itulah sedikit Tips cara menenanam semangka di pesantren versi Bapak Tamin. Semoga bermanfaat, terima kasih.
