Pernahkah Anda mendengar ungkapan “Al-Islam Ya’lu wa La Yu’la ‘Alaihi”? Kalimat yang sering kita dengar ini ternyata menyimpan makna yang sangat dalam dan penting bagi kehidupan umat Muslim.
Tulisan ini membahas tentang makna dan pentingnya kaidah “Al-Islam Ya’lu wa La Yu’la ‘Alaihi”, penerapannya dalam kehidupan sehari-hari, relevansinya di era modern, serta bagaimana kaidah ini dapat memotivasi umat Muslim untuk berprestasi dan berkontribusi positif bagi masyarakat.
Berikut uraiannya:
Apa Makna Sebenarnya dari Kaidah “Al-Islam Ya’lu wa La Yu’la ‘Alaihi”?
Kaidah “Al-Islam Ya’lu wa La Yu’la ‘Alaihi” merupakan sebuah hadits yang sering kita dengar.
Namun, apa sebenarnya makna di balik kalimat ini?
Dalam bahasa Arab, kaidah ini berbunyi:
الإِسْلاَمُ يَعْلُو وَلاَ يُعْلَى عَلَيْهِ
Artinya: “Islam itu tinggi dan tidak ada yang lebih tinggi darinya.”
Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari dalam Shahih Al-Bukhari, nomor 2825.
Makna dari hadits ini bukan sekadar pernyataan keunggulan, melainkan sebuah motivasi bagi umat Muslim untuk terus berbuat yang terbaik.
Kita tidak boleh berpuas diri dengan keadaan yang ada, namun harus terus berusaha meningkatkan kualitas diri dan masyarakat.
Dr. Yusuf Al-Qaradhawi, seorang ulama kontemporer, menafsirkan hadits ini dengan mengatakan, “Keunggulan Islam bukan berarti dominasi fisik, melainkan keunggulan dalam nilai-nilai, etika, dan kontribusi positif bagi kemanusiaan.”
Bagaimana Kita Bisa Menerapkan Prinsip Keunggulan Islam dalam Kehidupan Sehari-hari?
Menerapkan prinsip keunggulan Islam dalam kehidupan sehari-hari bukan berarti kita harus selalu menjadi yang terbaik dalam segala hal.
Namun, ini lebih kepada bagaimana kita bisa konsisten dalam melakukan kebaikan dan memberikan manfaat bagi orang lain.
Dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman:
وَلْتَكُن مِّنكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ ۚ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
Artinya: “Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (QS. Ali ‘Imran: 104)
Kita bisa menerapkan prinsip ini dengan selalu berusaha melakukan yang terbaik dalam pekerjaan, belajar dengan sungguh-sungguh, atau bahkan dalam hal-hal sederhana seperti menjaga kebersihan lingkungan.
Nabi Muhammad SAW bersabda:
إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ إِذَا عَمِلَ أَحَدُكُمْ عَمَلًا أَنْ يُتْقِنَهُ
Artinya: “Sesungguhnya Allah mencintai jika salah seorang di antara kalian melakukan suatu pekerjaan, ia melakukannya dengan itqan (profesional).” (HR. Al-Baihaqi dalam Syu’ab Al-Iman, no. 5312)
Mengapa Kaidah Ini Penting bagi Umat Muslim di Era Modern?
Di era modern yang penuh tantangan dan persaingan, kaidah “Al-Islam Ya’lu wa La Yu’la ‘Alaihi” menjadi sangat relevan.
Kita hidup di zaman di mana informasi dan teknologi berkembang dengan sangat cepat.
Umat Muslim tidak boleh tertinggal dalam hal ini.
Kita harus bisa menjadi pionir dalam berbagai bidang, baik itu sains, teknologi, ekonomi, maupun sosial.
Imam Syafi’i pernah berkata, “Barangsiapa yang menginginkan dunia, maka hendaklah ia berilmu.
Barangsiapa yang menginginkan akhirat, hendaklah ia berilmu.
Dan barangsiapa yang menginginkan keduanya, hendaklah ia berilmu.”
Perkataan ini menegaskan pentingnya ilmu pengetahuan dalam Islam, yang sejalan dengan semangat kemajuan di era modern.

Apakah Keunggulan Islam Berarti Merendahkan Agama Lain?
Pertanyaan ini sering muncul ketika kita membahas tentang keunggulan Islam.
Namun, penting untuk dipahami bahwa keunggulan yang dimaksud dalam kaidah ini bukan berarti merendahkan atau menganggap remeh agama lain.
Islam mengajarkan kita untuk menghormati perbedaan dan menjunjung tinggi toleransi.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:
لَا إِكْرَاهَ فِي الدِّينِ ۖ قَد تَّبَيَّنَ الرُّشْدُ مِنَ الْغَيِّ
Artinya: “Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama (Islam), sesungguhnya telah jelas (perbedaan) antara jalan yang benar dengan jalan yang sesat.” (QS. Al-Baqarah: 256)
Keunggulan yang dimaksud lebih kepada bagaimana kita sebagai umat Muslim bisa memberikan contoh yang baik dan berkontribusi positif bagi masyarakat luas.
Bagaimana Kaidah Ini Bisa Memotivasi Umat Muslim untuk Berprestasi?
