Pernahkah kita mempertimbangkan sistem boarding school di pesantren untuk pendidikan anak-anak kita? Sistem ini menawarkan pengalaman belajar yang unik dan menyeluruh. Tidak hanya fokus pada akademik, tetapi juga pembentukan karakter dan keterampilan hidup.
Tulisan ini membahas tentang sistem boarding school di pesantren, manfaatnya bagi perkembangan anak, serta tantangan yang mungkin dihadapi. Berikut uraiannya:
Apa itu boarding school?
Boarding school adalah sistem pendidikan di mana siswa tinggal di asrama sekolah. Di pesantren, sistem ini telah lama diterapkan. Santri tidak hanya belajar di kelas, tetapi juga menjalani kehidupan sehari-hari di lingkungan pesantren.
Bayangkan seorang anak yang baru masuk pesantren. Ia harus beradaptasi dengan lingkungan baru, teman-teman baru, dan rutinitas baru. Tantangan ini justru menjadi kesempatan berharga untuk tumbuh dan berkembang.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اصْبِرُوا وَصَابِرُوا وَرَابِطُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
“Wahai orang-orang yang beriman! Bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung.” (QS. Ali ‘Imran: 200)
Rasulullah SAW bersabda:
“Barangsiapa menempuh suatu jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim, no. 2699)
Bagaimana dengan rutinitas?
Sistem boarding school di pesantren memiliki jadwal yang terstruktur. Dari bangun tidur hingga tidur kembali, semua aktivitas diatur dengan baik. Ini mengajarkan disiplin dan manajemen waktu kepada santri.
Misalnya, santri harus bangun pagi untuk shalat subuh berjamaah, lalu mengikuti pengajian Al-Qur’an, sarapan, sekolah formal, hingga kegiatan ekstrakurikuler di sore hari. Rutinitas ini membentuk kebiasaan baik yang akan terbawa hingga dewasa.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:
وَالْعَصْرِ ﴿١﴾ إِنَّ الْإِنسَانَ لَفِي خُسْرٍ ﴿٢﴾ إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ ٣
“Demi masa. Sungguh, manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran.” (QS. Al-‘Asr: 1-3)
Rasulullah SAW bersabda:
“Dua nikmat yang banyak manusia tertipu di dalamnya, yaitu kesehatan dan waktu luang.” (HR. Bukhari, no. 6412)
Bagaimana dengan kemandirian?
Tinggal jauh dari orang tua mengajarkan kemandirian. Santri belajar mengurus diri sendiri, dari mencuci pakaian hingga mengelola uang saku. Keterampilan hidup ini sangat berharga untuk masa depan mereka.
Seorang santri yang terbiasa mandiri akan lebih siap menghadapi tantangan kehidupan. Mereka tidak mudah menyerah dan mampu menyelesaikan masalah dengan kreatif.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:
إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا مَا بِأَنفُسِهِمْ
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri.” (QS. Ar-Ra’d: 11)
Rasulullah SAW bersabda:
“Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada mukmin yang lemah; dan pada keduanya ada kebaikan.” (HR. Muslim, no. 2664)
Bagaimana dengan sosialisasi?
Boarding school di pesantren adalah miniatur masyarakat. Santri belajar berinteraksi dengan teman-teman dari berbagai latar belakang. Mereka mengasah kecerdasan sosial dan empati dalam kehidupan sehari-hari di asrama.
Contohnya, ketika ada konflik dengan teman sekamar. Santri belajar menyelesaikan masalah secara damai, bermusyawarah, dan saling memaafkan. Keterampilan sosial ini sangat penting untuk kesuksesan di masa depan.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:
وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَىٰ ۖ وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ
“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan.” (QS. Al-Ma’idah: 2)
Rasulullah SAW bersabda:
“Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hal saling mencintai, mengasihi dan menyayangi, bagaikan satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh tubuh akan ikut terjaga dan panas (turut merasakan sakitnya).” (HR. Muslim, no. 2586)
Bagaimana dengan akademik?
Sistem boarding school memungkinkan pengawasan belajar yang lebih intensif. Santri memiliki waktu belajar yang terstruktur, didampingi oleh guru atau senior. Mereka juga dapat berdiskusi dan belajar bersama teman-teman di luar jam sekolah.
Misalnya, setelah shalat Isya, biasanya ada waktu belajar bersama. Santri yang kesulitan dalam pelajaran tertentu bisa langsung bertanya kepada teman atau pembimbing yang lebih paham.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:
يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ ۚ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ
“Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat.” (QS. Al-Mujadilah: 11)
Rasulullah SAW bersabda:
“Barangsiapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga.” (HR. Muslim, no. 2699)
Bagaimana dengan spiritual?
Pesantren menyediakan lingkungan yang kondusif untuk pertumbuhan spiritual. Rutinitas ibadah dan pengajian membantu santri membangun hubungan yang kuat dengan Allah SWT.
Seorang santri yang terbiasa bangun malam untuk tahajud atau membaca Al-Qur’an setiap hari akan memiliki ketenangan jiwa dan ketahanan mental yang lebih baik. Mereka lebih siap menghadapi ujian hidup dengan sabar dan tawakal.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:
أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
“Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar-Ra’d: 28)
Rasulullah SAW bersabda:
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya.” (HR. Ahmad, no. 12490)
Bagaimana dengan tantangan?
Tentu saja, sistem boarding school juga memiliki tantangan. Homesickness atau rindu rumah adalah hal yang wajar dirasakan santri, terutama di awal masa tinggal di pesantren. Namun, ini justru menjadi kesempatan untuk belajar mengelola emosi.
Beberapa pesantren modern kini memfasilitasi komunikasi rutin antara santri dan orang tua melalui telepon atau video call. Ini membantu mengurangi rasa rindu sambil tetap mempertahankan kemandirian santri.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:
وَلَنَبْلُوَنَّكُم بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنفُسِ وَالثَّمَرَاتِ ۗ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ
“Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah: 155)
Rasulullah SAW bersabda:
“Tidaklah seorang muslim tertimpa suatu kelelahan, atau penyakit, atau kekhawatiran, atau kesedihan, atau gangguan, bahkan duri yang melukainya melainkan Allah akan menghapus kesalahan-kesalahannya karenanya.” (HR. Bukhari, no. 5641)
Sistem boarding school di pesantren menawarkan pengalaman pendidikan yang holistik. Tidak hanya fokus pada akademik, tetapi juga pembentukan karakter, kemandirian, kecerdasan sosial, dan spiritual. Tantangan yang dihadapi justru menjadi kesempatan berharga untuk tumbuh dan berkembang.
Sebagai orang tua, kita perlu mempertimbangkan dengan seksama apakah sistem ini sesuai untuk anak kita. Pilihlah pesantren yang memiliki fasilitas memadai dan program pendidikan yang seimbang antara ilmu agama dan umum.
Mari kita dukung anak-anak kita untuk menjadi generasi yang berilmu, berakhlak mulia, dan siap menghadapi tantangan masa depan. Sistem boarding school di pesantren bisa menjadi salah satu pilihan terbaik untuk mewujudkan hal tersebut.
Mulailah dengan mencari informasi lebih lanjut tentang pesantren-pesantren berkualitas di sekitar kita. Kunjungi beberapa pesantren, bicara dengan para pengajar dan santri, serta evaluasi program pendidikan mereka. Dengan demikian, kita bisa membuat keputusan yang tepat demi masa depan cerah anak-anak kita.