Search
Close this search box.
Search
Close this search box.

Menjaga Persaudaraan dan Kerukunan dalam Keberagaman

Pernahkah kita merasa iri, dengki, atau benci pada orang lain? Mungkin pernah, bahkan tanpa kita sadari. Saling membenci adalah salah satu penyakit hati yang bisa merusak hubungan antar manusia. Lalu, apa sebenarnya dampak buruk dari saling membenci? Dan bagaimana cara menghindarinya?

Tulisan ini membahas tentang dampak negatif saling membenci, pentingnya saling menghormati, cara menghindari sifat iri dan dengki, bahaya membanggakan diri sendiri, serta kunci menjadi pribadi yang saleh.

Berikut uraiannya:

Apa Dampak Buruk dari Saling Membenci?

Saling membenci adalah sifat tercela yang bisa merusak hubungan antar manusia. Ketika kita membenci seseorang, hati kita dipenuhi rasa tidak suka, dengki, dan permusuhan. Hal ini bisa membuat kita sulit menerima kebaikan dari orang lain dan mudah berburuk sangka.

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِّنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَب بَّعْضُكُم بَعْضًا

“Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa, dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain, dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain.” (QS. Al-Hujurat: 12)

Rasulullah SAW juga bersabda:

لاَ تَحَاسَدُوا وَلاَ تَنَاجَشُوا وَلاَ تَبَاغَضُوا وَلاَ تَدَابَرُوا وَلاَ يَبِعْ بَعْضُكُمْ عَلَى بَيْعِ بَعْضٍ وَكُونُوا عِبَادَ اللَّهِ إِخْوَانًا

“Janganlah kalian saling mendengki, saling menipu, saling membenci, saling membelakangi, dan janganlah sebagian dari kalian menjual sesuatu yang telah dijual kepada orang lain. Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara.” (HR. Muslim, no. 2559)

Dari ayat dan hadits di atas, kita bisa mengambil pelajaran bahwa saling membenci hanya akan menimbulkan perpecahan. Sifat ini bertentangan dengan prinsip persaudaraan dalam Islam.

Bagaimana Islam Memandang Perbedaan Antar Manusia?

Islam mengajarkan bahwa semua manusia adalah sama di hadapan Allah SWT, tidak ada yang lebih mulia kecuali karena ketakwaannya. Allah menciptakan manusia berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar saling mengenal, bukan untuk saling merendahkan.

Allah SWT berfirman:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُم مِّن ذَكَرٍ وَأُنثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ

“Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah yang paling bertakwa.” (QS. Al-Hujurat: 13)

Nabi Muhammad SAW juga menegaskan dalam khutbah Haji Wada’:

أَلَا إِنَّ رَبَّكُمْ وَاحِدٌ وَإِنَّ أَبَاكُمْ وَاحِدٌ كُلُّكُمْ لِآدَمَ وَآدَمُ مِنْ تُرَابٍ أَكْرَمُكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ وَلَيْسَ لِعَرَبِيٍّ عَلَى عَجَمِيٍّ وَلَا لِعَجَمِيٍّ عَلَى عَرَبِيٍّ وَلَا لِأَحْمَرَ عَلَى أَسْوَدَ وَلَا أَسْوَدَ عَلَى أَحْمَرَ فَضْلٌ إِلَّا بِالتَّقْوَى

“Ingatlah bahwa Tuhanmu adalah satu, dan ayahmu satu. Kamu semua adalah keturunan Adam, dan Adam diciptakan dari tanah. Orang yang paling mulia di antara kamu adalah yang paling bertakwa. Tidak ada keutamaan orang Arab atas non-Arab, orang non-Arab atas orang Arab, orang berkulit merah atas yang berkulit hitam, atau yang berkulit hitam atas yang berkulit merah, kecuali karena ketakwaan.” (Musnad Ahmad, no. 22978, dinilai shahih oleh Al-Albani)

Foto: Pimpinan Pesantren Darunnajah 2 Cipining memberikan nasehat kepada alumni Angkatan 26 (2019).

Apa Pentingnya Saling Menghormati dalam Kehidupan Bermasyarakat?

