Search
Close this search box.
Search
Close this search box.

3 Amalan Sunnah Nabi Muhammad SAW Ketika Terjadi Gerhana Matahari

3 Amalan Sunnah Nabi Muhammad SAW Ketika Terjadi Gerhana Matahari
3 Amalan Sunnah Nabi Muhammad SAW Ketika Terjadi Gerhana Matahari

Gerhana Matahari merupakan peristiwa terhalangnya cahaya Matahari oleh Bulan sehingga tidak semua sinar atau cahayanya sampai ke Bumi. Fenomena yang terjadi akibat dinamisnya pergerakan Matahari, Bumi, dan Bulan ini terjadi pada saat fase bulan baru.

Ada 4 jenis gerhana matahari: gerhana matahari total, gerhana matahari cincin, gerhana matahari sebagian, dan gerhana matahari hibrida/campuran. Bulan berukuran sekitar 400 kali lebih kecil daripada Matahari, namun  Bulan terletak sekitar 400 kali lebih dekat ke Bumi.

Sehingga Bulan dan Matahari tampak hampir sama besar di langit Bumi. Karena orbit Bulan berbentuk elips, jaraknya dari Bumi sedikit berubah-ubah sehingga kadang tampak lebih besar dan mampu menutupi Matahari (menyebabkan gerhana total) atau kadang lebih kecil dan hanya dapat menyebabkan gerhana Matahari cincin.

Dalam istilah Fuqaha’ Kusuf adalah peristiwa hilangnya sinar Matahari baik sebagian atau keseluruhan pada siang hari karena terhalang posisi Bulan yang melintas di antara Matahari dan Bumi. Sedangkan Khusuf adalah peristiwa hilangnya sinar Bulan baik sebagian atau keseluruhan karena terhalang bayangan Bumi yang berada di antara Matahari dan Rembulan.

Amalan Sunnah Ketika Gerhana Matahari

1. Perbanyak Takbir, Dzikir, Istighfar, Sedekah dan Amalan Sholeh Lainnya

Saat terjadi Gerhana, kita dianjurkan untuk memperbanyak amalan sholeh/kebaikan, diantaranya memperbanyak Dzikir, Istighfar kepada Allah, juga disarankan memperbanyak sedekah. Sebagaimana yang disebutkan dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh ‘Aisyah R.A;

“Sesungguhnya Matahari dan Bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda kekuasaan Allah. Gerhana ini tidak terjadi karena kematian seseorang atau lahirnya seseorang. Jika melihat hal tersebut maka berdo’alah kepada Allah, bertakbirlah, kerjakanlah shalat dan bersedekahlah.” (HR. Bukhari no. 1044)

2. Melaksanakan Shalat Gerhana Secara Berjama’ah

فَإِذَا رَأَيْتُمْ فَصَلُّوا

“Jika kalian melihat gerhana tersebut, maka shalatlah”. (HR. Bukhari no. 1043)

Ibnu Hajar mengatakan, ”Yang sesuai dengan ajaran Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam adalah mengerjakan shalat gerhana di masjid. Seandainya tidak demikian, tentu shalat tersebut lebih tepat dilaksanakan di tanah lapang agar nanti lebih mudah melihat berakhirnya gerhana.” (Fathul Bari, 4/10).

3. Berkhutbah Setelah Shalat Gerhana

Setelah melaksanakan shalat gerhana, disunnahkah untuk berkhutbah, sebagaimana yang dipilih oleh Imam Asy Syafi’i, Ishaq, dan beberapa sahabat lainnya.

”Wahai umat Muhammad, demi Allah, tidak ada seorang pun yang lebih cemburu daripada Allah karena ada seorang hamba baik laki-laki maupun perempuan yang berzina. Wahai Umat Muhammad, demi Allah, jika kalian mengetahui yang aku ketahui, niscaya kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis.”(HR. Bukhari)

Shalat Gerhana ini pun bisa dilakukan dengan sendirian, tentu saja jika bisa dilakukan secara berjamaah itu lebih utama. Sebagaimana Syaikh Muhammad bin Sholeh Al Utsaimin mengatakan, ”Shalat gerhana secara jama’ah bukanlah syarat. Jika seseorang berada di rumah, dia juga boleh melaksanakan shalat gerhana di rumah.

(DN.COM/almas_khalishah)

 

Pendaftaran Santri Baru