Khutbah I
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، الَّذِي جَعَلَ الْمُؤْمِنِينَ إِخْوَةً، وَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ، وَجَمَعَ شَمْلَهُمْ عَلَى كَلِمَةِ التَّوْحِيدِ وَالدِّينِ. أَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى عَلَى نِعَمِهِ الْعَظِيمَةِ، وَأَشْكُرُهُ عَلَى فَضْلِهِ وَإِحْسَانِهِ.
وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، الْقَائِلُ فِي كِتَابِهِ الْكَرِيمِ: ﴿وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا﴾.
وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، الدَّاعِي إِلَى الْوَحْدَةِ وَالْأُخُوَّةِ، وَالْقَائِلُ: “الْمُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا”.
اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ، وَعَلَى مَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.
أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْإِخْوَةُ الْمُؤْمِنُونَ، أُوصِيكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيمِ، فَقَدْ قَالَ تَعَالَى فِي كِتَابِهِ الْكَرِيمِ: ﴿يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ﴾.
وَاعْلَمُوا أَنَّ اللهَ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى قَدْ أَمَرَنَا بِالِاتِّحَادِ وَالتَّعَاوُنِ، وَنَهَانَا عَنِ التَّفَرُّقِ وَالتَّنَازُعِ، فَقَالَ عَزَّ وَجَلَّ: ﴿وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ﴾.
فَاتَّقُوا اللهَ أَيُّهَا الْمُسْلِمُونَ، وَكُونُوا عِبَادَ اللهِ إِخْوَانًا، وَاحْرِصُوا عَلَى وَحْدَةِ الصَّفِّ وَجَمْعِ الْكَلِمَةِ، فَإِنَّ فِي ذَلِكَ عِزَّكُمْ وَقُوَّتَكُمْ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ.
Jamaah Jumat yang dirahmati Allah Subhanahu wa Ta’ala,
Pada hari yang mulia ini, marilah kita bersama-sama meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah SWT dengan senantiasa melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Semoga dengan ketakwaan ini, kita dapat meraih kebahagiaan dan kesuksesan di dunia dan akhirat.
Hari ini, kita akan membahas tentang “Hari Sumpah Pemuda: Semangat Persatuan dalam Bingkai Ukhuwah Islamiyah”. Tema ini sangat relevan dengan kondisi bangsa kita saat ini, di mana kita memperingati Hari Sumpah Pemuda yang jatuh pada tanggal 28 Oktober. Momentum ini mengingatkan kita akan semangat persatuan yang telah ditunjukkan oleh para pemuda Indonesia pada tahun 1928, yang kemudian menjadi tonggak penting dalam perjalanan bangsa kita menuju kemerdekaan.
Sumpah Pemuda yang diikrarkan pada 28 Oktober 1928 berbunyi:
1. Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia.
2. Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
3. Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
Ikrar ini menunjukkan tekad yang kuat dari para pemuda Indonesia untuk bersatu, mengesampingkan perbedaan suku, agama, dan budaya demi mencapai tujuan bersama, yaitu kemerdekaan Indonesia. Semangat persatuan inilah yang harus kita jaga dan kembangkan hingga saat ini.
Sebagai umat Islam, kita memiliki konsep yang lebih luas dan dalam lagi tentang persatuan, yaitu ukhuwah Islamiyah. Ukhuwah Islamiyah adalah persaudaraan yang didasarkan pada keimanan kepada Allah SWT dan mengikuti ajaran Rasulullah SAW. Konsep ini tidak hanya terbatas pada persatuan dalam konteks kebangsaan, tetapi juga mencakup persaudaraan seluruh umat Islam di seluruh dunia.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an Surah Al-Hujurat ayat 10:
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
“Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat.”
Ayat ini dengan jelas menekankan bahwa persaudaraan di antara orang-orang beriman adalah sebuah kewajiban. Kita diperintahkan untuk menjaga persatuan dan mendamaikan perselisihan yang mungkin terjadi di antara sesama Muslim. Ini menunjukkan betapa pentingnya persatuan dalam ajaran Islam.
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Rasulullah SAW bersabda:
مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى
“Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hal saling mencintai, mengasihi dan menyayangi, seperti satu tubuh. Apabila satu anggota tubuh merasa sakit, maka seluruh tubuh akan merasakan sakitnya dengan tidak dapat tidur dan merasa demam.”
Hadits ini menggambarkan betapa eratnya hubungan antar sesama Muslim. Kita diumpamakan seperti satu tubuh yang saling merasakan dan peduli satu sama lain. Ini adalah gambaran ideal dari ukhuwah Islamiyah yang seharusnya kita wujudkan dalam kehidupan sehari-hari.
Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah,
Semangat persatuan yang tercermin dalam Sumpah Pemuda dan konsep ukhuwah Islamiyah sebenarnya memiliki banyak kesamaan. Keduanya menekankan pentingnya persatuan, mengesampingkan perbedaan, dan bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Namun, sebagai umat Islam, kita memiliki tanggung jawab yang lebih besar lagi.
Kita tidak hanya dituntut untuk bersatu dalam konteks kebangsaan, tetapi juga dalam konteks keumatan yang lebih luas. Ukhuwah Islamiyah mengajarkan kita untuk peduli dan membantu sesama Muslim di manapun mereka berada, tanpa memandang suku, ras, atau kebangsaan.
Dalam konteks Indonesia yang beragam, ukhuwah Islamiyah juga harus dipahami sebagai landasan untuk membangun hubungan yang harmonis dengan pemeluk agama lain. Islam mengajarkan kita untuk bersikap adil dan berbuat baik kepada semua manusia, sebagaimana firman Allah SWT dalam Surah Al-Mumtahanah ayat 8:
لَّا يَنْهَاكُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ لَمْ يُقَاتِلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَلَمْ يُخْرِجُوكُم مِّن دِيَارِكُمْ أَن تَبَرُّوهُمْ وَتُقْسِطُوا إِلَيْهِمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَ
“Allah tidak melarang kamu berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak memerangimu dalam urusan agama dan tidak mengusir kamu dari kampung halamanmu. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil.”
Ayat ini mengajarkan kita bahwa Islam tidak melarang umatnya untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap non-Muslim yang tidak memusuhi kita. Ini adalah dasar penting dalam membangun hubungan antar umat beragama yang harmonis di Indonesia.
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Rasulullah SAW bersabda:
لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ
“Tidak sempurna iman seseorang di antara kalian hingga ia mencintai untuk saudaranya apa yang ia cintai untuk dirinya sendiri.”
Hadits ini mengajarkan kita untuk memiliki empati dan kepedulian yang tinggi terhadap sesama. Kita diperintahkan untuk mencintai kebaikan bagi orang lain sebagaimana kita mencintainya untuk diri kita sendiri. Prinsip ini, jika diterapkan dengan benar, akan menciptakan masyarakat yang harmonis dan saling mendukung.
Jamaah Jumat yang dirahmati Allah,
Lantas, bagaimana kita dapat mengimplementasikan semangat persatuan Sumpah Pemuda dalam bingkai ukhuwah Islamiyah di era modern ini? Berikut beberapa hal yang dapat kita lakukan:
Pertama, kita harus memperkuat pemahaman dan pengamalan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari. Dengan memahami Islam secara komprehensif, kita akan menyadari bahwa ajaran Islam sejalan dengan semangat persatuan dan nasionalisme. Islam mengajarkan kita untuk mencintai tanah air dan berkontribusi positif bagi masyarakat.
Kedua, kita perlu aktif dalam kegiatan sosial kemasyarakatan. Sebagai umat Islam, kita tidak boleh menutup diri dan hanya peduli pada kelompok sendiri. Justru kita harus menjadi pelopor dalam berbagai kegiatan yang bermanfaat bagi masyarakat luas, tanpa memandang latar belakang agama, suku, atau golongan.
Ketiga, kita harus menjadi agen perdamaian dan rekonsiliasi. Dalam situasi konflik atau perselisihan, kita harus berani menjadi penengah dan mendamaikan pihak-pihak yang berselisih. Ini sesuai dengan ajaran Islam yang menekankan pentingnya islah atau perdamaian.
Keempat, kita perlu meningkatkan literasi digital dan memanfaatkan teknologi informasi untuk menyebarkan pesan-pesan persatuan dan ukhuwah Islamiyah. Di era digital ini, media sosial dan platform online lainnya dapat menjadi sarana efektif untuk menyebarkan nilai-nilai positif dan meredam informasi yang provokatif atau memecah belah.
Kelima, kita harus mendukung dan berpartisipasi dalam program-program pemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memperkuat persatuan bangsa. Sebagai warga negara yang baik dan umat Islam yang taat, kita memiliki kewajiban untuk berkontribusi dalam pembangunan bangsa.
Keenam, kita perlu mengembangkan sikap toleransi dan saling menghargai perbedaan. Indonesia adalah negara yang sangat beragam, dan keberagaman ini adalah anugerah dari Allah SWT. Kita harus menjadikan perbedaan sebagai kekuatan, bukan alasan untuk perpecahan.
