Search
Close this search box.
blank

Biografi Singkat Pimpinan Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining

Biografi Singkat Pimpinan Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining

blank

blank(Senin, 17 Juli 2017)Sudah menjadi sunah pesantren untuk mengadakan agenda Khutbatul ‘Arsy atau Masa Perkenalan Lingkungan Sekolah bagi santri baru terhadap pesantren dan seluruh komponen yang ada didalamnya. Karena dibalik kokohnya bangunan yang berdiri diatas lahan yang terbentang luas, dibalik senyuman dan canda tawa para santri serta guru, ternyata banyak sekali sejarah perjuangan para pendiri Pesantren Darunnajah 2 Cipining.

Melalui rangkaian kegiatan Khutbatul ‘Arsy para santri berkesempatan langsung untuk mendengarkan cerita bersejarah tersebut oleh Pimpinan Pesantren.

Memasuki hari pertama Pimpinan Pesantren memperkenalkan diri dengan ciri khas beliau dalam berkomunikasi dengan santri-santrinya.

“Orangtua saya memberikan nama kepada saya dengan dua kata yang sangat mudah diingat, karena setiap hari selalu kita jumpai, yaitu Jam dan Hari. Digabungkan menjadi Jamhari”. Canda Pimpinan Pesantren dalam memperkenalkan  namanya. Seluruh santri menyimak dengan antusias.

Nama tersebut terilhamkan oleh seseorang yang memiliki Pesantren yang ada di Kendal. Beliau lahir disebuah kampung yang jauh dari kota, ketika akan pergi ke sekolah saja, beliau harus menempuh perjalanan 5 KM. Sungguh perjuangan yang sangat menantang tentunya.

Ayahnya memasukkan beliau disebuah SMK (Sekolah Menengah Kristen). Bukan karena ingin mendapatkan ajaran agamanya, tetapi karena ayahnya menilai bahwa sekolah tersebut sangat bagus sistem pendidikannya. Tetapi banyak masyarakat yang tidak setuju jika beliau masuk sekolah tersebut. Padahal beliau sangat tertarik dengan salah seorang guru alumni Pondok Modern Gontor. Karena metode pembelajarannya sangat menarik, mudah difahami, dan selalu memiliki inovasi belajar yang baru.

Tetapi karena dorongan masyarakat, beliau harus pindah. Setelah itu, masuklah beliau kesebuah pesantren yang ada di Jawa. Beliaupun masuk langsung kelas 2, karena bekal sekolah sebelumnya sudah sangat memadai. Singkat cerita, ada teman yang mengajak sekolah di Pondok Modern Gontor. Akhirnya beliaupun ikut, hanya saja beliau harus mengulang lagi dari kelas 1 MTs, karena berbeda pelajaran dengan Pesantren sebelumnya, padahal teman-temannya sudah memasuki jenjang kuliah.

Setelah Ustadz Jamhari menyelesaikan pendidikannya di Pondok Modern Gontor, beliau mempunyai keinginan untuk melanjutkan pendidikanya di Jogya. Tetapi Pimpinan Pesantren tidak mengizinkannya, yang pada akhirnya beliau diberikan amanah untuk mengajar sekaligus kuliah di Pondok Modern Gontor selama 5 tahun.

Selesailah semua amanah tersebut. Sesampainya dirumah dengan membawa ijazah Gontor, beliau tidak ingin berdiam diri saja, dengan kebiasaan sebelumnya yang selalu bergerak. Maka, beliau memberanikan diri untuk praktek mengajar, dan banyak sekali penawaran untuk mengajar.

Selain itu, beliau mencoba mendaftar ke Universitas luar negeri, beberapa universitas juga menerimanya. Salah satunya adalah Universitas Umm Al-Qora Mekkah, dari 46 calon mahasiswa yang diterima beliau termasuk urutan ke-6. Keyakinan beliau, jika terpilih dengan urutan atas, pasti akan jadi. Maka Universitas tersebutlah yang beliau pilih.

Sebelum berangkat beliau harus mengikuti training yang diadakan di Pesantren Darul Rahman, yang bertempat di Jl. Senopati No. 35 A Kabayoran Baru. Yang saat ini Pesantren tersebut sudah digusur dan dipindahkan ke Pasar Minggu. Mudah-mudahan Pesantren tersebut tetap berdiri kokoh sebagaimana kokohnya niat ikhlas para pendirinya. Aamiin

Disana Ustadz Jamhari bertemu dengan temannya dari Gontor, yang sekarang menjadi Pimpinan Pesantren Umm Al-Qura Bogor.

Setelah selesai beliau melanjutkan kuliah di Mekkah. Keinginanya adalah bisa melanjutkan S2, tetapi ternyata beliau diarahkan untuk mengulang kembali yang ternyata satu kelas dengan murid-murid beliau ketika di Gontor. Dengan adanya hal tersebut, beliau bertambah semangat dalam belajar.

Satu tahun berlalu, datanglah Pimpinan Pesantren Darunnajah Jakarta, K.H. Mahrus Amin untuk melaksanakan umrah. Akhirnya Ustadz Jamhari ditunjuk untuk bisa mengarahkan proses umrah rombongan K.H. Mahrus Amin. Sering kali hal tersebut berlangung, yang pada akhirnya K.H. Mahrus Amin bisa kenal dekat dengan beliau. Kedekatan beliau dengan Pimpinan Pesantren Darunnajah Jakarta, menghasilkan penawaran supaya beliau bisa menjadi adik ipar K.H. Mahrus Amin.

Setelah proses perkenalan yang sangat singkat, Ustadz Jamhari menikah pada tahun 1981 dengan Hj. Siti Rahmah putri ketujuh dari Ustadz Abdul Manaf, pendiri Pesantren Darunnajah. Saat itu, beliau belum bisa mengabdikan diri di Darunnajah karena harus menyelesaikan kuliahnya, bersama istri yang juga sebagai mahasiswi di Umul Qura dan baru menginjak 7 bulan masa pendidikan.

KH. Jamhari Abdul Jalal, Lc telah sah menjadi Pimpinan Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining setelah lulus menjadi alumni IPD (Institut Pendidikan Darussalam, yang sekarang sudah berubah menjadi Universitas Islam Darussalam – UNIDA) Pondok Modern Gontor dan Universitas Umm Al-Qura Mekkah. Perjuangan untuk memimpin umat telah dimulai hingga saat ini. (Wardan/Mbafer)

Pendaftaran Siswa Baru Pesantren Darunnajah