Search
Close this search box.
Search
Close this search box.

Stres Karena Anak Tidak Sesuai Harapan: Bagaimana Mengatasinya?

Pernahkah Anda merasa kecewa melihat anak yang tidak berkembang sesuai harapan? Prestasi akademik yang biasa-biasa saja, bakat yang tidak menonjol, atau perilaku yang sering membuat frustrasi. Situasi ini tentu membuat kita sebagai orang tua merasa stres dan khawatir akan masa depan anak. Namun, jangan putus asa! Ada cara untuk mengatasi stres ini dan tetap mendukung perkembangan anak dengan bijak.

 

Tulisan ini membahas tentang tantangan menghadapi anak yang tidak sesuai harapan, strategi menerima dan mendukung anak sesuai ajaran Islam, dan tips praktis mengelola ekspektasi sebagai orang tua. Berikut uraiannya:

 

Mengapa Kita Merasa Stres?

 

Salah satu sumber stres terbesar bagi orang tua adalah ketika anak tidak memenuhi ekspektasi kita. Misalnya, anak tidak berprestasi di sekolah atau memiliki perilaku yang sulit diatur. Hal ini bisa membuat kita merasa gagal sebagai orang tua.

 

Untuk mengatasi hal ini, kita perlu memahami bahwa setiap anak adalah ciptaan Allah yang unik. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:

 

لِلَّهِ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۚ يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ ۚ يَهَبُ لِمَن يَشَاءُ إِنَاثًا وَيَهَبُ لِمَن يَشَاءُ الذُّكُورَ

 

“Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi, Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki. Dia memberikan anak-anak perempuan kepada siapa yang Dia kehendaki dan memberikan anak-anak lelaki kepada siapa yang Dia kehendaki.” (QS. Asy-Syura: 49)

 

Rasulullah SAW juga mengajarkan kita untuk menerima takdir Allah:

 

“Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin, semua urusannya adalah baik baginya. Hal ini tidak didapatkan kecuali pada diri seorang mukmin. Jika mendapat kesenangan, dia bersyukur, maka hal itu merupakan kebaikan baginya. Dan jika tertimpa kesusahan, dia bersabar, maka hal itu merupakan kebaikan baginya.” (HR. Muslim no. 2999)

 

Cobalah untuk menerima bahwa anak kita mungkin memiliki jalan hidup yang berbeda dari yang kita bayangkan. Ini bukan berarti kita atau anak kita gagal.

 

Bagaimana Mengelola Ekspektasi?

 

Seringkali stres muncul karena kita memiliki ekspektasi yang terlalu tinggi atau tidak realistis terhadap anak. Kita mungkin tanpa sadar membandingkan anak kita dengan anak lain atau dengan standar yang kita tetapkan sendiri.

 

Islam mengajarkan kita untuk bersikap adil dan proporsional. Allah SWT berfirman:

 

لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا

 

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.” (QS. Al-Baqarah: 286)

 

Rasulullah SAW juga mengajarkan kita untuk memahami kemampuan setiap individu:

 

“Setiap anak Adam itu berbeda-beda, sebagaimana berbedanya jari-jemari.” (HR. Muslim)

 

Evaluasi kembali ekspektasi Anda. Apakah sudah sesuai dengan kemampuan dan minat anak? Fokus pada proses perkembangan, bukan hanya hasil akhir.

 

Bagaimana Menghargai Keunikan Anak?

 

Terkadang kita terlalu fokus pada kekurangan anak hingga lupa menghargai kelebihan mereka. Kita mungkin tidak menyadari bakat atau potensi anak yang tidak sesuai dengan harapan kita.

 

Islam mengajarkan kita untuk menghargai keragaman. Allah SWT berfirman:

 

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُم مِّن ذَكَرٍ وَأُنثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا

 

“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal.” (QS. Al-Hujurat: 13)

 

Rasulullah SAW juga mengajarkan kita untuk menghargai perbedaan:

 

“Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada rupa dan harta kalian, tetapi Dia melihat kepada hati dan amal kalian.” (HR. Muslim no. 2564)

 

Identifikasi kelebihan dan potensi unik anak Anda. Berikan dukungan dan apresiasi atas usaha mereka, bukan hanya hasil akhir.

 

Bagaimana Membangun Komunikasi Positif?

 

Stres sering kali membuat kita berkomunikasi secara negatif dengan anak. Kita mungkin sering mengkritik atau membandingkan mereka dengan orang lain.

 

Islam mendorong kita untuk berkomunikasi dengan cara yang baik. Allah SWT berfirman:

 

وَقُولُوا لِلنَّاسِ حُسْنًا

 

“Dan ucapkanlah kepada manusia perkataan yang baik.” (QS. Al-Baqarah: 83)

 

Rasulullah SAW juga mengajarkan kita untuk berkata-kata yang baik:

 

“Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia berkata baik atau diam.” (HR. Bukhari no. 6018)

 

Fokus pada komunikasi yang membangun. Berikan pujian tulus atas usaha anak dan dorong mereka untuk terus berkembang.

 

Bagaimana Mendukung Perkembangan Anak?

 

Meskipun anak tidak sesuai harapan, kita tetap perlu mendukung perkembangan mereka. Namun, terkadang kita bingung bagaimana cara melakukannya tanpa memaksakan kehendak kita.

 

Islam mengajarkan kita untuk membimbing dengan hikmah. Allah SWT berfirman:

 

ادْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ ۖ وَجَادِلْهُم بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ

 

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.” (QS. An-Nahl: 125)

 

Rasulullah SAW juga mengajarkan kita untuk memahami fitrah setiap anak:

 

“Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah. Kemudian kedua orang tuanyalah yang akan menjadikan anak itu menjadi Yahudi, Nasrani atau Majusi.” (HR. Bukhari no. 1385)

 

Bantu anak menemukan passion mereka. Dukung minat dan bakat mereka, meski berbeda dari yang kita harapkan.

 

Bagaimana Mengelola Stres sebagai Orang Tua?

 

Menghadapi anak yang tidak sesuai harapan bisa sangat melelahkan secara emosional. Kita perlu menjaga kesehatan mental kita sendiri agar bisa tetap mendukung anak dengan baik.

 

Islam mengajarkan kita untuk menjaga keseimbangan hidup. Allah SWT berfirman:

 

وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآخِرَةَ ۖ وَلَا تَنسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا

 

“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi.” (QS. Al-Qasas: 77)

 

Rasulullah SAW juga mengajarkan kita untuk menjaga keseimbangan:

 

“Sesungguhnya tubuhmu memiliki hak atasmu, matamu memiliki hak atasmu, dan keluargamu memiliki hak atasmu.” (HR. Bukhari no. 1975)

 

Jangan lupa meluangkan waktu untuk diri sendiri. Lakukan aktivitas yang menenangkan seperti membaca Al-Qur’an atau berolahraga.

 

Bagaimana Bersyukur atas Anugerah Anak?

 

Di tengah stres dan kekecewaan, kita mungkin lupa bahwa anak adalah anugerah dari Allah SWT. Kita perlu menumbuhkan rasa syukur atas kehadiran mereka dalam hidup kita.

 

Islam sangat menekankan pentingnya bersyukur. Allah SWT berfirman:

 

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ

 

“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; ‘Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih’.” (QS. Ibrahim: 7)

 

Rasulullah SAW juga mengajarkan kita untuk bersyukur:

 

“Tidaklah Allah memberi seorang hamba suatu nikmat lalu dia mengucapkan ‘Alhamdulillah’ (segala puji bagi Allah), melainkan apa yang dia berikan itu lebih baik dari apa yang dia ambil.” (HR. Ibnu Majah no. 3805)

 

Renungkah kebahagiaan dan pelajaran hidup yang telah anak berikan kepada Anda. Ucapkan syukur atas kehadiran mereka setiap hari.

 

Menghadapi anak yang tidak sesuai harapan memang bisa menimbulkan stres, namun ini juga bisa menjadi kesempatan untuk tumbuh sebagai orang tua dan manusia. Dengan menerapkan prinsip-prinsip Islam dalam mendidik anak, kita bisa mengatasi stres ini dan tetap mendukung perkembangan anak dengan penuh cinta.

 

Mari kita mulai dengan menerima keunikan anak, mengelola ekspektasi kita sendiri, dan membangun komunikasi yang positif. Jangan lupa untuk selalu bersyukur dan bertawakal kepada Allah SWT dalam setiap tahap perjalanan sebagai orang tua.

 

Yang terpenting, tetaplah sabar dan istiqomah dalam mendidik anak. Percayalah bahwa Allah SWT telah memberikan anak yang tepat untuk kita, dengan segala potensi dan tantangannya. Mulailah menerapkan tips-tips di atas dan saksikan perubahan positif dalam diri Anda dan anak. Semoga Allah SWT senantiasa membimbing dan memberikan keberkahan dalam perjalanan kita sebagai orang tua. Aamiin.

 

Pendaftaran Santri Baru