Berkah Tersembunyi di Balik Menjaga Silaturahmi

 

Silaturahmi—menjalin dan menjaga hubungan kekerabatan—merupakan praktik yang sangat dijunjung tinggi dalam berbagai budaya, khususnya dalam tradisi Islam. Di balik kegiatan yang terlihat sederhana ini tersimpan banyak berkah dan manfaat yang mungkin tidak kita sadari.

Ketika kita menyempatkan waktu untuk mengunjungi saudara, teman, atau tetangga, kita sebenarnya tidak hanya mempererat ikatan sosial, tetapi juga memberikan dampak positif bagi kesehatan mental dan fisik kita. Penelitian menunjukkan bahwa orang yang memiliki jaringan sosial yang kuat cenderung memiliki tingkat stres yang lebih rendah dan hidup lebih panjang.

Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, Rasulullah SAW bersabda:

مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ وَيُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ

“Barangsiapa yang ingin dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung silaturahmi.” Hadits ini dengan jelas menunjukkan hubungan antara silaturahmi dengan keberkahan hidup berupa rezeki dan umur.

Dalam riwayat lain dari Abu Hurairah RA, Nabi Muhammad SAW bersabda:

تَعَلَّمُوا مِنْ أَنْسَابِكُمْ مَا تَصِلُونَ بِهِ أَرْحَامَكُمْ فَإِنَّ صِلَةَ الرَّحِمِ مَحَبَّةٌ فِي الْأَهْلِ مَثْرَاةٌ فِي الْمَالِ مَنْسَأَةٌ فِي الْأَثَرِ

“Pelajarilah nasab (garis keturunan) kalian untuk menyambung silaturahmi, karena silaturahmi itu menimbulkan kecintaan dalam keluarga, menambah harta, dan memperpanjang umur.” (HR. Tirmidzi)

Silaturahmi juga membuka pintu rezeki. Ketika kita memperluas jaringan hubungan sosial, kita juga memperluas kesempatan dan peluang dalam hidup. Entah itu peluang karir, bisnis, atau sekadar mendapatkan informasi berharga, semuanya dapat bermula dari obrolan ringan saat bersilaturahmi.

Lebih dari itu, silaturahmi mengajarkan kita tentang empati dan pengertian. Dengan mendengarkan cerita dan pengalaman orang lain, kita belajar melihat dunia dari sudut pandang yang berbeda, memperkaya wawasan, dan menumbuhkan sikap toleransi.

Nabi Muhammad SAW juga menekankan pentingnya menjaga silaturahmi bahkan dengan orang yang memutuskannya. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, beliau bersabda:

لَيْسَ الْوَاصِلُ بِالْمُكَافِئِ وَلَكِنْ الْوَاصِلُ الَّذِي إِذَا قُطِعَتْ رَحِمُهُ وَصَلَهَا

“Bukanlah penyambung silaturahmi itu orang yang membalas kebaikan, tetapi penyambung silaturahmi itu adalah orang yang apabila hubungan kekerabatannya diputuskan, ia menyambungnya.”

Dalam era digital yang serba cepat ini, kualitas hubungan kita dengan sesama sering terkorbankan demi efisiensi. Mungkin sudah saatnya kita kembali menghargai praktik silaturahmi yang telah berabad-abad membentuk dan menjaga keharmonisan masyarakat kita, sesuai dengan ajaran dan teladan yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW.

 

Pendaftaran Santri Baru