Search
Close this search box.
Search
Close this search box.

Yudisium dan Pengabdian Santri Akhir

image

Salah satu nasihat yang sering disampaikan oleh Bapak Pimpinan adalah ajakan untuk selalu memberi dalam setiap kesempatan. “Give, give & give”.

Islam mengajarkan ummatnya untuk selalu memberi. Hal tersebut jelas diperintahkan dalam ayat ayat dalam Al Quran seperti Anfiquu, fa’thii dan lain sebagainya. Islam mengajarkan bahwa tangan yang diatas (memberi) lebih mulia dari tangan dibawah (menerima).

Begitu yang selalu diajarkan kepada santri. Dan itu jelas menjadi salah satu jiwa yang disisipi didalam setiap kegiatan. Jiwa mandiri.

Pondok mendidik santrinya untuk berjiwa kaya. Faqidusyai la yu’thie begitu pepatah arab mengatakan. Seseorang tidak akan bisa memberikan apa yang tidak mereka miliki. Maka santri dituntut untuk bermental kaya dengan memberikan apa saja yang mereka miliki, meskipun tidak selalu berbentuk harta, tapi bisa pemikiran, ilmu, tenaga, waktu dan semangat.

Salah satu aplikasi program yang dibuat untuk menguji keberhasilan penanaman nilai memberi adalah program “pengabdian” satu tahun setelah santri menyelesaikan pendidikannya di pesantren Annur.

Santri ditantang untuk siap memberi, menyumbangkan tenaga, waktu, pemikiran untuk kepentingan ummat dan masyarakat. Mereka ditantang untuk siap dikirim ke lembaga pendidikan yang ditunjuk untuk mengabdikan ilmu tenaga mereka selama satu tahun.

Sebagian mengabdi di lembaga pendidikan di bawah Yayasan Darunnajah maupun lembaga lainnya.

Alhamdulillah, seluruh alumni angkatan ke-6 yang berjumlah 18 alumni siap mengabdikan diri mereka untuk perjuangan Islam melalui pendidikan.

Hal ini menjadi kesyukuran tersendiri karena hal tersebut mereka lakukan dengan kesadaran sendiri tanpa dipaksa. Apalagi jika diingat perkataan Kyai di PM Gontor dulu bahwa salah satu bukti keberhasilan pendidikan nilai di sebuah pondok pesantren adalah jika para alumni siap mengabdi.

Sebagian besar diminta untuk mengabdi di lingkungan Darunnajah termasuk nantinya akan dikirim ke Bengkulu, Dumai, dsb. Sebagian diminta untuk mengabdikan diri di lembaga pendidikan diluar Darunnajah seperti Darul Muttaqien, Darul Mukhlisin Bandung dan Notohidayah Jogjakarta.

Hal tersebut juga ditujukan agar santri mendapatkan pengalaman utuh didalam melihat sistem pendidikan pesantren dengan cara mengajar, karena itulah cara belajar yang paling baik (khairu-tta’allumi atta’liem).

Pendaftaran Santri Baru