Saling menghormati adalah kunci keharmonisan dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan menghormati orang lain, kita menghargai martabat mereka sebagai sesama manusia. Sikap ini mencegah kita dari merendahkan, menghina, atau menzalimi orang lain.

Rasulullah SAW bersabda:

الْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ

“Muslim sejati adalah yang orang Muslim lainnya selamat dari (keburukan) lisan dan tangannya.” (HR. Bukhari, no. 10 dan Muslim, no. 40)

Dalam hadits lain, beliau juga bersabda:

وَاللَّهِ لَا يُؤْمِنُ وَاللَّهِ لَا يُؤْمِنُ وَاللَّهِ لَا يُؤْمِنُ قِيلَ وَمَنْ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ الَّذِي لَا يَأْمَنُ جَارُهُ بَوَائِقَهُ

“Demi Allah, tidak beriman! Demi Allah, tidak beriman! Demi Allah, tidak beriman!” Ada yang bertanya, “Siapa, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Orang yang tetangganya merasa tidak aman dari gangguannya.” (HR. Bukhari, no. 6016)

Dua hadits di atas menunjukkan bahwa seorang Muslim sejati adalah yang bisa menjaga lisan dan perbuatannya sehingga tidak menyakiti orang lain. Ia juga harus bersikap baik pada tetangganya. Inilah wujud dari saling menghormati dalam Islam.

Bagaimana Caranya Menghindari Sifat Iri dan Dengki?

Iri dan dengki adalah penyakit hati yang harus dihindari. Sifat ini bisa membuat kita membenci orang lain, berburuk sangka pada mereka, bahkan sampai berbuat zalim. Cara menghindari iri dan dengki antara lain:

  1. Bersyukur atas nikmat yang Allah berikan pada kita
  2. Meyakini bahwa rezeki setiap orang sudah diatur oleh Allah
  3. Mendoakan kebaikan untuk orang lain
  4. Mengingat bahaya iri dan dengki bagi diri sendiri dan orang lain

Rasulullah SAW bersabda:

لَا تَحَاسَدُوا وَلَا تَنَاجَشُوا وَلَا تَبَاغَضُوا وَلَا تَدَابَرُوا وَكُونُوا عِبَادَ اللَّهِ إِخْوَانًا

“Janganlah kalian saling mendengki, jangan saling menipu dalam jual beli, jangan saling membenci, dan jangan saling membelakangi. Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara.” (HR. Muslim, no. 2563)

Apa Bahaya dari Terlalu Membanggakan Diri Sendiri?

Membanggakan diri sendiri atau ujub adalah sifat tercela dalam Islam. Orang yang ujub merasa lebih baik dan lebih mulia dari orang lain. Ia mudah merendahkan dan menghina mereka.

Padahal, Allah SWT berfirman:

فَلَا تُزَكُّوا أَنفُسَكُمْ ۖ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنِ اتَّقَىٰ

“Maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui tentang orang yang bertakwa.” (QS. An-Najm: 32)

Rasulullah SAW juga mengingatkan:

إِنَّ اللَّهَ أَوْحَى إِلَيَّ أَنْ تَوَاضَعُوا حَتَّى لَا يَفْخَرَ أَحَدٌ عَلَى أَحَدٍ وَلَا يَبْغِي أَحَدٌ عَلَى أَحَدٍ

“Sesungguhnya Allah telah mewahyukan kepadaku agar kalian bersikap rendah hati sehingga tidak ada seorang pun yang membanggakan diri terhadap yang lain dan tidak ada yang berbuat aniaya terhadap yang lain.” (HR. Muslim, no. 2865)

Membanggakan diri sendiri hanya akan membuat hati kita keras dan sulit menerima nasihat kebaikan. Kita juga mudah menganggap remeh dosa-dosa yang kita lakukan karena merasa sudah cukup baik.

Apa Keutamaan Berbuat Baik pada Sesama Manusia?

Berbuat baik pada sesama manusia adalah salah satu tanda kesempurnaan iman. Allah SWT memerintahkan kita untuk saling berbuat baik, menyebar kasih sayang, dan membantu orang lain yang membutuhkan.

