Bagaimana Menjaga Keharmonisan Umat di Tengah Perbedaan Politik?

Pernahkah Anda merasakan ketegangan dalam hubungan pertemanan atau kekeluargaan hanya karena perbedaan pilihan politik? Atau mungkin Anda pernah menyaksikan perdebatan sengit di media sosial yang berujung pada saling hujat antar pendukung calon pemimpin? Fenomena ini semakin sering kita jumpai, terutama menjelang momentum politik seperti pemilihan umum.

Tulisan ini membahas tentang pentingnya menjaga keharmonisan umat di tengah perbedaan pendapat politik, dampak negatif dari perselisihan, serta cara-cara bijak dalam menyikapi perbedaan berdasarkan ajaran Islam.

Berikut uraiannya:

Mengapa Perbedaan Pendapat Sering Memicu Konflik?

Perbedaan pendapat, khususnya dalam hal politik, sering kali menjadi pemicu konflik di masyarakat. Hal ini terjadi karena beberapa faktor. Pertama, politik erat kaitannya dengan kepentingan dan ideologi yang diyakini seseorang. Ketika ada pihak lain yang berbeda pandangan, hal ini bisa dianggap sebagai ancaman terhadap keyakinan atau kepentingan tersebut.

Kedua, kurangnya pemahaman bahwa perbedaan adalah hal yang wajar dan bahkan diperlukan dalam kehidupan bermasyarakat. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:

وَلَوْ شَاءَ رَبُّكَ لَجَعَلَ النَّاسَ أُمَّةً وَاحِدَةً ۖ وَلَا يَزَالُونَ مُخْتَلِفِينَ

“Dan jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah Dia menjadikan manusia umat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat.” (QS. Hud: 118)

Ayat ini menunjukkan bahwa perbedaan pendapat adalah fitrah manusia yang telah Allah tetapkan. Namun, ketidakpahaman akan hal ini sering membuat orang merasa harus memaksakan pendapatnya kepada orang lain.

Bagaimana Menyikapi Perbedaan Politik dengan Bijak?

Menyikapi perbedaan politik dengan bijak adalah kunci untuk menjaga keharmonisan umat. Kita perlu memahami bahwa setiap orang memiliki hak untuk menentukan pilihan politiknya sendiri. Yang terpenting adalah bagaimana kita tetap menjaga adab dan etika dalam berinteraksi.

Nabi Muhammad SAW memberikan teladan yang sangat baik dalam hal ini. Beliau selalu mengedepankan sikap lemah lembut dan bijaksana dalam menghadapi perbedaan pendapat. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim (nomor 2593), Rasulullah SAW bersabda:

مَنْ حُرِمَ الرِّفْقَ حُرِمَ الْخَيْرَ

“Barangsiapa yang tidak memiliki sifat lemah lembut, maka ia tidak memiliki kebaikan.”

Foto; Studi banding Pengurus Organisasi Santri Ibad ar-Rahman ke Pesantren Darunnajah 2 Cipining – 2024.

Bagaimana Islam Memandang Keberagaman Pendapat?

Islam memandang keberagaman pendapat sebagai sesuatu yang positif dan bisa menjadi rahmat. Hal ini tercermin dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Baihaqi:

اخْتِلَافُ أُمَّتِي رَحْمَةٌ

“Perbedaan pendapat di antara umatku adalah rahmat.” (HR. Baihaqi)

Keberagaman pendapat, jika disikapi dengan bijak, dapat memperkaya wawasan dan mendorong kemajuan pemikiran. Dalam konteks politik, perbedaan pandangan bisa menjadi mekanisme check and balance yang sehat bagi pemerintahan.

Apa Dampak Negatif dari Perselisihan Politik?

Perselisihan politik yang tidak terkendali dapat membawa dampak negatif yang serius. Di antaranya adalah rusaknya persatuan umat, merenggangnya hubungan sosial, bahkan bisa berujung pada konflik fisik. Selain itu, energi masyarakat banyak terkuras untuk hal-hal yang tidak produktif.

Allah SWT memperingatkan kita dalam Al-Qur’an:

وَلَا تَنَازَعُوا فَتَفْشَلُوا وَتَذْهَبَ رِيحُكُمْ ۖ وَاصْبِرُوا ۚ إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ

“Dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Anfal: 46)

Apa Pentingnya Menjaga Persatuan dalam Keberagaman?

Menjaga persatuan dalam keberagaman adalah kunci kekuatan umat. Persatuan tidak berarti keseragaman, melainkan kesatuan hati dan tujuan meski dalam keragaman pendapat. Sebagaimana dikatakan oleh Ali bin Abi Thalib, “Orang-orang itu musuh terhadap apa yang tidak mereka ketahui.”

Dengan menjaga persatuan, kita bisa fokus pada tujuan yang lebih besar, yaitu kemaslahatan umat dan bangsa, bukan terpecah dalam perselisihan yang tidak perlu.

Bagaimana Menghindari Perpecahan Akibat Perbedaan Politik?

Untuk menghindari perpecahan, kita perlu membangun kesadaran bahwa perbedaan politik adalah hal yang wajar. Kita juga perlu meningkatkan literasi politik agar bisa bersikap lebih dewasa. Selain itu, penting untuk selalu mengedepankan etika dan adab dalam berdiskusi atau menyampaikan pendapat.

