A. Pemuda/i Millenial
MILLENIAL – Apa yang kita ketahui tentang pemuda millenial? Pemuda millenial adalah generasi yang diharapkan bisa membangun peradaban dunia. Karena pada jiwa pemuda itu terdapat semangat yang selalu membara, pikiran yang mulai matang, ingatan yang masih kokoh, dan tenaga yang masih kuat. Sayang sekali jika kita tidak bisa memanfaatkan usia muda dengan sebaik mungkin.
Pendidikan Agama Islam (PAI) sangatlah penting bagi generasi muda, karena ditangan pemudalah Islam akan bangkit dan berjaya. Hal ini dikarenakan bahwa agama merupakan salah satu pedoman hidup manusia di muka bumi. Agama juga memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan sikap dan perilaku seseorang. Sikap dan perilaku seseorang dapat dilihat dari cara seseorang tersebut menjalani kehidupannya sehari-hari. Apabila seseorang menjalani kehidupannya berdasarkan Al-Qur’an dan Hadist sesuai perintah Allah SWT, maka seseorang tersebut telah dapat dikatakan memiliki sikap keagamaan yang baik.
B. Dakwah Dari Diri Sendiri
Menjadi pendakwah memanglah bukan suatu yang mudah, namun besar sekali tanggung jawab dan amanah yang akan kita pegang karena bersangkutan dengan syiar keislaman yang dapat kita bagikan untuk orang lain. Tapi kita bisa memulainya dari hal yang paling kecil, contohnya pada diri sendiri. Mulailah membiasakan diri untuk istiqomah dalam ibadah-ibadah yang kita lakukan , mendekatkan diri pada Allah, kemudian mempelajari Alquran dan hadis, meneladani sifat-sifat Rasulullah SAW sebagai sebaik-baik contoh agar kita tetap memperhatikan amar ma’ruf nahi munkar. Dengan itu kita bisa menjadi pemuda millenial yang mampu mengikuti perkembangan zaman namun juga tetap memperhatikan nilai-nilai keislaman dan norma masyarakat.
Menyampaikan kebaikan adalah tugas semua orang . Tak hanya tugas seorang da’i saja. Dakwah islam itu harus dijalankan dengan serius, melalui aturan-aturan yang benar sehingga diterima dengan komitmen yang sama terhadap kebenaran islam. Objek dakwah harus merasa bebas dari paksaan, ancaman, serta nila-nilai yang bersifat merusak yang cenderung untuk anarki. Sedikit apapun ilmu yang kita berikan mungkin sangat bermanfaat untuk orang lain yang membutuhkan. Kita harus percaya dengan kemampuan sendiri dan merasa optimis. Disamping itu juga harus selalu menggali skill dan potensi serta berusaha mencari ilmu untuk memperluas wawasan kita.
Berilmu saja pun tidaklah cukup, banyak yang berilmu tetapi tidak bisa memaknai dan mengaplikasikan ilmu tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Itu adalah sebuah perkara yang sia-sia. Bukankah kita belajar untuk memperbaiki hidup kita? Kita belajar untuk berilmu agar mampu menerapkannya dalam kehidupan sehingga bisa bermanfaat pula untuk orang lain.
C. Mampu Mengikuti Perkembangan Zaman
Kitapun telah hidup ditengah perkembangan zaman, tidak lagi seperti dulu. Kini lembaga sekolah sudah tersedia, organisasi yang bernilai positif dengan mudah kita temukan, teknologi yang semakin canggih membuat kita tak buta lagi akan kebutuhan informasi. Kita telah diberikan kebebasan untuk berkeativitas dengan melakukan kegiatan-kegiatan produktif.
D. Media Sosial Sebagai Tempat Dakwah
Kita bisa manfaatkan media sosial yang kita punya sebagai alat dakwah di era millenial ini. Saat ini, kaum muda sangat mudah kita temukan di media sosial karena terlalu terlena akan kenyamanan fasilitas yang diberikan. Kita bisa mengambil peluang dakwah untuk menyampaikan ilmu dan informasi yang kita punya. Sebagai contoh, kita bisa menjadikan media sosial sebagai tempat berdakwah dengan membuat konten-konten, ceramah singkat, kartun, film pendek, puisi, maupun tulisan-tulisan yang memiliki nilai-nilai kebaikan dan bermanfaat untuk orang lain.
Masih banyak hal yang bisa kita gunakan dari media sosial sebagai media dakwah, yang penting ada niat dalam diri kita untuk bergerak menyampaikan kebaikan walau hanya sedikit seperti dalil beikut :
بَلِّغُوا عَنِّى وَلَوْ آيَةً
“Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat” (HR. Bukhari).