Rasulullah SAW bersabda:

خَيْرُ الْأَصْحَابِ عِنْدَ اللَّهِ خَيْرُهُمْ لِصَاحِبِهِ وَخَيْرُ الْجِيرَانِ عِنْدَ اللَّهِ خَيْرُهُمْ لِجَارِهِ

“Sebaik-baik sahabat di sisi Allah adalah yang paling baik di antara mereka terhadap sahabatnya. Dan sebaik-baik tetangga di sisi Allah adalah yang paling baik di antara mereka terhadap tetangganya.” (HR. Tirmidzi, no. 1944, dinilai hasan oleh Al-Albani)

Berbuat baik akan menumbuhkan rasa cinta dan persatuan di antara sesama manusia. Kebaikan sekecil apapun akan dibalas oleh Allah dengan pahala yang besar.

Allah SWT berfirman:

ظْلِمُ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ ۖ وَإِن تَكُ حَسَنَةً يُضَاعِفْهَا وَيُؤْتِ مِن لَّدُنْهُ أَجْرًا عَظِيمًا

“Sesungguhnya Allah tidak menganiaya seseorang walaupun sebesar zarrah, dan jika ada kebajikan sebesar zarrah, niscaya Allah akan melipat gandakannya dan memberikan dari sisi-Nya pahala yang besar.” (QS. An-Nisa’: 40)

Bagaimana Menjaga Hati agar Tidak Keras dan Sulit Menerima Kebaikan?

Menjaga hati agar tetap lembut dan mudah menerima kebaikan adalah hal yang penting. Hati yang keras akan sulit menerima nasihat, mudah menolak kebenaran, dan cenderung sombong. Beberapa cara menjaga kelembutan hati:

  1. Memperbanyak dzikir dan doa
  2. Membaca Al-Qur’an dengan tadabbur
  3. Bergaul dengan orang-orang saleh
  4. Melakukan amalan-amalan sunah
  5. Introspeksi diri dan bertobat dari dosa

Allah SWT berfirman:

إِنَّ اللَّهَ لَا يَظْلِمُ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ ۖ وَإِن تَكُ حَسَنَةً يُضَاعِفْهَا وَيُؤْتِ مِن لَّدُنْهُ أَجْرًا عَظِيمًا

“Sesungguhnya Allah tidak menganiaya seseorang walaupun sebesar zarrah, dan jika ada kebajikan sebesar zarrah, niscaya Allah akan melipat gandakannya dan memberikan dari sisi-Nya pahala yang besar.” (QS. An-Nisa’: 40)

Apa Pentingnya Berinteraksi dengan Akhlak yang Baik?

Berinteraksi dengan orang lain menggunakan akhlak yang baik akan menciptakan kedamaian dan keharmonisan. Islam mengajarkan kita untuk bertutur kata yang baik, berbuat yang ma’ruf, dan menjauhi perilaku yang menyakiti orang lain.

Sebagaimana sabda Rasulullah SAW sebelumnya:

الْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ النَّاسُ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ وَالْمُؤْمِنُ مَنْ أَمِنَهُ النَّاسُ عَلَى دِمَائِهِمْ وَأَمْوَالِهِمْ

“Muslim adalah orang yang Muslimin lainnya selamat dari lisan dan tangannya. Mukmin adalah orang yang membuat orang lain merasa aman terhadap darah dan harta mereka.” (HR. Tirmidzi, no. 2627, dinilai shahih oleh Al-Albani)

Akhlak yang baik juga menjadi salah satu sebab masuknya seseorang ke surga. Rasulullah SAW bersabda:

أَكْمَلُ الْمُؤْمِنِينَ إِيمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا

“Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya.” (HR. Tirmidzi, no. 1162, dinilai shahih oleh Al-Albani)

Bagaimana Menumbuhkan Rasa Kasih Sayang pada Sesama?

Menumbuhkan rasa kasih sayang pada sesama adalah hal yang diajarkan dalam Islam. Kasih sayang membuat kita peduli pada orang lain, mau berbagi, dan saling membantu. Beberapa cara menumbuhkan rasa kasih sayang:

  1. Memandang orang lain sebagai saudara
  2. Mendoakan kebaikan untuk mereka
  3. Berbuat baik dan membantu yang membutuhkan
  4. Berempati pada penderitaan orang lain
  5. Memaafkan kesalahan orang lain

Rasulullah SAW bersabda:

مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى

“Perumpamaan orang-orang mukmin dalam cinta, kasih sayang, dan kelembutan di antara mereka bagaikan satu tubuh. Apabila satu anggota tubuh merasa sakit, maka anggota tubuh yang lain ikut merasa sakit dengan tidak bisa tidur dan demam.” (HR. Muslim, no. 2586)

Apa Bahaya dari Berburuk Sangka pada Orang Lain?

