Alexandria, sebuah kota di tepi Laut Mediterania, kota yang pernah menjadi ibu kota Mesir pada 332 SM – 641 M, merupakan ibu kota dan kota terbesar bagi Provinsi Alexandria. Salah satu landmark dan tempat wisata yang terkenal di kota ini adalah Benteng Qaitbay.
Santri Pondok Pesantren Darunnajah Peserta ECV (Educational and Cultural Visit) to Egypt 2020, yang juga mengikuti Daurah Mukatsafah Bahasa Arab dan al-Qur’an al-Karim di Ma’had Mu’allimi al-Qur’an al-Karim di al-‘Umraniya, Giza, Mesir, berkesempatan berkunjung ke Benteng Qaitbay, Alexandria pada hari Sabtu, 7 Maret 2020.
Benteng Qaitbay terletak di Pulau Pharos, ujung barat kota Alexandria, di tempat yang dahulu terdapat Mercusuar Alexandria yang hancur karena gempa pada tahun 702 H di zaman Sultan An-Nashir Muhammad bin Qalawun. Benteng Qaitbay dibangun oleh Sultan Al-Asyraf Abu an-Nashr Qaitbay pada tahun 882 H/1477 M dan selesai pada tahun 884 H.
Benteng ini dibangun oleh Dinasti Mamluk sebagai benteng pertahanan Mesir atas serangan-serangan Turki Utsmani, karena dengan masuknya Turki Ustmani ke Alexandria akan mempengaruhi wilayah-wilayah Arab lainnya. Sultan Qanshuh al-Ghuri sangat memperhatikan Benteng Qaitbay hingga ia melengkapi persenjataan untuk Benteng ini.
Benteng berbentuk kotak dengan luas 150 x 130 m, dikelilingi laut di tiga sisi, benteng terdiri dari tembok-tembok, menara utama di bagian Barat Laut, adapun tembok terdiri dari tembok bagian dalam dan tembok bagian luar, di tembok bagian dalam terdapat asrama tentara dan gudang senjata, adapun di tembok bagian luar terdapat empat menara pertahanan dari masing-masing sisi.
Bangunan utama terletak di halaman di dalam benteng, dengan bentuk kotak dengan lebar 30 m dan tinggi 17 m, terdiri dari 3 lantai, di atasnya terdapat menara kecil dengan bentuk setengah lingkaran. Lantai pertama merupakan masjid, lantai kedua merupakan ruang-ruang prajurit, dan lantai ketiga merupakan kursi Sultan Qaitbay yang berfungsi untuk memantau kapal-kapal yang melintas. Di lantai 3 juga alat pembuat roti untuk para prajurit yang tinggal di benteng ini.
Benteng Qaitbay merupakan salah satu benteng terpenting di tepi Laut Mediterania, Para Penguasa Mesir sangat memperhatikan benteng ini, selain pada masa Dinasti Mamluk, pada masa Turki Utsmani, benteng ini digunakan sebagai tempat pertahanan dan asrama bagi prajurit infantri, kavaleri dan altileri juga sebagai pertahanan pintu masuk Mesir dari arah utara.
Setelah Turki Utsmani semakin melemah, benteng ini juga kehilangan peran strategi dan pertahanan, hingga Napoleon Bonaparte dari Perancis berhasil menguasai benteng ini dan kota Alexandria tahun 1798 M hingga menguasai seluruh Mesir. Napoleon merenovasi tembok benteng agar sesuai dengan pertahanan abad ke-19 M. Pada Revolusi Ahmad Arabi pada 11 Juli 1882 M yang bertujuan untuk mengusir Inggris dari Mesir, benteng ini rusak, hingga Komite Penjagaan Peninggalan Bersejarah Arab Kuno pada tahun 1904 M memperbaiki benteng dengan bantuan tim Arkeolog Perancis.
(dn.com/Imam)