[Khutbah Jum’at] Idul Fitri: Kembali Suci dengan Semangat Persaudaraan

Khutbah I

الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، الَّذِي خَلَقَ الْإِنْسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيْمٍ، وَجَعَلَهُ خَلِيفَةً فِي الْأَرْضِ لِيَعْمُرَهَا بِالْإِيْمَانِ وَالْعَمَلِ الصَّالِحِ. أَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى عَلَى نِعَمِهِ الَّتِي لَا تُعَدُّ وَلَا تُحْصَى، وَأَشْكُرُهُ عَلَى تَوْفِيقِهِ وَهِدَايَتِهِ.

وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، إِلٰهُ الْأَوَّلِيْنَ وَالْآخِرِيْنَ، وَرَبُّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرَضِيْنَ. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، وَصَفِيُّهُ مِنْ خَلْقِهِ وَخَلِيْلُهُ، الْمَبْعُوْثُ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ، وَالْهَادِي إِلَى الصِّرَاطِ الْمُسْتَقِيْمِ.

اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ الطَّيِّبِيْنَ الطَّاهِرِيْنَ، وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.

أَمَّا بَعْدُ، فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ، فَقَدْ قَالَ تَعَالَى فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: ﴿يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ﴾ [آل عمران: ١٠٢]

وَقَالَ تَعَالَى: ﴿إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ﴾ [الحجرات: ١٠]

وَقَالَ سُبْحَانَهُ: ﴿وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا وَاذْكُرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنْتُمْ عَلَى شَفَا حُفْرَةٍ مِنَ النَّارِ فَأَنْقَذَكُمْ مِنْهَا كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ﴾ [آل عمران: ١٠٣]

Ma’asyiral Muslimin Jama’ah Jumat Yang Berbahagia

Alhamdulillah, puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan nikmat iman dan Islam, serta kesehatan dan kesempatan bagi kita untuk berkumpul di masjid yang mulia ini untuk menunaikan salat Jumat. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, para sahabatnya, dan kepada kita semua sebagai umatnya hingga akhir zaman.

Pada kesempatan yang berbahagia ini, izinkan saya mengajak jama’ah sekalian untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT dengan menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Karena takwa adalah bekal terbaik untuk keselamatan kita di dunia dan akhirat.

Jama’ah Jumat Yang Dirahmati Allah SWT

Tema khutbah kita pada hari ini adalah “Kembali Suci dengan Semangat Persaudaraan”. Ini merupakan tema yang sangat penting untuk kita renungkan dan aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, terutama sebagai umat Islam yang mengemban amanah untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam.

Dalam perjalanan hidup, setiap manusia pasti pernah melakukan kesalahan dan dosa. Tidak ada satu pun manusia yang sempurna dan terbebas dari dosa kecuali para nabi dan rasul. Namun, Allah SWT dengan kasih sayang-Nya selalu membuka pintu taubat bagi hamba-Nya yang ingin kembali ke jalan yang benar. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:

قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ

“Katakanlah: ‘Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri! Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sungguh, Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang.'” (QS. Az-Zumar: 53)

Ayat ini menunjukkan betapa luasnya rahmat Allah SWT kepada hamba-Nya yang ingin bertaubat. Tidak ada dosa yang terlalu besar untuk diampuni selama seseorang benar-benar bertaubat dengan tulus dan tidak mengulangi kesalahannya lagi.

Jama’ah Jumat Yang Mulia

Kembali suci melalui taubat merupakan langkah awal untuk membangun kehidupan yang lebih baik. Namun, taubat tidak hanya sebatas meminta ampun kepada Allah SWT, tetapi juga meminta maaf kepada sesama manusia jika kesalahan yang kita lakukan berkaitan dengan hak-hak mereka.

Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari, Rasulullah SAW bersabda:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: مَنْ كَانَتْ لَهُ مَظْلَمَةٌ لِأَخِيهِ مِنْ عِرْضِهِ أَوْ شَيْءٍ، فَلْيَتَحَلَّلْهُ مِنْهُ الْيَوْمَ، قَبْلَ أَنْ لَا يَكُونَ دِينَارٌ وَلَا دِرْهَمٌ، إِنْ كَانَ لَهُ عَمَلٌ صَالِحٌ أُخِذَ مِنْهُ بِقَدْرِ مَظْلَمَتِهِ، وَإِنْ لَمْ تَكُنْ لَهُ حَسَنَاتٌ أُخِذَ مِنْ سَيِّئَاتِ صَاحِبِهِ فَحُمِلَ عَلَيْهِ

“Barangsiapa yang pernah berbuat zalim terhadap saudaranya, baik menyangkut kehormatannya maupun sesuatu yang lain, hendaklah ia meminta kehalalannya hari ini, sebelum datang hari yang tidak berguna lagi dinar dan dirham. Jika ia memiliki amal saleh, akan diambil darinya seukuran kezalimannya. Dan jika ia tidak memiliki kebaikan, maka kejahatan saudaranya akan diambil dan dibebankan kepadanya.”

Hadits ini mengajarkan kepada kita tentang pentingnya menyelesaikan permasalahan dengan sesama manusia sebelum kita menghadap Allah SWT di hari kiamat. Karena jika tidak, amal kebaikan kita akan diberikan kepada orang yang kita zalimi sebagai bentuk kompensasi, atau bahkan kita akan menanggung dosa-dosa mereka.

Jama’ah Jumat Yang Dirahmati Allah SWT

Persaudaraan atau ukhuwah dalam Islam memiliki kedudukan yang sangat penting. Islam mengajarkan bahwa semua muslim adalah bersaudara, sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur’an:

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ

“Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat.” (QS. Al-Hujurat: 10)

Ayat ini dengan jelas menegaskan bahwa ikatan persaudaraan sesama muslim merupakan ikatan yang suci dan harus dijaga dengan baik. Jika terjadi perselisihan di antara sesama muslim, kewajiban muslim lainnya adalah mendamaikan mereka.

Rasulullah SAW juga menekankan pentingnya persaudaraan dalam banyak haditsnya. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, beliau bersabda:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: لَا تَبَاغَضُوا، وَلَا تَحَاسَدُوا، وَلَا تَنَاجَشُوا، وَلَا تَدَابَرُوا، وَلَا يَبِعْ بَعْضُكُمْ عَلَى بَيْعِ بَعْضٍ، وَكُونُوا عِبَادَ اللهِ إِخْوَانًا، الْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ، لَا يَظْلِمُهُ، وَلَا يَخْذُلُهُ، وَلَا يَحْقِرُهُ، التَّقْوَى هَاهُنَا، وَيُشِيرُ إِلَى صَدْرِهِ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ، بِحَسْبِ امْرِئٍ مِنَ الشَّرِّ أَنْ يَحْقِرَ أَخَاهُ الْمُسْلِمَ، كُلُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ حَرَامٌ، دَمُهُ، وَمَالُهُ، وَعِرْضُهُ

“Janganlah kalian saling membenci, janganlah saling mendengki, janganlah saling menipu dalam jual beli, janganlah saling memboikot, janganlah sebagian dari kalian menjual di atas jualan sebagian yang lain, dan jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara. Muslim adalah saudara bagi muslim lainnya, ia tidak menzaliminya, tidak menelantarkannya, dan tidak merendahkannya. Takwa itu di sini (sambil menunjuk ke dadanya tiga kali). Cukuplah seseorang mendapat keburukan dengan merendahkan saudaranya sesama muslim. Setiap muslim atas muslim lainnya haram darahnya, hartanya, dan kehormatannya.”

Hadits ini menggambarkan betapa indahnya konsep persaudaraan dalam Islam. Persaudaraan yang didasari oleh ketakwaan kepada Allah SWT, bukan berdasarkan kepentingan duniawi atau ikatan darah semata.

