Search
Close this search box.
Search
Close this search box.

Hukuman Fisik Bukanlah Cara Efektif Untuk Mendisiplinkan Anak

Hukuman fisik untuk anak, apalagi memukul dianggap sebagai cara yang keliru untuk mendisiplinkan anak.Meski begitu, masih ada sebagian orangtua yang menerapkannya karena berbagai alasan. Salah satu dalih yang dipakai adalah anak terlalu “nakal” dan sulit diatur.
Hukuman berupa memukul tubuh, menampar, mengancam, dan mempermalukan anak, bukan hanya tidak efektif tapi juga merusak mental.
Strategi pendisiplinan yang bersifat menyerang, termasuk memukul dan berteriak pada anak, minimal efektif dalam jangka pendek dan tidak jangka panjang.
Menurut bukti-bukti penelitian terbaru, hukuman fisik yang diterima anak terkait dengan meningkatnya perilaku negatif, berdampak pada pola pikir, psikososial, dan emosional.
Banyak cara untuk mendisiplinkan anak berdasarkan kelompok usia nya. Misalnya saja untuk anak usia kurang dari setahun, cara terbaik adalah menggendong anak dan memindahkannya ke tempat lain, atau mengalihkan perhatiannya. Seringkali hanya itu yang dibutuhkan anak dan bisa ditangani anak.
Untuk anak yang lebih besar, misalnya balita atau usia prasekolah, orangtua bisa menerapkan strategi time-out atau menyuruh anak diam di sudut ruangan untuk memikirkan perilaku “salahnya” selama beberapa menit sesuai usia anak.
Cobalah untuk tak terlalu memberi perhatian ketika mereka melakukan perilaku buruk dan berikan hadiah untuk perilaku yang baik. Bentuknya bisa pujian, pelukan, atau memberi waktu lebih banyak untuk bermain bersama anak.
Tujuan dari strategi time-out dan bentuk hukuman lain adalah membuat anak bisa meregulasi diri sendiri. Sehingga mereka bisa mengontrol dan mengatur perilakunya sendiri.
Sedangkan untuk anak usia 6 tahun ke atas kita dapat memberikan hukuman yang dapat menambah hafalannya, dengan cara memberikan hafalan surat ataupun doa doa pilihan, yang secara tidak langsung dapat mempengaruhi prilaku dan aspek rohaninya.
(Santri Tv/Rafi)

Pendaftaran Santri Baru