Search
Close this search box.
blank

Gelaran Halal bi Halal Darunnajah Group

Gelaran Halal bi Halal Darunnajah Group

blank

Wardan [24/08/13]. Halal bi halal, istilah populer untuk kegiatan saling memaafkan antarmuslim dengan muslim lainnya pada momen Syawal memang sudah mentradisi di masyarakat Indonesia.
Sebagian besar penduduk muslim Indonesia, entah sejak kapan mengenal istilah halal bi halal, khususnya moment itu dilaksanakan bulan Syawal, usai melaksanakan puasa wajib Ramadhan.
Adakalanya kaiteratkan dengan tradisi mudik, sungkeman (istilah jawa), tetapi di lain hal tidak pula harus berkaitan.
Acara saling memaafkan secara khusus, waktu khusus, dan tempat khusus memang tidak menjadi sutau keharusan atau nyunnah. Tetapi, tradisi dimaksud sudah mendarah daging di sebagian besar kalangan muslim Indonesia, terlebih pula pada pesantren-pesantren.
Jadi tiada salah menjalankan rutinitas (hal baru), menjadi suatu sunnah kebaikan, ditimbang dari manfaat dan dampaknya, dibanding membuat suatu acara kosong dan banyak membuang pikiran, energi dan biaya.
Pada kesempatan syawalan tahun ini, gelaran halal bi halal Yayasan Darunnajah (Darunnajah Group) diadakan di Pesantren Darunnajah 8 An-Nur, Cidokom, Gundung Sindur Bogor pimpinan KH. Hadiyanto Arief, SH., MBS, Sabtu, 24 Agustus 2013.
Hadir dalam kegiatan; Ketua Dewan Nadzir (KH. Jamhari Abdul Jalal, Lc), Ketua Umum Yayasan (KH. Saefuddin Arief, SH., MH), Ketua Yayasan Bidang Pesantren (KH. Dr. Sofwan Manaf, M.Si), Pengawas Yayasan (Ir. H. Edi Wariyat), Pimpinan Pesantren Darunnajah 5 An-Nakhl (KH. Drs. Mad Rodja Sukarta), Pimpinan Pesantren Darunnajah 3 Al-Mansur (KH. Drs. Musthofa Hadi Hirzin), Wakif Darunnajah 8 (Ibu Yusuf Gayo beserta keluarga), KH. Noor Badri, BA. Nasrullah Manaf dan keluarga Mukhayyar.
Sementara, peserta dari kepal-kepala biro, asrama, sekolah/madrasah, guru, administratur, karyawan dan keluarga besar Darunnajah turut hadir sejumlah kurang lebih empat ratusan orang.
Sedianya acara dimulai pukul 08.30 WIB, namun karena beberapa hal, dapat dilangsungkan mulai pukul 09.56 WIB dan berakhir pukul 11.55.
Selain dari halal bi halal dimaksud, pesan-pesan dan informasi banyak disampaikan oleh pemangku Yayasan Darunnajah tentang : Khusus Pesantren Cidokom, yang dulu hanya 2,5 ha, satu gedung putih, tiga orang santri mukim. Namun kini sudah delapan hektare, gedung-gedung bermunculan, dan sudah mencapai 370 santri mukim.
Harus terjun langsung, menyelami kondisi dan kultur masyarakat, memahami sifat santri-santri, istiqomah menjalankan amanah, bisa memberikan kosntribusi kepada masyarakat dan terus berusaha mengembangkannya.
Jelang usia genap 40 tahun (2014), Darunnajah harus adakan refitalisasi, mengembalikan kepada hal-hal pokok “Kembali ke Khittoh.” tujuan pendirian yayasan. Segala lini harus dikembangkan.
Darunnajah sudah dibekali nilai-nilai idialisme dan modal tanah wakaf seluas 5 ha. dari Pendiri Pesantren (KH. Manaf Mukhayyar), kini sudah mencapai 620 ha. Maka dalam mengelola dan mengembangkan sumberdaya alam ini harus memiliki sumberdaya manusia tangguh, perlu adanya kaderisasi. Sebab banyak pesantren tumbang, runtuh karena kurangnya manajemen dan kaderisasi.
Jangan pandang, 620 ha. sebagai suatu kebanggaan dan prestasi belaka, tetapi jadikan sebagai suatu amanat yang berat dari wakifin. Untuk itu, Darunnajah harus sesegara mungkin menciptakan kader, melalui pelatihan-pelatihan guru.
Hendaknya pada diri setiap pelaku pendidik dan pengasuh pesantren ditanamkan sikap ikhlas dan Shabur, sehingga menjadi barisan orang-orang bertaqwa. Bila derajat ini tercapai, pasti halangan, rintangan dan tantangan di depan mata dihadapi dan terselesaikan dengan mudah.
Darunnajah maju bukan karena segelintir orang, tetapi karena kebersamaan, karena maunah dari Allah SWT. Selamat berjuang, Bangkit DARUNNAJAH, TEGAK DAN PERKASA, laksana “pohon yang kuat, akarnya menancam dan menghujam ke bumi, sedangkang batangnya membumbung ke atas memberikan buah-buah (yang bermanfaat), setiap waktu (detik) dipanen (manfaatnya).” [Mr. Song]

Pendaftaran Siswa Baru Pesantren Darunnajah