Imam Syafi’i pernah berkata, “Pendapatku benar tapi mungkin salah, dan pendapat orang lain salah tapi mungkin benar.” Sikap seperti inilah yang perlu kita tumbuhkan untuk mencegah perpecahan.

Bagaimana Membangun Toleransi di Tengah Perbedaan?

Membangun toleransi dimulai dari kesadaran bahwa setiap orang memiliki latar belakang dan pengalaman yang berbeda, yang mempengaruhi cara pandang mereka. Kita perlu belajar untuk mendengarkan dan memahami perspektif orang lain, meski berbeda dengan kita.

Nabi Muhammad SAW mengajarkan kita untuk selalu bersikap baik kepada sesama, sebagaimana dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari (nomor 6018):

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ

“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia berkata baik atau diam.”

Apa Ajaran Al-Qur’an tentang Menyikapi Perbedaan?

Al-Qur’an mengajarkan kita untuk bersikap adil dan bijaksana dalam menghadapi perbedaan. Allah SWT berfirman:

وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَآنُ قَوْمٍ عَلَىٰ أَلَّا تَعْدِلُوا ۚ اعْدِلُوا هُوَ أَقْرَبُ لِلتَّقْوَىٰ

“Dan janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa.” (QS. Al-Maidah: 8)

Ayat ini mengajarkan kita untuk tetap bersikap adil, bahkan terhadap orang atau kelompok yang berbeda pendapat dengan kita.

Bagaimana Mempertahankan Ukhuwah Islamiyah di Tahun Politik?

Mempertahankan ukhuwah Islamiyah di tahun politik bisa dilakukan dengan beberapa cara. Pertama, selalu mengingat bahwa persaudaraan sesama Muslim lebih penting daripada perbedaan politik. Kedua, menghindari ujaran kebencian dan fitnah terhadap kelompok yang berbeda pilihan. Ketiga, fokus pada isu-isu yang menyatukan, bukan yang memecah belah.

Bagaimana Menghindari Fanatisme Berlebihan dalam Berpolitik?

Fanatisme berlebihan dalam politik bisa dihindari dengan beberapa cara. Pertama, perluas wawasan dengan membaca dari berbagai sumber yang kredibel. Kedua, bersikap kritis terhadap informasi yang diterima, jangan mudah terprovokasi. Ketiga, selalu ingat bahwa tujuan politik adalah kemaslahatan bersama, bukan kemenangan satu kelompok atas yang lain.

Apa Teladan Nabi Muhammad dalam Menghadapi Perbedaan?

Nabi Muhammad SAW memberikan teladan yang sangat baik dalam menghadapi perbedaan. Beliau selalu mengedepankan dialog dan musyawarah, bukan pemaksaan kehendak. Beliau juga mengajarkan untuk tetap berbuat baik kepada orang yang berbeda pendapat.

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim (nomor 2598), Rasulullah SAW bersabda:

الْمُؤْمِنُ الَّذِي يُخَالِطُ النَّاسَ وَيَصْبِرُ عَلَى أَذَاهُمْ أَعْظَمُ أَجْرًا مِنَ الْمُؤْمِنِ الَّذِي لَا يُخَالِطُ النَّاسَ وَلَا يَصْبِرُ عَلَى أَذَاهُمْ

“Orang mukmin yang bergaul dengan manusia dan bersabar atas gangguan mereka, lebih besar pahalanya daripada orang mukmin yang tidak bergaul dengan manusia dan tidak bersabar atas gangguan mereka.”

Kesimpulan

Menjaga keharmonisan umat di tengah perbedaan politik bukanlah hal yang mustahil. Kuncinya adalah memahami bahwa perbedaan adalah fitrah, mengedepankan etika dan adab dalam berdiskusi, serta selalu mengingat bahwa persaudaraan sesama Muslim lebih penting daripada perbedaan politik. Dengan sikap yang bijak dan toleran, kita bisa mewujudkan perbedaan yang menjadi rahmat, bukan perpecahan.

Penutup

Marilah kita terus belajar dan mengembangkan diri untuk menjadi pribadi yang lebih bijak dalam menyikapi perbedaan. Semoga dengan pemahaman yang lebih baik tentang pentingnya menjaga keharmonisan di tengah perbedaan, kita bisa berkontribusi dalam menciptakan masyarakat yang damai dan toleran. Ingatlah bahwa tujuan kita bersama adalah kemaslahatan umat dan bangsa.

Bagaimana Kita Bisa Mulai Mempraktikkan Sikap Bijak dalam Perbedaan Politik?

Mari kita mulai dari diri sendiri dengan selalu mengedepankan etika dan adab dalam berdiskusi politik. Biasakan untuk mendengarkan pendapat orang lain dengan terbuka, dan sampaikan pendapat kita dengan santun. Ajak keluarga dan teman-teman untuk berdialog dengan penuh kearifan. Dengan begitu, kita bisa menjadi agen perubahan yang memulai terciptanya iklim politik yang sehat dan bermartabat.

Pendaftaran Santri Baru