Berburuk sangka adalah salah satu sifat tercela yang harus dijauhi. Buruk sangka membuat kita mudah mencurigai, menuduh, dan berprasangka negatif pada orang lain tanpa bukti. Hal ini bisa memicu permusuhan dan konflik.

Allah SWT berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِّنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ

“Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa.” (QS. Al-Hujurat: 12)

Nabi Muhammad SAW juga bersabda:

إِيَّاكُمْ وَالظَّنَّ فَإِنَّ الظَّنَّ أَكْذَبُ الْحَدِيثِ

“Jauhilah oleh kalian prasangka buruk, karena prasangka buruk adalah sedusta-dusta ucapan.” (HR. Bukhari, no. 5143 dan Muslim, no. 2563)

Berburuk sangka juga termasuk akhlak yang tidak terpuji. Ia bisa menodai amal ibadah kita dan merugikan diri sendiri.

Apa Hikmah di Balik Larangan Menghina Orang Lain dalam Islam?

Menghina, mengejek, dan merendahkan orang lain adalah perbuatan yang dilarang dalam Islam. Tindakan ini mencerminkan kesombongan diri dan bisa menyakiti perasaan orang lain. Allah SWT berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا يَسْخَرْ قَومٌ مِّن قَوْمٍ عَسَىٰ أَن يَكُونُوا خَيْرًا مِّنْهُمْ وَلَا نِسَاءٌ مِّن نِّسَاءٍ عَسَىٰ أَن يَكُنَّ خَيْرًا مِّنْهُنَّ

“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain, karena boleh jadi mereka yang diperolok-olok lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok), dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olok) perempuan lain, karena boleh jadi perempuan (yang diperolok-olok) lebih baik dari perempuan (yang mengolok-olok).” (QS. Al-Hujurat: 11)

Rasulullah SAW bersabda:

بِحَسْبِ امْرِئٍ مِنَ الشَّرِّ أَنْ يَحْقِرَ أَخَاهُ الْمُسْلِمَ

“Cukuplah keburukan bagi seseorang jika dia menghina saudaranya sesama Muslim.” (HR. Muslim, no. 2564)

Islam mengajarkan kita untuk saling menghormati dan menghargai sesama manusia. Menjaga lisan dan perbuatan adalah bagian dari kesempurnaan iman seorang Muslim.

Apa Kunci Menjadi Pribadi yang Saleh secara Individual dan Sosial?

Menjadi pribadi yang saleh secara individual dan sosial adalah dambaan setiap Muslim. Secara individual, ia rajin beribadah dan menjauhi maksiat. Sedangkan secara sosial, ia berbuat baik dan memberi manfaat untuk masyarakat. Kuncinya adalah dengan mengikuti tuntunan Al-Qur’an dan Sunnah.

Allah SWT berfirman:

وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الْأَرْضِ

“Allah telah menjanjikan kepada orang-orang di antara kamu yang beriman dan yang mengerjakan kebajikan, bahwa Dia sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi.” (QS. An-Nur: 55)

Rasulullah SAW juga bersabda:

أَحَبُّ النَّاسِ إِلَى اللَّهِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ

“Manusia yang paling dicintai Allah adalah yang paling bermanfaat bagi manusia.” (HR. Thabrani, dinilai shahih oleh Al-Albani)

Sebagai pribadi yang saleh, kita harus senantiasa meningkatkan ketakwaan dan keimanan kita kepada Allah SWT. Kita juga harus peduli pada sesama dan aktif terlibat dalam kegiatan yang memberi maslahat bagi umat.

Bagaimana Memupuk Sikap Saling Menghargai Perbedaan di Masyarakat?