Jama’ah Jumat Yang Dimuliakan Allah SWT

Untuk memperkuat persaudaraan antar sesama muslim, ada beberapa langkah yang dapat kita lakukan:

Pertama, menjaga lisan dari perkataan yang dapat melukai perasaan orang lain. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Rasulullah SAW bersabda:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ

“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam.”

Menjaga lisan dari perkataan yang tidak baik merupakan langkah awal dalam menjaga persaudaraan. Perkataan yang baik dapat memperkuat ikatan persaudaraan, sedangkan perkataan yang buruk dapat merusaknya.

Kedua, menghindari prasangka buruk terhadap sesama muslim. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَب بَّعْضُكُم بَعْضًا أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَن يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَّحِيمٌ

“Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa. Dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain, dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sungguh Allah Maha Penerima taubat, Maha Penyayang.” (QS. Al-Hujurat: 12)

Ayat ini dengan tegas melarang kita untuk berprasangka buruk, mencari-cari kesalahan orang lain, dan menggunjing. Ketiga hal tersebut dapat merusak persaudaraan dan menimbulkan perpecahan di kalangan umat Islam.

Ketiga, saling membantu dalam kebaikan dan ketakwaan. Allah SWT berfirman:

وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ

“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah sangat berat siksa-Nya.” (QS. Al-Maidah: 2)

Ayat ini mengajarkan kita untuk saling membantu dalam kebaikan dan ketakwaan, dan melarang kita untuk saling membantu dalam berbuat dosa dan permusuhan. Dengan saling membantu dalam kebaikan, ikatan persaudaraan akan semakin kuat.

Jama’ah Jumat Yang Dimuliakan Allah SWT

Di era globalisasi dan kemajuan teknologi seperti sekarang ini, tantangan untuk menjaga persaudaraan semakin besar. Media sosial dan berbagai platform digital lainnya dapat menjadi sarana untuk memperkuat persaudaraan, tetapi juga dapat menjadi pemicu perpecahan jika tidak digunakan dengan bijak.

Kita sering melihat berbagai ujaran kebencian, berita hoaks, dan fitnah yang tersebar dengan cepat melalui media sosial. Hal ini dapat merusak persaudaraan dan menimbulkan perpecahan di kalangan umat Islam. Oleh karena itu, kita harus bijak dalam menggunakan media sosial dan memastikan bahwa apa yang kita bagikan adalah informasi yang benar dan bermanfaat.

Dalam Al-Qur’an, Allah SWT memperingatkan kita untuk berhati-hati terhadap informasi yang kita terima:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِن جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَن تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَى مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ

“Wahai orang-orang yang beriman! Jika seseorang yang fasik datang kepadamu membawa suatu berita, maka telitilah kebenarannya, agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena kebodohan (kecerobohan), yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu itu.” (QS. Al-Hujurat: 6)

Ayat ini mengajarkan kita untuk selalu memverifikasi kebenaran informasi yang kita terima sebelum mempercayai dan menyebarkannya kepada orang lain. Dengan demikian, kita dapat mencegah terjadinya fitnah dan perpecahan yang dapat merusak persaudaraan.

Jama’ah Jumat Rahimakumullah

Persaudaraan dalam Islam tidak hanya terbatas pada sesama muslim, tetapi juga mencakup hubungan baik dengan sesama manusia secara umum. Dalam istilah yang sering kita dengar, ada tiga tingkatan persaudaraan yang harus kita jaga dengan baik:

Pertama, ukhuwah Islamiyah, yaitu persaudaraan sesama muslim. Persaudaraan ini didasari oleh kesamaan akidah dan tauhid.

Kedua, ukhuwah wathaniyah, yaitu persaudaraan sebangsa dan setanah air. Persaudaraan ini didasari oleh kesamaan tanah air dan nasib sebagai satu bangsa.

Ketiga, ukhuwah basyariyah, yaitu persaudaraan kemanusiaan. Persaudaraan ini didasari oleh kesamaan sebagai makhluk Allah SWT yang berasal dari satu nenek moyang, yaitu Adam dan Hawa.