Ketujuh, kita harus terus mengedukasi generasi muda tentang pentingnya persatuan dan ukhuwah Islamiyah. Para pemuda adalah penerus bangsa, dan mereka harus dibekali dengan pemahaman yang benar tentang agama dan kebangsaan agar dapat menjadi agen perubahan yang positif di masa depan.
Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah,
Semangat Sumpah Pemuda dan nilai-nilai ukhuwah Islamiyah sejatinya adalah dua hal yang saling melengkapi. Keduanya mengajarkan kita untuk mengesampingkan ego pribadi atau kelompok demi kepentingan yang lebih besar. Sebagai umat Islam dan warga negara Indonesia, kita memiliki tanggung jawab ganda: menjaga keutuhan bangsa dan memperkuat persaudaraan sesama Muslim.
Marilah kita jadikan momentum peringatan Hari Sumpah Pemuda ini sebagai momen untuk merefleksikan diri dan memperbaharui komitmen kita dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Semoga dengan mengintegrasikan semangat Sumpah Pemuda dan nilai-nilai ukhuwah Islamiyah, kita dapat mewujudkan Indonesia yang lebih kuat, adil, dan makmur di bawah ridha Allah SWT.
Akhirnya, marilah kita tutup khutbah ini dengan doa, memohon kepada Allah SWT agar senantiasa membimbing langkah kita, memperkuat persatuan kita, dan menjadikan kita sebagai hamba-hamba-Nya yang bermanfaat bagi sesama dan berbakti kepada negara.
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيمِ. أَقُولُ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيمَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ، فَاسْتَغْفِرُوهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ.
Khutbah II
الْحَمْدُ لِلَّهِ حَمْدًا كَثِيرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيهِ كَمَا يُحِبُّ رَبُّنَا وَيَرْضَى. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ. اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ.
أَمَّا بَعْدُ، فَيَا عِبَادَ اللَّهِ، أُوصِيكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ، فَإِنَّ تَقْوَى اللَّهِ خَيْرُ زَادٍ، وَخَيْرُ مَا يَتَزَوَّدُ بِهِ الْعَبْدُ لِيَوْمِ الْمَعَادِ.
اللَّهُمَّ اجْعَلْنَا مِنَ الْمُتَّقِينَ، وَاجْعَلْنَا مِنْ عِبَادِكَ الصَّالِحِينَ، وَاهْدِنَا سُبُلَ السَّلَامِ، وَأَخْرِجْنَا مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ.
اللَّهُمَّ أَصْلِحْ لَنَا دِينَنَا الَّذِي هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنَا، وَأَصْلِحْ لَنَا دُنْيَانَا الَّتِي فِيهَا مَعَاشُنَا، وَأَصْلِحْ لَنَا آخِرَتَنَا الَّتِي إِلَيْهَا مَعَادُنَا، وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لَنَا فِي كُلِّ خَيْرٍ، وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لَنَا مِنْ كُلِّ شَرٍّ.
اللَّهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ وَالْمُسْلِمِينَ، وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَالْمُشْرِكِينَ، وَدَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّينِ، وَاحْمِ حَوْزَةَ الْإِسْلَامِ يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ.
اللَّهُمَّ آمِنَّا فِي أَوْطَانِنَا، وَأَصْلِحْ أَئِمَّتَنَا وَوُلَاةَ أُمُورِنَا، وَاجْعَلْ اللَّهُمَّ وِلَايَتَنَا فِيمَنْ خَافَكَ وَاتَّقَاكَ وَاتَّبَعَ رِضْوَانَكَ يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ.
اللَّهُمَّ انْصُرِ الْإِسْلَامَ وَأَعِزَّ الْمُسْلِمِينَ، اللَّهُمَّ انْصُرِ الْإِسْلَامَ وَأَعِزَّ الْمُسْلِمِينَ، اللَّهُمَّ انْصُرِ الْإِسْلَامَ وَأَعِزَّ الْمُسْلِمِينَ، وَاخْذُلِ الشِّرْكَ وَالْمُشْرِكِينَ وَدَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّينِ.
اللَّهُمَّ أَصْلِحْ أَحْوَالَ الْمُسْلِمِينَ فِي كُلِّ مَكَانٍ، اللَّهُمَّ احْقِنْ دِمَاءَهُمْ، وَآمِنْ رَوْعَاتِهِمْ، وَاجْمَعْ كَلِمَتَهُمْ عَلَى الْحَقِّ يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ.
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ، وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ.
وَصَلَّى اللَّهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ.
عِبَادَ اللَّهِ، إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ. فَاذْكُرُوا اللَّهَ الْعَظِيمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ، وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ.