Search
Close this search box.
blank

Pimpinan Wakili Indonesia dalam Interfaith Dialog RI-Jerman

Pimpinan Wakili Indonesia dalam Interfaith Dialog RI-Jerman

blank

Salah satu posisi strategis Indonesia yang diakui didalam kancah dunia Internasional adalah sebagai Negara Demokrasi berpenduduk mayoritas muslim terbesar di Dunia. Indonesia yang memiliki motto “Bhinneka Tunggal Ika” juga menjadi contoh bagi banyak Negara didalam mengelola kehidupan bersama didalam keberagaman yang luar biasa, baik dari suku, bahasa, maupun agama. Keberhasilan ini dapat dilihat dari minimnya permasalahan yang ada di masyarakat yang relative damai hidup berdampingan disegala aspek. Apa yang menjadi kunci keberhasilan Indonesia?

Ternyata pendidikan-lah yang  dianggap menjadi factor kunci didalam menyelaraskan keberagaman Indonesia. Dunia pendidikanlah yang dianggap strategis didalam membangun dan mempertahankan kesadaran masyarakat akan anugerah sebuah keberagaman. Tidak hanya melalui pendidikan di dunia formal, tetapi juga melalui pendidikan keluarga serta pendidikan informal seperti komunitas agama, pesantren, surau, pengajian dan lain sebagainya.

Hal inilah yang menjadi isu utama yang dibahas di dalam Interfaith Dialog RI-Germany di Manado pada tanggal 9-12 April 2013 lalu.  11 delegasi Jerman yang mayoritas merupakan Profesor Doktor  yang berasal dari kalangan pendidikan, terutama Universitas di Jerman dan lembaga keagamaan duduk bersama dengan 20 delegasi Indonesia di fasilitasi oleh Gubernur Sulawesi Utara dan kalangan akademisi di Universitas Sam Ratulangi.

Dalam kesempatan ini, Pimpinan Annur Cidokom, Ustadz Hadiyanto Arief diminta Kementrian Luar Negeri untuk mewakili dunia Pesantren menjadi salah satu Delegasi RI. Keikutsertaan pimpinan DN8 adalah dalam kapasitas beliau sebagai penanggung jawab terkait program-program interfaith yang pernah dikelola oleh Pesantren Darunnajah. Beberapa program yang dipaparkan beliau termasuk kerjasama teacher exchange dengan lembaga riset dan universitas yang berbasis di Hawaii, US, East-West Centre dalam program “uncovering Indonesia”, teachers and students exchange dengan HFCS di Keighley, United Kingdom yang sudah berjalan sejak kedatangan Tony Blair pada 2006 di Darunnajah, dan banyak lainnya.

Hadir dalam kegiatan tersebut, Dubes RI di Jerman DR Eddy Pratomo, Direktur Diplomasi ke-Dubes Jerman di Indonesia merangkap Ketua Delegasi Mr DR Heinrich KREFT, Prof. Mark Chalil BODENSTEIN Dari Universitas Frankfurt, Prof Claudia DERICHS dari Universitas Marburg, Hanane EL BOUSSADANI, MA Universitas Munsters, Prof. Albrecht FUESS Universitas Malburg, Dr. Detlef GORRIG perwakilan Gereja Jerman, Dr. Des Tuba ISIK Universitas Paderborn, Prof Dr. Achmad Gunaryo Kepala Pusat Kerukunan Umat Beragama Kemenag RI, KH. Dr. Cholil Nafis PB Nahdatul Ulama, Drs Imam Addaruqutni, MA PP. Muhammadyah, Wakil Pesantren Darunnajah, Hadiyanto Arief, SH, Forkopimda Sulut, Pimpinan Agama di Sulut, Bupati/Walikota Rektor Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta, Kepala SKPD Kakanwil Kemenag dan Kandepag Agama se- Sulut, Presidium BKSAUA/FKUB,Pimpinan Ormas, Perwakilan Mahasiswa dan Pimpinan Instansi Vertikal/ BUMN/BUMD se- Sulut.

Berita terkait: http://sulutonline.com/berita/1956-indonesia-germany-interfaith-and-intercultural-dialogue-iii-resmi-digelar.html

Posted from WordPress for BlackBerry.

Pendaftaran Siswa Baru Pesantren Darunnajah