Liburan, bagi santri, pada haqiqatnya adalah ujian terberat yang harus mereka hadapi.

Begitu kira-kira inti dari pesan yang disampaikan oleh Ustadz Dedy, Pimpinan Ponpes Annur Cidokom, Darunnajah 8 dalam kesempatan pembekalan etiket perpulangan santri Cidokom menghadapi libur semester 2011 ini.

Hal tersebut mengacu pada Kisah Rasulullah sesaaat setelah pulang dari medan perang di Badar, dimana saat itu kaum muslimin baru saja memenangi salah satu perang terbesar didalam sejarah Islam. Beliau justru khawatir dan mengatakan bahwa sebenarnya kaum muslimin baru lepas dari peperangan kecil dan akan memasuki peperangan yang jauh lebih berat, yaitu “jihadunnafs” perang melawan hawa nafsu.

Perang melawan hawa nafsu tak lain adalah melawan dan mengontrol diri sendiri, sesuatu yang sangat sulit dilakukan jika tanpa kesungguhan.

Setelah 6 bulan muqim di asrama dan dididik dibawah naungan para asatidz dan kakak-kakak santri senior, yang siap menegur dan membimbing para santri, yang selalu mengarahkan dan membina perilaku santri, kini mereka akan diuji untuk dilepas kedalam dunia nyata pada saat kembali ke rumah masing-masing.

Televisi, Internet, handphone, pusat perbelanjaan serta kawan–kawan lama yang mempunyai potensi untuk mempengaruhi niat belajar para santri, akan menjadi ujian bagi santri, apakah mereka benar-benar akhlak karimah telah tertanam didalam jiwa santri.

Televisi sebagai contohnya, haruslah di tonton dengan sikap kritis oleh santri Cidokom. Mereka tidak boleh begitu saja terlena dengan acara-acara yang ditayangkan oleh stasiun televisi. Santri harus sudah mulai belajar “menonton dengan benar”. Memahami haqiqat menonton sebagai ibadah. Hanya menonton sesuatu yang bermanfaat. Dan ini merupakan tantangan tersendiri mengingat bahwa sebagian besar acara televisi memiliki kecenderungan pengaruh buruk terhadap moral generasi.

Maka, liburan kali ini haruslah menjadi ajang “tes” mental mereka didalam “jihadunnafs” tadi.

Benarkah mereka melakukan kebaikan karena memang kesadaran itu sudah tertanam dalam di jiwa mereka? Ataukah mereka masih melakukan kebaikan hanya karena terpaksa oleh system didalam pesantren?

Semoga para santri sanggup memenangi peperangan jihadunnafs tersebut dan kembali ke pondok dengan kepala tegak.

Amien.

 

Recent Posts

Membentuk Hafidzah Unggul

Di era modern ini, tantangan dalam menghafal Al-Qur'an semakin beragam. Godaan teknologi, lingkungan pergaulan, dan…

2 hours ago

Hadirilah!!! Halal Bihalal IKPDN Tahun 2024

Assalamu'alaikum Wr. Wb. 📢 UNDANGAN HALAL BIHALAL IKPDN PUSAT DAN CABANG TAHUN 2024 Dengan rahmat…

12 hours ago

Darunnajah Berqurban

PANITIA QURBAN PONDOK PESANTREN DARUNNAJAH JAKARTA بسم الله الرحمن الرحيم السلام عليكم ورحمة الله وبركاته…

13 hours ago

Membangun Dasar Hafalan Al-Quran sejak Dini

Di tengah perkembangan zaman yang semakin modern, pendidikan agama menjadi fondasi penting dalam membentuk karakter…

1 day ago

Menyemai Cinta dan Hafalan Al-Quran di Kota Hujan

Kota Hujan, sebuah julukan yang melekat pada Kota Bogor, Jawa Barat. Kota yang dikenal dengan…

2 days ago

Website Pondok Pesantren: Meningkatkan Keterbukaan dan Akses Informasi

Pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam tertua di Indonesia yang telah banyak melahirkan generasi cerdas…

3 days ago