Search
Close this search box.
Search
Close this search box.

Kisah Teladan ” Sepotong Kue “

IMG_20150426_212359
Pada suatu malam, ada seorang gadis yang tengah duduk manis dikursi bandara. Ia sedang menunggu jadwal penerbangan pesawat yang akan ditumpanginya. Karena bosan menunggu akhirnya fikirannya berinisiatif untuk membeli buku dan sebungkus kue. Sang gadis memilih kue karena kue adalah makanan yang becitarasa manis, sehingga dapat menjadikkan perasaannya lebih nyaman dan tidak bosan.

Ketika matanya hanyut dalam bacaan buku yang barusan ia beli, tiba-tiba ia tersadar bahwa ada seorang remaja putri yang tengah duduk disampingnya, dan mengambil sepotong kue dari bungkusan kue yang tengah terletak diantara sang remaja putri dengan gadis tersebut.

Awalnya sang gadis tak terlalu menghiraukan akan prilaku remaja yang disampingnya yang selalu mengambil kue dan memakannya. Tapi remaja tersebut kian gigih memakan potongan demi potongan kue yang disangkanya adalah milik sang gadis.

Hatinya makin kesal remaja tersebut memakan kuenya dengan wajah tanpa dosa, kekesalannya nampak semakin berkobar. Rasa marah mulai menghampirinya. Dalam hatinya dia berkata ” sialan nih bocah, kalau saja aku tidak takut perasaanku akan terganggu. Aku pasti akan mengumpatmu habis-habisan.”

Tapi remaja tersebut dia memandang sang gadis dan tersenyum dengan tenang, tulus nan lembut. Senyuman yang mengisyaratkan bahwa tidak terjadi apa-apa antara dirinya dengan gadis tersebut.

Kekesalan rasanya kian memuncak dihati sang gadis, kekesalan tingkat dewapun menghampirinya, mana kala sepotong kue terakhir diambil oleh remaja putri tersebut, wajahnya merah padam potongan kue terakhirnya diambil remaja itu dan dibelah dua, satu dimakan oleh remaja tesebut dan yang satu lagi oleh remaja tersebut diberikan kepada sang gadis. Setelah itu remaja putripun berdiri dari kursi dengan tenang dan melangkahkan kaki meninggalkan sang gadis.

Kobaran api kekesalan berdayu dihatinya, hatinya bergumam ketika remaja putri tersebut berlalu ” Dasar anak sialan, bahkan kau tak mau bertrima kasih padaku. Huh dasar anak salah didik ” cercanya untuk remaja putri yang memakan potongan kuenya tersebut.

Setelah remaja putri itu hilang dari pandangannya, pengumuman untuk penumpangpun telah memintanya untuk beranjak dari kursi yang dari berjam-jam yang lalu menemani kebosannnya menunggu pesawat yang akan ditumpanginya. Lekas gadis tersebut merapihkan tasnya, setelah kakinya sampai dipesawat dan badannya telah terhempas diatas kursi yang nyaman nan empuk. Gadis tersebut berusaha meraih buku yang tadi ia masukkan kedalam tas ketika terburu-buru. Dan ketika itu sang gadispun sangat terkejut. Ternyata dan ternyata potongan kue yang dibeli olehnya bersama buku tersebut masih utuh terbungkus plastik didalam tasnya.

Dan terhenyaklah hati sang gadis, dia menyadari bahwa potongan kue yang tadi ia makan adalah milik remaja tersebut. Bukan miliknya, tapi remaja putri tersebut membiarkan kuenya dimakan bersama gadis tanpa sang gadis memintanya untuk berbagi, dia bersikap begitu lembut dan tetap berbagi meski dipotongan terakhirnya. Sangat mengagumkan sikap sang remaja tersebut amat berbeda dengan yang dilakukan oleh gadis itu, yang selalu bergumam dan mengumpat didalam hatinya.

Remaja putri ini amatlah sangat agung, dia menerima sikap sang gadis yang dengan angkuhnya memaknai kue yang dimakannya adalah miliknya, kebesaran hati.

Hati remaja tersebut begitu lapang dan penuh pemaafan meski sang gadis memakan kuenya tanpa permisi, dan pemohonan untuk berbagi. Sikap remaja ini nampak tulus dan menawan. ( isqo)

Pendaftaran Santri Baru