
Karya Al Qurash ini memang tak banyak diketahui. Namun, sejarawan Ibn Khaldun mengungkapkan pentingnya karya tersebut. Khaldun bahkan menegaskan bahwa itu merupakan salah satu karya terbaik terkait komentar terhadap karya Abu Kamil. Kalangan cendekiawan menyatakan bahwa ini merupakan komentar berbobot. Sebab, Khaldun selain dikenal sebagai sejarawan juga memiliki kemampuan yang tinggi dalam bidang matematika. Khaldun menyebut pula bahwa tulisan Al Qurash itu merupakan karya yang paling terkenal pada masanya.
Pada masa selanjutnya, karya Al Qurash ini dipelajari dan diajarkan di wilayah Maghrib hingga abad ke-14 oleh Ibn Zakariya. Beberapa dekade kemudian, karya ini menjadi rujukan bagi Ibn al Banna dalam menulis karya terkenalnya, Kitab al-Usous wal Muqaddim fil Jabr. Serangkaian komentar bermunculan atas kepiawaian Al Qurash ini. Al Qurash dianggap te lah mampu mengenalkan metodemetode baru dalam bidang yang dikuasainya, yaitu aljabar. Terutama, pembahasan mengenai turunan.
Metode yang Al Qurash gunakan secara cepat mendapatkan pengakuan dari para sejawatnya. Banyak pakar matematika di zamannya kemudian menggunakan metode yang ia gunakan untuk membuat buku-buku teks sebagai bahan pengajaran matematika kepada murid-muridnya. Pembelajaran matematika di Bejaia juga menyentuh cendekiawan dari sejumlah wilayah yang menjalin kerja sama dagang dengan Bejaia. Di antaranya adalah Leonardo Fibonnaci. Ayahnya Leonardo sebelumnya bertanggung jawab atas pembukuan perdagangan para pedagang Pisa.
Selama di Bejaia, ia mengakui perkembangan kajian matematika sangat pesat. Lalu, Leonardo Fibonnaci dikirimkan ke sejumlah guru matematika di Bejaia untuk mendalami matematika. Hal ini juga diakui Leonardo Fibonnaci dalam karya terkenalnya, Libber Abbaci. Leonardo Fibonnaci mengatakan, setelah ayahnya ditunjuk sebagai pegawai pembukuan dan bertugas di Bejaia, dirinya dikirim ke sejumlah guru untuk belajar matematika.
Writers:Rafi Aliefanto
Sumber:republika.co.id,wikipedia.