Dalam era modern seperti ini banyak dari segelintiran masyarakat yang masih bingung kemana harus menyekolahkan anaknya. Tidak sedikit juga masyarakat yang ingin menyekolahkan anaknya ke pesantren.
Banyak sekali pesantren modern atau salafi di Indonesia yang masih eksis hingga sekarang, namun tidak sedikit juga pondok pesantren yang akhirnya menutup pesantrennya dikarenakan telah meninggal kiayinya. Dengan system dewan nadzir atau kaderisasi, pondok pesantren darunnajah insya allah akan terus maju dan berkembang walau seorang kiayi telah meninggal dunia.
Banyak sekali pertanyaan kepada santri darunnajah khususnya yaitu “siapakah yang memutuskan untuk sekolah di darunnajah?” dengan demikian Darunnajah memberikan quesioner atau angket kepada santri akhir darunnajah yang hendak menyelsaikan sekolhnya dengan jumlah 275 orang, Secara ringkas jawaban santri atas seluruh kuesioner atau angket menunjukkan hasil sebagai berikut:
Hasil tabulasi terhadap jawaban dari pertanyaan “Pada saat Anda hendak memasuki Pesantren Darunnajah ini, siapakah yang memutuskannya?” dari jawaban 250 santriwan/I yang mengisi angket (2016-2017) dapat di simpulkan bahwa hampir sekitar 60.8% menjawab musyawarah bersama, 46.0% menjawab tidak tahu, 30.0% menjawab keputusan orang tua, 14.4% menjawab keputusan sendiri, 7.2% menjawab keputusan orang lain. Hal itu menunjukan bahwa sebagian besar santri saat memasuki pesantren itu atas keputusan bersama (keluarga)
Untuk hasil quesioner atau angket dilihat dari siapa yang memutuskan untuk sekolah di Darunnajah dapat disimpulkan dalam table sebagai berikut.
2.Pada saat Anda hendak memasuki Pesantren Darunnajah ini, siapakah yang memutuskannya? | ||||
a | Musyawarah bersama | 152 | 60.8% | |
e | Tidak tahu | 115 | 46.0% | |
c | Orang tua | 75 | 30.0% | |
b | Saya sendiri | 36 | 14.4% | |
d | Orang lain | 18 | 7.2% |