Perbedaan suku, ras, agama, atau pendapat adalah hal yang lumrah terjadi di masyarakat. Namun sayangnya, perbedaan tersebut kadang menjadi pemicu konflik dan perpecahan. Padahal Allah SWT menciptakan manusia berbeda-beda agar saling mengenal. Allah SWT berfirman:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُم مِّن ذَكَرٍ وَأُنثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا

“Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan. Kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal.” (QS. Al-Hujurat: 13)

Rasulullah SAW juga mengajarkan kita untuk berlaku adil dan berbuat baik kepada orang lain meski berbeda keyakinan. Beliau bersabda:

الَّذِي يَرْحَمُ النَّاسَ يَرْحَمُهُ الرَّحْمَنُ عَزَّ وَجَلَّ ارْحَمُوا مَنْ فِي الْأَرْضِ يَرْحَمْكُمْ مَنْ فِي السَّمَاءِ

“Siapa yang mengasihi manusia maka Allah Yang Maha Pengasih akan mengasihinya. Kasihilah yang ada di bumi niscaya Yang di langit akan mengasihimu.” (HR. Tirmidzi, no. 1924, dinilai shahih oleh Al-Albani)

Oleh karena itu, kita harus memupuk sikap toleran, saling menghormati, dan menjaga persatuan. Fokus pada persamaan yang ada, bukan perbedaan. Saling bahu-membahu dalam kebaikan dan mencegah kemungkaran. Dengan begitu, kita bisa mewujudkan masyarakat yang damai dan harmonis.

Kesimpulan

Dari pembahasan di atas, kita bisa mengambil beberapa poin penting:

  1. Saling membenci adalah penyakit hati yang bisa merusak persaudaraan dan menimbulkan perpecahan.
  2. Islam mengajarkan untuk saling menghormati dan tidak membeda-bedakan manusia berdasarkan suku, ras, atau agama.
  3. Berbuat baik pada sesama, berinteraksi dengan akhlak yang baik, dan memupuk kasih sayang adalah kunci menjaga keharmonisan di masyarakat.
  4. Kita harus menjauhi sifat iri, dengki, ujub, dan berburuk sangka karena itu bisa mengeraskan hati dan merugikan diri sendiri.
  5. Menjadi pribadi yang saleh secara individual dan sosial dengan mengikuti tuntunan Al-Qur’an dan Sunnah serta memberi manfaat bagi sesama.

Semoga kita bisa mengamalkan nilai-nilai mulia ini dalam kehidupan sehari-hari. Mari kita jaga persaudaraan, saling mengasihi, dan berbuat baik pada sesama manusia.

Penutup

Demikianlah pembahasan kita tentang bagaimana menghindari dampak buruk dari saling membenci dan pentingnya membangun sikap saling menghargai di tengah perbedaan. Semoga bermanfaat dan bisa menjadi bahan renungan bagi kita semua.

Mari kita terus belajar dan mendalami ajaran Islam agar bisa menjadi pribadi yang lebih baik. Semoga Allah SWT senantiasa membimbing kita ke jalan yang lurus dan meridhai segala amal ibadah kita. Aamiin ya rabbal ‘aalamiin.

Mari Kita Amalkan!

Setelah membaca artikel ini, mari kita amalkan nilai-nilai positifnya dalam kehidupan sehari-hari:

  • Mulailah dengan introspeksi diri, apakah selama ini kita pernah membenci atau merendahkan orang lain? Jika iya, mari kita perbaiki dan mohon ampun pada Allah SWT.
  • Biasakan untuk berbuat baik dan berbicara dengan lemah lembut pada orang lain, meski mereka berbeda dengan kita.
  • Sebarkan senyum dan salam pada sesama Muslim, itu adalah bentuk sederhana dari silaturahmi.
  • Ikutilah kegiatan-kegiatan bermanfaat di lingkungan kita agar bisa menjalin persaudaraan dan berbuat baik pada masyarakat.
  • Perbanyaklah membaca Al-Qur’an dan berdoa agar hati kita senantiasa diberi hidayah dan dibersihkan dari sifat-sifat buruk.

Jika artikel ini bermanfaat, mohon bagikan ke teman atau keluarga anda. Semoga menjadi tabungan pahala untuk kita semua. Terima kasih atas perhatiannya. Sampai jumpa di artikel-artikel berikutnya!

“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai.” (QS. Ali Imran: 103)

Pendaftaran Santri Baru