Kaidah “Al-Islam Ya’lu wa La Yu’la ‘Alaihi” bisa menjadi motivasi yang kuat bagi umat Muslim untuk terus berprestasi dan berkembang.
Ini bukan tentang menjadi yang terbaik dengan mengalahkan orang lain, melainkan tentang bagaimana kita bisa menjadi versi terbaik dari diri kita sendiri.
Nabi Muhammad SAW bersabda:
خَيْرُ النَّاسِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ
Artinya: “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya.” (HR. Ahmad, no. 12995)
Dengan memahami hadits ini, kita bisa termotivasi untuk terus mengembangkan diri dan mencapai prestasi, bukan demi kebanggaan pribadi, melainkan agar bisa memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat.
Bagaimana Kita Bisa Menjaga Keseimbangan antara Keunggulan dan Kerendahan Hati?
Menjaga keseimbangan antara semangat untuk unggul dan sikap rendah hati adalah tantangan tersendiri.
Kita harus ingat bahwa keunggulan yang dimaksud dalam Islam bukan untuk membanggakan diri atau merasa lebih baik dari orang lain.
Allah SWT mengingatkan kita dalam Al-Qur’an:
وَلَا تَمْشِ فِي الْأَرْضِ مَرَحًا ۖ إِنَّكَ لَن تَخْرِقَ الْأَرْضَ وَلَن تَبْلُغَ الْجِبَالَ طُولًا
Artinya: “Dan janganlah engkau berjalan di bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya engkau tidak akan dapat menembus bumi dan tidak akan mampu menjulang setinggi gunung.” (QS. Al-Isra’: 37)
Keseimbangan bisa dijaga dengan selalu mengingat bahwa setiap keberhasilan dan keunggulan yang kita capai adalah atas izin dan karunia Allah SWT.
Apakah Ada Tantangan dalam Mengimplementasikan Kaidah Ini di Masyarakat Plural?
Mengimplementasikan kaidah “Al-Islam Ya’lu wa La Yu’la ‘Alaihi” di masyarakat yang plural memang memiliki tantangan tersendiri.
Kita harus bisa menunjukkan keunggulan Islam tanpa membuat orang lain merasa terancam atau tersisihkan.
Ini membutuhkan kebijaksanaan dan pemahaman yang mendalam tentang esensi Islam sebagai rahmatan lil ‘alamin (rahmat bagi seluruh alam).
Profesor Tariq Ramadan, seorang pemikir Islam kontemporer, menyatakan, “Keunggulan Islam harus ditunjukkan melalui etika, moral, dan kontribusi positif bagi kemanusiaan, bukan melalui klaim superioritas.”
Bagaimana Kaidah Ini Bisa Mendorong Inovasi dan Kemajuan dalam Umat Islam?
Kaidah “Al-Islam Ya’lu wa La Yu’la ‘Alaihi” bisa menjadi pendorong yang kuat bagi inovasi dan kemajuan dalam umat Islam.
Ini mengingatkan kita bahwa Islam tidak pernah menentang kemajuan, bahkan mendorong umatnya untuk terus berinovasi dan berkembang.
Sejarah mencatat bagaimana peradaban Islam pernah menjadi pusat ilmu pengetahuan dan inovasi dunia.
Kita bisa mengambil inspirasi dari semangat para ilmuwan Muslim terdahulu seperti Ibnu Sina, Al-Khawarizmi, dan Al-Biruni yang telah memberikan kontribusi besar bagi kemajuan ilmu pengetahuan dunia.
Kesimpulan
Kaidah “Al-Islam Ya’lu wa La Yu’la ‘Alaihi” bukan sekadar slogan, melainkan prinsip yang mendorong umat Muslim untuk terus berkembang dan memberikan kontribusi positif bagi dunia.
Ini bukan tentang merasa lebih baik dari yang lain, tapi tentang bagaimana kita bisa menjadi yang terbaik dalam memberikan manfaat bagi sesama.
Dengan pemahaman yang benar tentang kaidah ini, kita bisa termotivasi untuk terus berprestasi, berinovasi, dan berkontribusi positif bagi masyarakat luas, tanpa kehilangan sikap rendah hati dan toleransi terhadap perbedaan.
Penutup
Marilah kita terus semangat dalam menggali dan mengamalkan ajaran Islam.
Kaidah “Al-Islam Ya’lu wa La Yu’la ‘Alaihi” hendaknya menjadi motivasi bagi kita untuk terus belajar dan berkembang.
Semoga dengan pemahaman yang mendalam tentang kaidah ini, kita bisa menjadi Muslim yang berkualitas dan bermanfaat bagi sesama, serta mampu menunjukkan keindahan Islam melalui akhlak dan perbuatan kita sehari-hari.
Bagaimana Kita Bisa Mengamalkan Kaidah Ini dalam Kehidupan Sehari-hari?
Mari kita mulai dengan langkah-langkah kecil.
Cobalah untuk selalu melakukan yang terbaik dalam setiap pekerjaan atau tugas yang kita lakukan.
Teruslah belajar dan mengembangkan diri.
Jangan lupa untuk selalu berbagi ilmu dan manfaat dengan orang lain.
Dengan begitu, kita bisa menunjukkan keunggulan Islam melalui akhlak dan perbuatan kita sehari-hari.