Ketiga tingkatan persaudaraan ini harus kita jaga dengan baik, karena sebagai muslim, kita diperintahkan untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam (rahmatan lil ‘alamin). Rasulullah SAW sendiri telah memberikan contoh bagaimana menjaga hubungan baik dengan pemeluk agama lain, sebagaimana tercermin dalam Piagam Madinah yang merupakan konstitusi pertama yang mengatur hubungan antar berbagai komunitas di Madinah, termasuk komunitas Yahudi.

Jama’ah Jumat Yang Dirahmati Allah SWT

Untuk menjaga dan memperkuat persaudaraan, kita juga perlu mengembangkan sikap pemaaf dan lapang dada. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:

وَلْيَعْفُوا وَلْيَصْفَحُوا أَلَا تُحِبُّونَ أَن يَغْفِرَ اللَّهُ لَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ

“Dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak suka bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (QS. An-Nur: 22)

Ayat ini mengajarkan kita untuk memaafkan kesalahan orang lain dan berlapang dada. Sebagaimana kita mengharapkan ampunan dari Allah SWT atas kesalahan-kesalahan kita, demikian pula kita harus memaafkan kesalahan orang lain terhadap kita.

Selain itu, kita juga perlu mengembangkan sikap rendah hati dan menghindari kesombongan. Allah SWT berfirman:

وَلَا تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلَا تَمْشِ فِي الْأَرْضِ مَرَحًا إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ

“Dan janganlah kamu memalingkan wajah dari manusia (karena sombong) dan janganlah berjalan di bumi dengan angkuh. Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membanggakan diri.” (QS. Luqman: 18)

Sikap sombong dapat menghalangi seseorang untuk menerima kebenaran dan memaafkan kesalahan orang lain, sehingga dapat merusak persaudaraan. Sebaliknya, sikap rendah hati dapat memperkuat ikatan persaudaraan dan menciptakan suasana harmonis dalam bermasyarakat.

Jama’ah Jumat Yang Dimuliakan Allah SWT

Mari kita jadikan hari ini sebagai momentum untuk memperbarui komitmen kita dalam menjaga persaudaraan dengan sesama. Mari kita buang jauh-jauh prasangka buruk, kedengkian, dan permusuhan yang dapat merusak persaudaraan. Mari kita bangun komunikasi yang baik, saling menghormati, dan saling membantu dalam kebaikan dan ketakwaan.

Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari dan Muslim, Rasulullah SAW bersabda:

عَنِ النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيرٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ، مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى

“Perumpamaan orang-orang beriman dalam hal saling mencintai, saling menyayangi, dan saling mengasihi adalah seperti satu tubuh. Apabila satu anggota tubuh merasakan sakit, maka seluruh tubuh ikut merasakan dengan tidak bisa tidur dan demam.”

Hadits ini mengajarkan kepada kita bahwa persaudaraan di antara umat Islam haruslah seperti satu tubuh yang saling merasakan satu sama lain. Jika satu bagian merasakan sakit, maka seluruh tubuh akan merasakannya juga. Demikian pula dalam persaudaraan, jika saudara kita mengalami kesulitan, kita seharusnya ikut merasakan dan berusaha membantunya.

Semoga Allah SWT memberikan petunjuk kepada kita untuk dapat menjaga persaudaraan dengan baik dan membangun kembali kesucian jiwa kita melalui sikap pemaaf dan rendah hati. Dan semoga kita semua dapat meraih kebahagiaan di dunia dan di akhirat melalui ikatan persaudaraan yang kuat dan tulus.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

Khutbah II

Jama’ah Jumat Yang Dimuliakan Allah SWT,

Persaudaraan merupakan nikmat yang sangat besar yang dianugerahkan Allah SWT kepada kita sebagai umat Islam. Melalui ikatan persaudaraan, kita dapat merasakan kebahagiaan bersama dalam keimanan dan ketakwaan. Namun, persaudaraan juga merupakan tanggung jawab yang harus kita jaga dengan baik.

Pada saat ini, kita hidup di era globalisasi yang ditandai dengan kemajuan teknologi informasi. Teknologi ini dapat menjadi sarana untuk memperkuat persaudaraan, tetapi di sisi lain juga dapat menjadi pemicu perpecahan jika tidak digunakan dengan bijak. Oleh karena itu, mari kita gunakan teknologi informasi untuk hal-hal yang positif, seperti menyebarkan ilmu pengetahuan, dakwah, dan nilai-nilai kebaikan, bukan untuk menyebarkan ujaran kebencian atau fitnah yang dapat merusak persaudaraan.

Selain itu, mari kita memperkuat persaudaraan melalui sikap saling menghormati dan menghargai perbedaan. Indonesia adalah negara yang kaya akan keberagaman suku, agama, ras, dan golongan. Keberagaman ini merupakan anugerah yang harus kita syukuri dan jaga dengan baik. Dengan sikap saling menghormati dan menghargai perbedaan, kita dapat hidup berdampingan dengan damai dan harmonis.

Mari juga kita memperkuat persaudaraan melalui sikap saling memaafkan dan lapang dada. Setiap manusia pasti pernah melakukan kesalahan, baik disengaja maupun tidak. Dengan sikap pemaaf dan lapang dada, kita dapat mengatasi berbagai konflik dan permasalahan yang muncul dalam hubungan sosial kita.

Semoga Allah SWT senantiasa memperkuat ikatan persaudaraan di antara kita dan mengampuni segala dosa dan kesalahan kita. Semoga kita semua dapat menjadi pribadi yang suci dan diberkahi oleh Allah SWT.

اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ.

وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ فِي الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.

اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ.

اَللّٰهُمَّ اهْدِنَا فِيْمَنْ هَدَيْتَ، وَعَافِنَا فِيْمَنْ عَافَيْتَ، وَتَوَلَّنَا فِيْمَنْ تَوَلَّيْتَ، وَبَارِكْ لَنَا فِيْمَا أَعْطَيْتَ، وَقِنَا شَرَّ مَا قَضَيْتَ، إِنَّكَ تَقْضِيْ وَلَا يُقْضَى عَلَيْكَ، وَإِنَّهُ لَا يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ، وَلَا يَعِزُّ مَنْ عَادَيْتَ، تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ، فَلَكَ الْحَمْدُ عَلَى مَا قَضَيْتَ، نَسْتَغْفِرُكَ وَنَتُوْبُ إِلَيْكَ.

اَللّٰهُمَّ اجْعَلْنَا مِنْ عِبَادِكَ الصَّالِحِيْنَ، وَجَنِّبْنَا الْفِتَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، وَثَبِّتْنَا عَلَى الْإِسْلَامِ وَالْإِيْمَانِ حَتَّى نَلْقَاكَ عَلَيْهِ غَيْرَ شَاكِّيْنَ وَلَا مُرْتَابِيْنَ وَلَا مُغَيِّرِيْنَ وَلَا مُبَدِّلِيْنَ.

اَللّٰهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَذِلَّ الشِّرْكَ وَالْمُشْرِكِيْنَ، وَانْصُرْ عِبَادَكَ الْمُوَحِّدِيْنَ، وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ، وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ الْمُسْلِمِيْنَ.

اَللّٰهُمَّ أَلِّفْ بَيْنَ قُلُوْبِنَا، وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِنَا، وَاهْدِنَا سُبُلَ السَّلَامِ، وَنَجِّنَا مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّوْرِ، وَجَنِّبْنَا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، وَبَارِكْ لَنَا فِيْ أَسْمَاعِنَا وَأَبْصَارِنَا وَقُلُوْبِنَا وَأَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا، وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ، وَاجْعَلْنَا شَاكِرِيْنَ لِنِعَمِكَ، مُثْنِيْنَ بِهَا عَلَيْكَ، قَابِلِيْنَ لَهَا، وَأَتِمَّهَا عَلَيْنَا.

اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ.

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ.

فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ، وَاللهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ.

Pendaftaran Santri Baru