Ada apa dengan cinta??? Di tengah problematika kehidupan para remaja, cinta adalah suatu pembahasan yang menarik diantara mereka. Karena pada zaman ini, remaja mana yang tak mengenal cinta?
Berbicara tentang cinta, satu kata berjuta makna yang dapat membuat berbagai macam cerita. Cinta telah hadir ketika Allah menciptakan Adam dan Hawa, lalu, cinta masuk ke dalam lubuk hati anak cucunya.
Karena cinta, Rabiah Al Adawiyyah, seorang sufiah dan tabiah rela meninggalkan seluruh kenikmatan dunia hanya untuk mendekati sang penciptanya. Dan karena cinta, Bilal bin Rabbah, muadzin pertama umat kita, rela dijemur di tengah teriknya padang pasir hanya untuk mempertahankan agamanya.
Karena cinta, Shah Jahan membangun masjid besar nan indah hanya untuk mengenang dan mengabadikan cinta kekasihnya, Mumtaz Mahal. Karena cinta jugalah, seorang ibu rela bertarung dengan ajalnya hanya untuk melihat dan melahirkan buah hatinya.
Kali ini, penulis mencoba mengajak antum dan antunna sekalian untuk lebih mengenal cinta, apa itu cinta??? Dan ada apa dengan dia???
Cinta adalah fitrah yang sejatinya dimiliki oleh siapa saja, anak-anak, para remaja, dan orang dewasa, semua pasti pernah dan akan merasakan cinta.
Allah menanamkan cinta disetiap hati makhlukNya untuk menunjukkan tanda-tanda kekuasaanNya, sebagaimana tertulis dalam surat Ar-Rum ayat 21 yang artinya : “dan diantara tanda – tanda kekuasaanNya ialah dia menciptakan untukmu pasang pasangan dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan dijadikanNya diantaramu rasa kasih dan sayang, sesungguhnya pada yang demikian itu benar- benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir” dan maksud Allah menanamkan rasa cinta tersebut untuk memberikan rasa syukur bagi setiap hambaNya, karena apalah arti kehidupan tanpa ada di dalamnya rasa cinta?
Fitrah cinta juga harus dijaga dan dipelihara, tidak boleh ada satu noda pun yang mengotori kesuciannya. Harus dijaga karena, kalau dimaknai dan diungkapkan dengan salah, cinta akan menjadi asbab seorang pecinta terjerumus ke dalam kecintaan, juga ke dalam jurang kemaksiatan.
Cinta juga harus dipelihara karena layaknya sebuah perasaan, sering kali naik turun kadarnya, ya, sebuah perasaan, karena sering kali, pada suatu waktu, kecintaan seseorang terhadap sesuatu begitu menggebu, tapi, pada waktu lainnya, menjadi surut dan layu begitu saja, sering kali juga, seseorang begitu ingin untuk mendekati tuhannya, tapi, di waktu yang lain, dia bisa melupakanNya begitu saja, bahkan berani menghujat kehendak tuhannya.
Oleh karena itu, bisa dikatakan juga, bahwa cinta sama kadarnya dengan iman, terkadang naik dan terkadang turun, di dalam hadist menjelaskan bahwa kadar iman itu naik dan turun, naik karena ketaatan, dan turun karena kemaksiatan, begitu juga cinta, naik dan turun kadarnya, naik jika dipupuk dan turun jika dibiarkan.
Itulah mengapa cinta sebagai sebuah karunia, harus benar-benar dijaga dan dipelihara, agar tetap menjadi sebuah anugrah, bukan sebuah musibah.
Banyak orang bertanya, dimana cinta sejatinya? Mereka mencari hingga ke ujung dunia, padahal, disadari ataupun tidak, cinta sejatinya selalu dekat dengan mereka, bahkan lebih dekat dari pada urat nadinya sendiri, ya, Allah, dialah muara dari seluruh aliran sungai cinta di dunia, mencintainya harus dengan cinta suci nan utuh, tidak kotor dan tidak terbagi untuk siapapun, karna cinta sejati adalah ketika kita memberikan seluruh kekuatan cinta kita hanya untuk Allah subhanahu wata’ala.
Dan ada apa dengan cinta? Ironisnya,mereka yang mengaku para pecinta, yang “katanya” merasakan cinta, malah menodai kesuciannya, mereka mengatas namakan cinta untuk memenuhi nafsunya, bahkan untuk menumbuhkan sifat hewani mereka.
Ada apa dengan cinta? Jika para pecinta menyalahkan cinta ketika mereka merana dan menderita? padahal, cinta datang untuk memberikan kebahagiaan bagi mereka yang merasakan.
Ada apa dengan cinta? Jika para pecinta mengaku tersiksa ketika merasakannya? Padahal, pada hakikatnya, mereka tersiksa oleh diri mereka sendiri yang berani mengotori kesuciaan cinta.
Wahai mujahid dan mujahidah cinta, jika kalian memaknai cinta dengan sebenar-benarnya, kalian tidak akan pernah merasakan rasa sakit hati, begitu pula benci, karna cinta hadir untuk membahagiakan hati, juga untuk menghilangkan rasa benci di hati.
Wahai mujahid dan mujahidah cinta, mari kita kembalikan kembali kesuciaan cinta kita, dan memaknainya dengan sebenar-benarnya!!! Jangan takut jika cinta akan membuat kita terlena, dan lupa kepada sang pemilik cinta, karna sejatinya, cintalah yang akan membawa kita buntuk meraih cinta sang pemilikNya, dan karna kecintaan kita kepada pemilik cintalah yang akan mendatangkan cinta-cinta terhebat lainnya. Wallahu a’lamu bish-showab. (Radar_02)