Debat Kandidat dan Pemilihan Ketua OSDT Santri Putra: Ajang Demokrasi di Pesantren Tsurayya Darunnajah 4
Serang-Padarincang, 7 Januari 2025 – Pesantren Tsurayya Darunnajah kembali menggelar agenda tahunan yang menjadi salah satu tradisi demokrasi di lingkungan pesantren, yaitu Debat Kandidat dan Pemilihan Ketua Organisasi Santri Darunnajah Tsurayya (OSDT) untuk santri putra. Acara ini berlangsung pada hari Selasa, 7 Januari 2025, di Ruang Kelas pesantren dengan penuh semangat dan antusiasme dari seluruh santri.
Debat kandidat kali ini menghadirkan tiga calon ketua OSDT yang telah lolos seleksi ketat sebelumnya. Ketiga kandidat tersebut adalah:
- Muhammad Al-Yats Al -Farizi dari kelas XI MA, seorang santri yang dikenal aktif dalam bidang Kepramukaan, Olahraga dan Seni.
- Sulthon Zafir Haekal Ali dari kelas XI MA, yang memiliki visi Mengembalikan suasana-suasana positif namun telah hilang
- Ghifar Az-Zafran Madi dari kelas XI MA, yang mengusung misi membangun budaya disiplin dan inovasi dalam pengembangan bakat santri.
Jalannya Debat Kandidat
Debat dimulai pukul 09.00 WIB dengan diawali pembacaan ayat suci Al-Qur’an dan sambutan dari Dep. Pengasuhan Santri, Ustaz Husni Munawar S.Pd. Dalam sambutannya, beliau menekankan pentingnya proses demokrasi ini sebagai sarana pembelajaran bagi santri untuk mempersiapkan diri menjadi pemimpin masa depan.
“Debat kandidat ini bukan sekadar kompetisi, tetapi juga pembelajaran bagi kalian semua tentang bagaimana menyampaikan ide, berdiskusi, dan menerima perbedaan pendapat dengan bijak,” ujar Ustaz Husni Munawar.
Debat berlangsung dalam tiga sesi. Pada sesi pertama, masing-masing kandidat memaparkan visi dan misi mereka. Muhammad Al-Yats Al-Farizi Meningkatkan kualitas santri dalam segala bidang. Sulton Zafir Haekal Ali Mengembalikan suaSana-suasana yang positif namun telah hilang, sementara Ghifar Az-Zafran Madi Meningkatkan santri dalam bidangnya masing-masing agar menjadi lebih baik.
Sesi kedua adalah tanya jawab dari panelis yang terdiri dari dewan guru. Para kandidat diuji kemampuannya dalam menyelesaikan masalah yang sering dihadapi santri, seperti pengelolaan waktu, konflik internal, dan manajemen kegiatan. Sesi ini berlangsung seru karena setiap kandidat berusaha memberikan solusi terbaik dan meyakinkan para pemilih.
Sesi terakhir adalah tanya jawab terbuka dari para santri. Berbagai pertanyaan kritis dilontarkan, seperti bagaimana kandidat akan mewujudkan program kerja mereka dengan keterbatasan anggaran dan waktu. Momen ini menjadi ajang pembuktian ketangguhan mental dan kemampuan komunikasi para kandidat.
Proses Pemilihan Ketua OSDT
Setelah debat usai, proses pemilihan dilakukan secara langsung dengan sistem voting. Seluruh santri putra berpartisipasi dalam pemungutan suara yang dimulai pukul 11.30 WIB. Pihak panitia telah menyediakan bilik suara dan kotak suara untuk memastikan kelancaran proses pemilihan.
Hasil pemungutan suara diumumkan pada siang hari setelah proses penghitungan selesai. Dengan perolehan suara yang cukup signifikan, Sulton Zafir Haekal Ali terpilih sebagai Ketua OSDT periode 2025-2026. Ia berhasil mendapatkan dukungan mayoritas dari para santri, diikuti oleh Ghifar Az-Zafran Madi di posisi kedua, dan Muhammad Al-Yats Al-Farizi di posisi ketiga.
Dalam pidato kemenangannya, Sulton Zafir Haekal Ali mengucapkan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan dan berkomitmen untuk menjalankan amanah dengan sebaik-baiknya. “Kemenangan ini adalah awal dari tanggung jawab besar. Saya berharap kita semua dapat bekerja sama untuk menjadikan OSDT lebih baik dan bermanfaat bagi seluruh santri,” ungkapnya.
Refleksi dan Harapan
Debat kandidat dan pemilihan ketua OSDT ini bukan hanya menjadi ajang memilih pemimpin baru, tetapi juga sebagai wadah pembelajaran demokrasi bagi santri. Melalui kegiatan ini, para santri diajarkan tentang pentingnya musyawarah, menghormati perbedaan pendapat, dan memilih pemimpin berdasarkan kemampuan dan integritas.
Wakil Pengasuh Pesantren berharap, dengan terpilihnya Sulton Zafir Haekal Ali sebagai ketua, organisasi santri dapat semakin berkembang dan menjadi teladan dalam menjalankan nilai-nilai Islam dan keorganisasian.
Ajang ini menjadi bukti nyata bahwa pesantren tidak hanya mencetak generasi yang berakhlak mulia, tetapi juga melahirkan calon-calon pemimpin yang siap berkontribusi bagi masyarakat dan bangsa.