Demasa ini banyak kita jumpai E-commerce yang semakin menjamur. Pertumbuhan bisnis online ini sangat cepat dan bahkan tidak dapat terbendung. Pada 2019 ini kita menjadi saksi banyak ritel-ritel raksasa yang tumbang diserang oleh bisnis jual beli online.
Habit masyarakat dalam berbelanjapun berubah. Jika dulu kita ingin membeli barang kita akan mendatangi toko-toko yang menjual barang tersebut, memilih barang langsung kemudian membayar dan membawanya pulang. Akan tetapi semua hal tersebut telah berubah, saat ini transaksi jual beli dapat dilakukan tanpa kita beranjak sejengkal pun dari tempat kita duduk.
Pertumbuhan jual-beli online ini tentunya kabar gembira bagi ekonomi Indonesia saat ini yang sedang menghadapi tantangan industri 4.0. akan ada sebuah ironi dalam jual beli online ini. Virtual Market yang menjadi wadah untuk transaksi online di Indonesia saat ini mayoritas dikuasai oleh pihak asing. Hal ini tentunya membuat Indonesia hanya menjadi target pasar bukan sebagai produsen.
Hal ini menjadi PR tersendiri bagi bangsa ini. Untuk itulah Bank Indonesia menggandeng UNIDA Gontor membuat sebuah virtual market syariah yang berbasis komunitas Pesantren. Hal ini tentunya menjadi hal baru di Indonesia.
Virtual Market ini bernama tamam.id . Aplikasi ini lahir dari keresahan Bank Indonesia dan Gontor yang melihat potensi besar ekonomi syariah dan Umat islam di Indonesia yang belum tergarap secara sempurna.
Dalam sambutannya Deputi Gubernur Bank Indonesia Bapak Dody Budi Waluyo berharap beberapa tahun kedepan tamam.id dan Gontor bisa menjadi mercusuar ekonomi syariah bagi umat islam Indonesia dan dunia.
Pesantren Darunnajah sadar bahwa pendidikan tidak akan bisa berjalan tanpa adanya topangan ekonomi yang stabil. Untuk itulah Darunnajah mendukung penuh aplikasi ini dan ikut terlibat utama dalam virtual market tersebut.
(Miftah Ahmad)